Virus Corona
Tanggapan Pengusaha soal Keputusan Mendadak Anies Baswedan Berlakukan PSBB Lagi: Ini Sulit
Sarman Simanjorang menjelaskan bahwa keputusan PSBB di Jakarta cukup sulit bagi para pengusaha.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
"Harapan kami juga beberapa stimulus dan relaksasi yang selama ini diberikan pengusaha itu kalau bisa diperpanjang sampai akhir tahun depan," ucap Sarman.
• Menentang PSBB DKI Jakarta, Arief Poyuono Sebut Anies Tak Koordinasi dengan Pusat: Masyarakat Panik
Lihat videonya mulai menit ke-3:25:
Alasan Anies 'Tarik Rem Mendadak'
Sebelumnya, di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (10/9/2020), Anies Baswedan mengungkap alasannya menarik 'rem mendadak' bagi Jakarta.
Anies menjelaskan, dirinya terpaksa kembali menerapkan PSBB lantaran Jakarta mengalami kenaikan penambahan kasus Covid-19 secara signifikan.

• Anies Baswedan Tarik Rem Darurat PSBB, Jakarta Balik ke Masa Awal Pandemi Mulai 14 September
"'Rem darurat' akhirnya ditarik oleh Pemprov DKI, dari berbagai hal, argumen utama, harus menarik lagi itu karena apa?' tanya Najwa Shihab.
"Jadi kita menyaksikan angka kasus aktif dalam sebulan terakhir ini sempat turun lalu meningkat dengan cukup tajam."
"Jadi dalam dua minggu ini kasusnya meningkat cukup tajam," jelas Anies.
Anies menjelaskan bahwa kebannyakan pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG).
"Kasus aktif itu artinya orang yang terpapar sudah dirawat atau diisolasi, jumlahnya sekarang di Jakarta ada 11.245 orang," sambungnya.
Meski kebanyakan pasien tak bergejala, namun 15 persen pasien bergejala sedang dan berat di antaranya tetap membutuhkan perawatan
"Kasus aktif seperti ini berdasarkan pengalaman kita selama enam bulan ini 50 persen tanpa gejala, 35 persen gejala ringan, 15 persen gejala sedang atau berat."
"Nah yang 15 persen gejala sedang atau berat ini mereka yang membutuhkan pelayanan atau perawatan," jelasnya.
• Penularan Covid-19 di Jakarta Semakin Meningkat, Anies Baswedan: Kita Mendeteksi Banyak
Menurut Anies, kenaikan penderita Covid-19 di Jakarta terus meningkat meski pelan-pelan.
"Dari data yang kita miliki semenjak pertengahan Agustus atau Agustus awal terus sampai dengan September awal itu trennya meningkat terus, steady, pelan tapi terus meningkat," kata dia.
Dari perhitungannya bersama para ahli, jika terus-terusaan meningkat maka rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 akan penuh.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa pihaknya juga mau tak mau menambah rumah sakit rujukan di Jakarta.