Terkini Nasional
Sebut Demokrasi Penuh Ancaman, Refly Harun Singgung 2 Pengkritik Abadi SBY yang Kini Dukung Jokowi
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai sistem demokrasi saat ini bukan lagi seperti bentuk demokrasi yang sesungguhnya.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai kondisi demokrasi saat ini bukan lagi bentuk demokrasi yang sesungguhnya.
Menurutnya, sistem demokrasi sekarang ini sudah diwarnai dengan banyaknya ancaman yang menyertainya.
Hal itu diungkapkan dalam tayangan Youtube pribadinya, Refly Harun, Minggu (6/9/2020).

• Jumlah Testing Covid-19 Belum Merata, Perintah Khusus Jokowi pada Menkes: Perencanaan Harus Betul
• Sebut Ada Nomena dalam Kontroversi Puan, Rocky Gerung: Sepaket dengan Megawati, Jokowi dan PDIP
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun kemudian membandingkannya dengan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, pada era SBY, sistem demokrasi masih terjaga dengan baik.
Dikatakannya setiap orang masih bebas dalam melancarkan kritik, baik kepada SBY sendiri, maupun pemerintah secara umum.
Selain itu, para pengkritik tersebut juga tidak lantas mendapatkan serangan balik dari orang-orang tak dikenal, yang saat ini dikenal dengan nama buzzer.
Refly Harun mencontohkan dua nama pengkritik berat SBY, yakni Fadjroel Rachman dan Boni Hargens.
Sikap dari keduanya tidak pernah dipersoalkan, dan bahkan saat ini justru menjadi bagian di dalam pemerintahannya Jokowi.
"Demokratisasi relatif lebih terpelihara, artinya ketika mengkritik SBY itu autopilot, SBY itu macam-macam, tidak ada serangan yang luar biasa kepada mereka yang melontarkan kritik," ujar Refly Harun.
"Bahkan orang-orang yang sekarang mengendors Jokowi dikenal sebagai pengkritik abadi Presiden SBY, seperti Boni Hargens, Fadjroel Rachman dan sebagainya dan biasa saja, tidak ada konsekuensi apa-apa," jelasnya.
• Ungkap Perbedaan Jokowi Periode Pertama dan Kedua, Refly Harun: Dari Sederhana Sudah Menjadi Elitis
Sementara itu, Refly Harun menilai kondisi demokrasi sudah berbeda di bawah pemerintahan Jokowi.
Para pengkritik justru mendapatkan serangan dan juga ancaman dari para buzzer.
"Tetapi hari ini ada perasaan bahwa ketika anda ngomong yang keras terhadap Presiden Jokowi, maka anda akan diserang orang-orang yang unidentification," kata Refly Harun.
"Tetapi kemudian kelompok-kelompok tersebut bisa jadi memang dipelihara oleh kakak pembina, oleh orang-orang istana, oleh kekuatan negara," imbuhnya.
"Itulah sebabnya demokrasi kita penuh dengan ancaman," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 15.06