Breaking News:

Terkini Nasional

Sebut Ada 'Nomena' dalam Kontroversi Puan, Rocky Gerung: Sepaket dengan Megawati, Jokowi dan PDIP

Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya terkait pernyataan kontroversi yang diucapkan oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Kolase Kompas.com/TSARINA MAHARANI/Instagram @rocky.gerung
Kolase Pengamat Politik, Rocky Gerng (kanan) dan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani (kiri). Rocky sebut ada 'nomena' di balik Kontroversi Puan terhadap masyarakat Minang Sumatera Barat. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya terkait pernyataan kontroversi yang diucapkan oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Statement dari Puan Maharani dianggap memberikan tudingan negatif kepada Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), yakni tidak mendukung Negara Pancasila.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menilai ada 'nomena' atau sesuatu yang tidak terlihat di balik fenomena yang dilakukan oleh Puan Maharani.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (5/9/2020).

Pengamat Politik Rocky Gerung ikut memberikan tanggapannya terkait statement kontroversial dari Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (5/9/2020).
Pengamat Politik Rocky Gerung ikut memberikan tanggapannya terkait statement kontroversial dari Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (5/9/2020). (Youtube/Rocky Gerung Official)

Singgung Puan, Rocky Gerung Sebut Masyarakat Minang Menyakini PDIP akan Kalah di Pilkada Sumbar 2020

Sesalkan Sikap PDIP yang Bela Puan Maharani, Rocky Gerung: Bukan Bela-membela, tapi soal Rasa Batin

Dirinya mengatakan bahwa nomenanya adalah merupakan bentuk ketidakpuasan ataupun sebuah kebencian terhadap penguasa atau pemerintah saat ini.

"Artinya di belakang suatu yang terlihat sebagai fenomena, ada nomena atau yang tidak terlihat," ujar Rocky Gerung.

"Yang tidak terlihat itu adalah sinisme terhadap istana sebetulnya yang direalisasikan melalui ucapan Puan, jadi sekali lagi ini akumulasi saja," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung justru merasa kasihan dengan apa yang sedang dialami Puan Maharani.

Bahkan dirinya juga memberikan pembelaan terkait pernyataan yang menuai sorotan dari Ketua DPR RI itu.

Rocky Gerung menyakini bahwa apa yang disampaikan oleh Puan itu tidak mempunyai maksud dan tujuan untuk menyoroti masyarakat Sumbar.

Meski begitu, ia menilai Puan tetap memiliki kesalahan lantaran kurang bijak dalam menyampaikan sesuatu hal.

"Sebetulnya saya kasihan juga Puan, sebetulnya dia enggak layak dapat hukuman itu karena mungkin sekali kurang bijak mengucapkan kalimat itu," ungkapnya.

"Tapi saya kira dia enggak maksudkan untuk menghina."

Kontroversi Puan, Cagub Mulyadi akan Komunikasikan dengan PDIP soal Nasib di Pilkada Sumbar 2020

Lebih lanjut, Rocky Gerung memahami bahwa apapun maksud yang sebenarnya dari Puan tidak akan menyurutkan niatan bagi pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan rezim penguasa saat ini.

Terlebih menurutnya, Puan sendiri masuk di dalam lingkaran Partai PDI Perjuangan, bersama Ketua Umum yang sekaligus merupakan ibunya, Megawati Soekarnoputri dan juga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia menyebut bahwa Puan sudah satu paket dengan Megawati dan Jokowi.

"Namun demikian susah untuk kita hambat arus yang menganggap bahwa Puan, Mega, PDIP, Jokowi itu satu paket," kata Rocky Gerung.

"Jadi ini memang sebetulnya paket yang kebetulan tali yang paling lemah adalah Puan, karena dia mengucapkan," tutupnya.

Simak videonya mulai menit ke- 1.17

Sesalkan Sikap PDIP yang Bela Puan Maharani

Dalam kesempatan sama, Rocky Gerung mengaku menyesalkan sikap dari Partai PDI Perjuangan (PDIP) terkait persoalan yang sedang dialami oleh Ketua DPP, Puan Maharani.

Seperti yang diketahui, statament dari Puan Maharani menjadi sorotan lantaran bernada tudingan kepada masyarakat Minang, Sumatera Barat (Sumbar), yakni tidak mendukung Negara Pancasilais.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung mempertanyakan alasan PDIP yang justru memberikan pembelaan kepada Puan Maharani.

Hal itu diungkapkan dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (5/9/2020).

 Cagub Sumbar Mulyadi Luruskan soal Kontroversi Puan Maharani dan Pengembalian Dukungan PDIP

Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung menegaskan bahwa dalam hal ini tidak bertujuan untuk mencari siapa yang benar dan salah.

Oleh karenanya, tidak seharusnya PDIP justru memberikan pembelaan dan menganggap Puan tidak bersalah.

Menurut Rocky Gerung yang dibutuhkan adalah bagaimana langkah PDIP untuk bisa meredam situasi yang terjadi akibat pernyataan yang dilontarkan oleh Puan.

"Yang saya kira justru konyol adalah PDIP kemudian berbaris tegak untuk membela Puan," ujar Rocky Gerung.

"Padahal ini bukan soal bela-membela, ini soal rasa batin manusia Padang," tegasnya.

"Dan itu enggak bisa dibela dengan pernyataan, itu musti dengan kerelaan untuk mengakui lalu cari cara untuk berdamai," jelas Rocky Gerung.

Sementara itu menanggapi sikap dari masyarakat Minang yang diwakili oleh anak-anak mudanya dengan membawa ke ranah hukum, menurut Rocky Gerung ada maksud tertentu.

Dikatakannya selain memang untuk mencari keadilan tetapi juga kemungkinan untuk menguji kualitas dari Undang-undang ITE.

Yakni apakah memang Undang-undang tersebut mempan untuk menjerat para penguasa itu sendiri.

 Soal Kontroversi Puan Maharani, Refly Harun Singgung Geopolitik Sumbar: PDIP Tidak Terlalu Laku

"Tapi kalau perdamaian itu hendak diselesaikan secara hukum juga itu masuk akal," katanya.

"Karena anak-anak muda Minang sebetulnya mau menguji apakah Undang-udang ITE itu berlaku imparsial, ternyata polisi menolak kan itu dianggap sebagai delik pers," ungkap Rocky Gerung.

"Akhirnya bertumbuh lagi kecurigaan kenapa kalau soal paket kekuasaan kita dianggap kurang memenuhi unsur delik, sehingga ditolak oleh Bareskrim," lanjutnya.

Namun setelah laporan tersebut sudah ditolak, Rocky Gerung menyakini bahwa sikap dari kepolisian memberikan atau menambah keyakinan soal kondisi hukum di Tanah Air.

Maka dari itu, tidak bisa dipungkiri ketika banyak isu-isu miring yang kemudian ditujukkan kepada pemerintah, di antaranya menjadi objek pengecualian sasaran hukum.

"Lalu dihubungkan lagi pengetahuan publik bahwa polisi memang favoritisme kalau urusan kaum radikal yang dituduh radikal langsung diproses," kata Rocky Gerung.

"Kalau kekuasaan yang lakukan kesalahan tidak. Jadi bertumbuh terus isu semacam itu," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Puan MaharaniPDIPRocky GerungJokowiMegawati SoekarnoputriSumatera Barat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved