Pilpres 2024
Agus Yudhoyono Jawab Rencana di Pilpres 2024: Kalau Memang Ada yang Membutuhkan Kehadiran AHY
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan jawaban terkait rencana di kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan jawaban terkait rencana di kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Dilansir TribunWow.com, AHY mengaku masih akan melihat bagaimana situasi dan kondisi yang akan terjadi dua sampai tiga tahun ke depan.
Hal itu disampaikan dalam tayangan Youtube Kabar Siang 'tvOne' Jumat (28/8/2020).

• Refly Harun Singgung KAMI untuk Kejar Pilpres 2024, Gatot Nurmantyo: Maaf Kasar, Coba Logika Kamu
• Dicky Chandra Sempat Bingung dan Tak Percaya Giring Maju di Pilpres 2024, Berharap Tak Jadi Boneka
Dalam kesempatan itu, AHY mengaku tidak bisa menjawabnya dengan buru-buru lantaran menyangkut tugas penting di republik ini.
Sehingga tentu harus dengan pertimbangan yang tidak asal-asalan.
"Saya harus melihat situasinya dan kalau pertanyaan itu kan gampang dijawab iya atau tidak," ujar AHY.
"Tetapi saya tidak ingin kemudian menyesali atas jawaban saya yang tidak saya pikirkan dengan baik," jelasnya.
Menurutnya, yang terpenting saat ini hanya bisa melakukan semua persiapan dengan baik dan matang menuju tahun 2024 nanti.
Selain itu, di satu sisi, dirinya juga mengaku sedang mempunyai tanggung jawab besar untuk membangun dan kembali mengangkat kejayaan partai.
Termasuk yang terdekat adalah kontestasi Pilkada 2020 pada 9 Desember 2020 mendatang.
"Bagi saya mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan segala tantangan, jatuh bangun dan saya harus enjoy the process," ungkapnya.
"Yang harus saya lewati ini tentu khas tidak sama dengan yang telah dilewati oleh Pak SBY, para tokoh-tokoh politik lainnya," imbuh AHY.
• Soal Isu Gatot Nurmantyo Maju Pilpres 2024, Pengamat Politik M Qodari: Belum Cukup Kuat
Namun AHY tidak bisa menolak andai nantinya pada tahun 2024 mendapatkan panggilan dan juga mempunyai dukungan dari masyarakat untuk memimpin Tanah Air ini.
"Saya harus melewatinya dengan baik dan kalau memang ada panggilang tugas tertentu, ada yang membutuhkan kehadiran kita AHY di negeri ini, tentu saya harus mempersiapkan dengan baik," jelasnya mantap.
Simal videonya mulai menit ke- 7.15
ICW Sebut AHY Minim Isu Dinasti Politik
Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai isu dinasti politik tidak kental dalam Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat diundang dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (23/7/2020).
Diketahui sebelumnya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, mengajukan diri dalam Pilkada 2020 berdampingan dengan Teguh Prakosa.

• Bantah Jokowi Ikut Campur, Projo Tegaskan Gibran Sendiri yang Ingin Maju Pilkada: Bukan Mau Dia
Donal Fariz meyakini langkah Gibran bertujuan melanggengkan dinasti politik dalam jejak Jokowi.
"Sangat jelas. Ini adalah bagian dinasti politik," tegas Donal Faris.
Ia memberi contoh pada putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Diketahui AHY sempat mengajukan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
"Mungkin kita bisa terdekat, lah. Pilkada DKI misalnya, ada AHY anak Pak SBY adalah bagian dari dinasti," ungkit Donal.
"Tapi menjadi tidak kental suasana dinastinya pada waktu itu," lanjutnya.
Menurut dia, saat itu isu dinasti politik tidak terlalu menjadi perhatian karena SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden.
"Sulit membantah AHY adalah anaknya (SBY). Tapi yang terjadi adalah Pak SBY menunjuk anaknya post-power, setelah dia state down dan turun dari kekuasaan," paparnya.
Ia menilai hal ini yang membedakan SBY dengan Jokowi yang masih menjabat.

• Pasangan Bagyo Wahyono dan FX Suparjo Muncul sebagai Calon Penantang Gibran: Kita Itu Wong Cilik
"Ini masih berkuasa, aktif menjadi presiden di periode kedua," sindirnya.
Peneliti ICW tersebut menilai Jokowi terkesan mencampuradukkan jabatan dengan urusan politik pribadi.
"Saya melihat sudah tumpang-tindih antara Istana mengurusi rakyat di masa pandemi dengan Istana mengurusi anaknya untuk pencalonan Wali Kota Solo," ungkap Donal.
Ia memberi contoh pada Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang secara khusus dipanggil Jokowi ke Istana.
Diketahui Achmad Purnomo sempat digadang-gadang akan diajukan PDIP dalam pilkada sebelum pilihan jatuh kepada Gibran.
"Kedatangan Pak Purnomo ke Istana atas permintaan Pak Jokowi sendiri, artinya ada tugas ganda mengurusi rakyat dan mengurus anak dalam konteks politik," jelas Donal.
"Ini menurut saya dilematis. Pak Presiden marah-marah tolong serius, jadi ketawa-ketawa menterinya sekarang," sindirnya.
Lihat videonya mulai menit 4:20
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)