Terkini Internasional
Curahan Hati Keluarga Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru: Aksimu Karakter Seorang Pengecut
Di hadapan Brenton Tarrant, Ahad Nabi mengutarakan isi hatinya yang kehilangan sang ayah akibat peristiwa penembakan masjid di Christchurch
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Duka masih dirasakan oleh korban penembakan massal di Selandia Baru (New Zealand), pada Jumat (15/3/2019) silam.
Total 51 orang tewas akibat aksi terorisme yang dilakukan oleh Brenton Tarrant yang membabi buat menembaki para jemaah muslim di dua masjid di Christchurch, yakni Masjid Al Noor dan Masjid Linwood.
Pada Senin (24/8/2020) lalu, sejumlah keluarga korban penembakan hadir di pengadilan mengeluarkan isi hati mereka di depan terpidana Tarrant, yang telah divonis menjalani masa hukuman seumur hidup di balik jeruji.

• Sadar Penuh dan Tidak Menyesal Bunuh 1 Keluarga di Sukoharjo, Henry Tak Buru-buru Pergi dari TKP
Dikutip dari YouTube Evening Standard, Rabu (26/8/2020), Ahad Nabi adalah satu dari sekian banyak keluarga yang kehilangan akibat peristiwa penembakan tersebut.
Ahad kehilangan ayahnya yakni Haji Nabi, yang kala itu tengah beribadah di masjid saat penembakan terjadi.
Di depan tersangka pembunuh ayahnya, Ahad mencurahkan isi hati dan kemarahannya.
Tak ada air mata mengalir dari wajah Ahad saat membacakan isi hatinya di depan tersangka.
Emosi amarah tampak ditujukan oleh pria berbadan kekar itu kepada tersangka yang menembaki ayahnya dan puluhan umat muslim lainnya.
"Kau menyakiti ayahku, tapi kau tak akan bisa mengambilnya dariku," ucap Ahad.
"Kau mungkin menyakitinya secara fisik, tapi kau memberikan kesempatan ayah saya untuk menjadi martir dan Beliau kini telah berpulang kembali ke Allah."
Ahad menegaskan dirinya tidak akan pernah memaafkan tersangka atas aksi terorisme tersebut.
"Kau menembaki orang-orang tak berdaya, orang-orang yang tak sadar tentang apa yang sedang terjadi," ucap dia.
"Aksimu adalah karakter seorang pengecut."
"Saya tidak memaafkanmu atas apa yang kamu perbuat," lanjutnya.
Ia lalu menyinggung soal keinginan Tarrant untuk membuat dunia menjadi rasis di mana hanya satu ras yang berkuasa.