Terkini Daerah
Ahli Psikologi Forensik Soroti Sosok DM Eksekutor Penembak Bos Pelayaran: Perasaannya Ikut Terlibat
Sosok DM (50) menjadi eksekutor pembunuhan Pengusaha Pelayaran, Sugianto (51) di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (25/8/2020).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Sosok DM (50) menjadi eksekutor pembunuhan Pengusaha Pelayaran, Sugianto (51) di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (25/8/2020).
Sebagaimana diketahui pembunuhan itu didalangi oleh karyawati administrasi Sugianto, NL.
Di acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne pada Senin (25/8/2020), Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri menyoroti bagaimana DM menembak korban.
• Oknum Wartawan Ikut Jadi Otak Pembunuhan Bos di Kelapa Gading, Sempat Latih Eksekutor untuk Menembak
Reza menilai bahwa DM sebagai sosok pembunuh bayaran tipe 1 yang tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan tepat.
Mulanya, Reza menjelaskan bahwa kondisi saat DM melancarkan aksinya sebenarnya cukup mendukung.
Aksi pembunuhan pada siang hari itu sebenarnya membuat jarak pandang pada sasaran lebih jelas.
Selain itu posisi korban juga cukup dekat dengan eksekutor.
"Aksi pembunuhannya dilakukan dalam jarak sedemikian dekat nyaris point blank."
"Kedua sasaran dalam kondisi tidak bergerak jadi statis, ketiga dilakukan pada siang hari sehingga tidak ada halangan terhadap penglihatan," kata Reza.
Menurut Reza lingkungan sekitar sebenarnya membuat DM sangat mudah melakukan aksinya.
Namun mengapa DM tidak berhasil membunuh Sugianto dalam sekali tembakan.
• Berlagak Kerasukan Arwah Ayahnya, Modus NL agar Tersangka Lain Mau Bantu Bunuh Bos di Kelapa Gading
"Keempat lingkungan sekitar juga tidak menganggu operasi si eksekutor, empat hal yang sebetulnya sempurna untuk menciptakan situasi di mana seluruh peluru mengenai tubuh sasaran," katanya.
Tembakan yang meleset dinilai Reza sebagai kegagalan eksekutor.
Eksekutor gagal menganggap korbannya sebagai sesuatu yang bukan manusia.
"Tapi dalam kasus ini dari sekian banyak peluru yang diletuskan sekian banyak meleset ini boleh jadi pertanda bahwa si pelaku si eksekutor mendehumanisasi targetnya."