Terkini Nasional
Bergabung dengan Gerakan KAMI, Gatot Nurmantyo Ungkap Sumpahnya di ILC: Maka Saya Harus Bangkit
Gatot Nurmantyo mengungkap alasannya bergabung dalam gerakan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) .
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Gatot mengatakan bahwa dirinya bersumpah atas nama pribadi bukan prajurit.
Sehingga ketika dirinya kini sudah menjadi Purnawirawan, ia merasa masih terikat dengan sumpah tersebut.
Gatot menuturkan bahwa rakyat akhirnya berhasil membangun sebuah negara dengan undang-undang dan Pancasila di dalamnya.
• Jelaskan soal Korban dari Sebuah Sistem di ILC, Prof Salim Said: Agar Anda Tak Memaki Jokowi
Jika undang-undang dan Pancasila diubah maka ia merasa negara Indonesia juga telah diubah.
Hal itulah yang lantas membuat Gatot merasa kini harus bangkit dan bersuara.
"Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan pembukaannya itulah dasar negara itu Ketuhanan yang Maha Esa itu dan seterusnya."
"Kalau itu diubah maka Indonesia ini berubah, maka saya harus bangkit sebagai pertanggungjawaban nanti di Padang Mahsyar saya ditanya kamu pernah disumpah tanggung jawabmu apa?" tegasnya.
Purnawirawan 76 tahun ini menambahkan, jika yang pensiun masih mencoba bertanggung jawab maka orang-orang yang masih aktif menjalankan tugasnya harus makin bertanggung jawab.
"Pensiunan saja harus bertanggung jawab dengan sumpahnya apalagi yang masih aktif? Ini minimal saya bisa memperingatkan," lanjutnya.
• Eep Saefulloh Gunakan Masker Bebaskan Jerinx saat Berbicara di ILC, Dilepas setelah Selesai
Lihat videonya mulai menit ke-1:14:
Gatot Ingatkan soal Proxy War pada Deklarasi KAMI
Pada kesempatan lain, Gatot mengingatkan ancaman perang proksi atau proxy war di Indonesia .
Hal itu dikatakan Gatot saat memberikan pesan-pesan dalam acara deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).
"Pada tanggal 10 Maret 2014 saya berkesempatan dialog dengan civitas akademika Universitas Indonesia," kata Gatot dikutip dari akun Youtube Realita TV, Selasa (18/8/2020).
"Saya berbicara antara lain tentang proxy war, yang kini telah menjadi ancaman luar biasa terhadap kedaulatan suatu bangsa," lanjut dia.
Gatot menilai, penguasaan dari negara lain tidak hanya bisa dilakukan secara fisik, bisa juga melalui proxy.