Breaking News:

HUT Kemerdekaan RI

Sambut HUT ke-75 RI, Agus Trihatmoko: Momentum Strategis Sistem Perekonomian Murakabi Dibangun

Menjelang Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, Ekonom Universitas Surakarta menyampaikan pentingnya perspektif ekonomi murakabi.

Dok Pribadi Dr. R. Agus Trihatmoko (Ekonom Universitas Surakarta)
Dr. R. Agus Trihatmoko (Ekonom Universitas Surakarta) 

Implikasinya, konsumtif menjadi produktif, kemahalan harga produk menurun, bunga keuangan menjadi deviden rakyat, sehingga menekan laju inflasi ke depannya. 

Suatu kemungkinan kapitalisme korporasi dan negara pembawa investasi di Indonesia sekarang akan berlangsung lama seperti zaman kolonialisme Nusantara.

Sejarah akan terulang ataupun tidak, tergantung kehendak seluruh warga bangsa, dan terutama oleh pemerintah selaku pemegang mandat rakyat.

Kepemilikan saham rakyat terhadap ratusan korporasi besar di Indonesia adalah wujud mimpi perjuangan para Pahlawan Bangsa Indonesia.

Tahun 1946 hingga 1949 adalah saksi pertumpahan darah para pahlawan yang berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Para pejuang kala itu mengerti dan sadar tidak ingin lagi bangsa Indonesia hidup di bawah kapitalisme Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. 

Cukup jelas arah ekonomi murakabi adalah penerus kehendak perjuangan perekonomian bangsa agar rakyatnya merdeka dari kapitalisme ekonomi.

Merdeka artinya semua warga negara memiliki kesetaraan dalam menjalankan roda perekonomian dan kepentingan sosial hidupnya.

Kesetaraan antar individual masyarakat adalah mayoritas, di atas pemilik modal besar yang minor sebagai memimpin manajemen korporasinya.

Itulah arti kesetaraan ekonomi, sehingga kedaulatan ekonomi Indonesia sepenuhnya berada di tangan rakyat semesta.

Implikasi ganda dari kedaulatan ekonomi yaitu menyatu-eratkan nasionalisme bangsa.

Serta, kehidupan hormonis dengan bangsa-bangsa lain yang menjalankan bisnis di Indonesia.

Seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke saling terikat kepentingan ekonominya di berbagai tubuh korporasi.      

Tersirat istilah kolonial lama masih melekat dalam kultural perekonomian yaitu majikan atau tuan dengan hambanya, atau istilah modernnya juragan atau konglomerat dengan karyawan dan buruhnya.

Kepemilikan saham oleh rakyat akan mengubah dikotomi tersebut menjadi peradaban baru yaitu semua rakyat adalah Tuan di negerinya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Agus TrihatmokoUniversitas SurakartaHUT Kemerdekaan RIEkonomi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved