HUT Kemerdekaan RI
Sambut HUT ke-75 RI, Agus Trihatmoko: Momentum Strategis Sistem Perekonomian Murakabi Dibangun
Menjelang Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, Ekonom Universitas Surakarta menyampaikan pentingnya perspektif ekonomi murakabi.
Editor: Rekarinta Vintoko
Tergerusnya kedaulatan rakyat atas kekayaan ekonomi negara saat sekarang “serupa namun tidak sama persis” dengan masa kolonialisme.
• Promo Spesial HUT Kemerdekaan RI dari 19 Brand Ternama, Hush Puppies, Swarovski hingga Van
Penguasaan atau pembebasan lahan untuk industri perkebunan, ekploitasi hutan, pembangunan infrastruktur dan industri, dan eksplorasi sumber daya alam adalah “keserupaan imperialisme kelompok kapitalis”.
Masyarakat hanya sebagai obyek dari pembangunan ekonomi, belum berpartisipasi sebagai subjeknya.
Membangun kedaulatan ekonomi rakyat memang tak akan pernah menemukan jawaban, jika pemikiran neoliberalisme – sistem ekonomi kapitalis menjadi acuannya.
Situasi politis pada zaman sejarah kolonial yaitu adanya pikiran tertentu yang pro dan kontra dengan pemerintahan Hindia Belanda.
Urusannya menjadi rumit ketika masa itu dimanfaatkan oleh pihak Belanda dengan politik taktik adu domba.
Lebih parah lagi, masuknya Jepang tiga setengah tahun penjajahannya terhadap bangsa kita.
Saat sekarang diperlukan kembali membuka Wawasan Nusantara akan mendapat solusi dari masalah kapitalisme, yaitu murakabisme.
Saham rakyat terhadap korporasi-korporasi besar adalah murakabi atau memberikan keuntungan-makmur dan menempatkan rakyat berdaulat di atas tumpah darahnya.
Tanpa adanya pergolakan perang fisik antar umat manusia, yang dalam sejarah telah menghacurkan korporasi-korporasi besar dan negara yang saling berkepentingan.
• Kronologi Seorang Warga Ditembak oleh Orang Tak Dikenal di Papua, Pelaku Pura-pura Pinjam Pulpen
Kondisi setelah 75 tahun Indonesia merdeka angka kemiskinan masih tinggi, dan juga 27 jutaan rakyat di bawah garis kemiskinan, ini sebelum krisis pandemi Covid-19.
Sementara, terdaftar sekelompok kaya di Indonesia dengan kekayaan triliunan.
Belum lagi, akumulatif ribuan triliun aset korporasi swasta nasional dan multinasional beroperasi menghegemoni perekonomian nasional, dan sebagai pemimpin pasar.
“Beberapa kali saya sampaikan pada masa krisis hebat ini adalah momentum strategis sistem perekonomian murakabi dibangun," tulis Agus seperti rilis yang diterima TribunWow.com.
Partisipasi saham oleh publik dapat memperingan masalah keuangan APBN, dan korporasi-korporasi.