Virus Corona
Selain Kelelawar, Ilmuwan juga Teliti Tikus sebagai Penyebar Virus Corona ke Manusia
Para ilmuwan hingga kini masih memelajari soal penyebaran hingga asal mula dari Virus Corona.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Dari 70 lokasi yang dijadikan sampel, virus terdeteksi di 58 lokasi.
Di antaranya virus pada tikus liar ditemukan di 24 lokasi dan 17 dari 28 lokasi peternakan hewan pengerat, dan 16 dari 17 lokasi peternakan kelelawar guano, serta satu lokasi kelelawar pteropid alami.
Kendati virus yang ditemukan bukan patogen manusia, tapi para ilmuwan mengatakan buruknya kondisi hewan yang ditangkap.
Percampuran spesies yang berbeda dan kontak konsumen dengan pedagang dapat meningkatkan risiko virus menular ke manusia.
Dalam beberapa kasus yang diteliti, kelelawar atau avian coronavirus ditemukan pada hewan pengerat yang hidup di peternakan hewan liar.
Di tempat ini, percampuran spesies dalam tempat yang sama meningkatkan risiko penggabungan virus, sehingga risiko penularan pada manusia juga semakin tinggi.
• Sama-sama Bucin dengan Aurel, Atta Halilintar Kasmaran: Kita Merasa Dunia Ini Milik Kita Berdua
"Proporsi sampel yang tinggi ini menyoroti pada keterpaparan manusia pada virus dari satwa liar," kata peneliti dalam makalah yang diterbitkan di jurnal PLOS One ini.
Studi ini merekomendasikan pembatasan pembunuhan, pembiakan komersial, pengangkutan, pembelian, penjualan, penyimpanan, pemrosesan dan konsumsi hewan liar untuk meminimalisir risiko kesehatan masyarakat di masa depan.
Sebab, ternak dan orang yang hidup dalam kontak dekat dengan hewan pengerat, kelelawar, dan burung yang menyebarkan virus memberikan peluang untuk penularan intra dan antar spesies, sehingga berpotensi pada rekombinasi Virus Corona. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Hanya Kelelawar, Potensi Penyebaran Virus Corona juga Ada pada Tikus".