Virus Corona
Selain Kelelawar, Ilmuwan juga Teliti Tikus sebagai Penyebar Virus Corona ke Manusia
Para ilmuwan hingga kini masih memelajari soal penyebaran hingga asal mula dari Virus Corona.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Para ilmuwan hingga kini masih memelajari soal penyebaran hingga asal mula dari Virus Corona.
Disebutkan, Virus Corona menyebar luas di beberapa jaringan perdagangan hewan liar.
Studi baru menyoroti tentang peningkatan risiko penularan penyakit seperti Covid-19 ke manusia.
• Pesan Jerinx SID sebelum ke Rutan: Saya Dipenjara Tak Apa, Penting Tak Ada Lagi Ibu Kehilangan Anak
Studi ini didasarkan pada analisis hewan yang dikumpulkan para peneliti di Vietnam selatan antara tahun 2013 dan 2014, seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (12/8/2020).
Para ilmuwan menemukan berbagai jenis Virus Corona pada kelelawar dan tikus yang dijual di pasar untuk dimakan.
Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa perilaku manusia itu dapat memfasilitasi penyebaran virus, seperti Virus Corona, dari hewan ke manusia.
Rantai perdagangan satwa liar dari lapangan ke restoran dan konsumen akhir memberikan banyak peluang untuk terjadinya limpahan penularan virus.
Pandemi saat ini, kata ilmuwan, adalah contoh terbaru bagaimana Virus Corona yang berasal dari hewan telah menyebabkan penyakit mematikan pada manusia.
Wabah sindrom pernapasan akut yang parah pada tahun 2003, kemungkinan disebabkan oleh Virus Corona yang berasal dari kelelawar.
Sedangkan unta adalah inang utama dari virus yang kemudian menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).
Sementara, wabah Covid-19 pertama kali dilaporkan di pasar makanan laut dan hewan di kota Wuhan, China bagian tengah.
Meski sumber pasti virus SARS-CoV-2 belum jelas, namun penelitian menunjukkan kemungkinan besar berasal dari kelelawar di Asia.
Penulis studi baru ini juga termasuk berasal dari kelompok non-pemerintah dari Wildlife Conservation Society dan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam.
• Bocah 14 Tahun Dihamili dan Dibawa Kabur Seorang Duda, Keluarga Sempat Mencari ke Hotel tapi Tak Ada
Ilmuwan juga periksa tikus
Selain meneliti kelelawar yang dipelihara, ilmuwan juga memeriksa tikus liar yang dijual sebagai makanan di pasar dan restoran di tiga provinsi di Vietnam selatan.
Dari 70 lokasi yang dijadikan sampel, virus terdeteksi di 58 lokasi.
Di antaranya virus pada tikus liar ditemukan di 24 lokasi dan 17 dari 28 lokasi peternakan hewan pengerat, dan 16 dari 17 lokasi peternakan kelelawar guano, serta satu lokasi kelelawar pteropid alami.
Kendati virus yang ditemukan bukan patogen manusia, tapi para ilmuwan mengatakan buruknya kondisi hewan yang ditangkap.
Percampuran spesies yang berbeda dan kontak konsumen dengan pedagang dapat meningkatkan risiko virus menular ke manusia.
Dalam beberapa kasus yang diteliti, kelelawar atau avian coronavirus ditemukan pada hewan pengerat yang hidup di peternakan hewan liar.
Di tempat ini, percampuran spesies dalam tempat yang sama meningkatkan risiko penggabungan virus, sehingga risiko penularan pada manusia juga semakin tinggi.
• Sama-sama Bucin dengan Aurel, Atta Halilintar Kasmaran: Kita Merasa Dunia Ini Milik Kita Berdua
"Proporsi sampel yang tinggi ini menyoroti pada keterpaparan manusia pada virus dari satwa liar," kata peneliti dalam makalah yang diterbitkan di jurnal PLOS One ini.
Studi ini merekomendasikan pembatasan pembunuhan, pembiakan komersial, pengangkutan, pembelian, penjualan, penyimpanan, pemrosesan dan konsumsi hewan liar untuk meminimalisir risiko kesehatan masyarakat di masa depan.
Sebab, ternak dan orang yang hidup dalam kontak dekat dengan hewan pengerat, kelelawar, dan burung yang menyebarkan virus memberikan peluang untuk penularan intra dan antar spesies, sehingga berpotensi pada rekombinasi Virus Corona. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Hanya Kelelawar, Potensi Penyebaran Virus Corona juga Ada pada Tikus".