Terkini Daerah
Penjelasan BMKG soal Wilayah Jateng dan DIY yang Tiba-tiba Diguyur Hujan saat Musim Kemarau
Hujan dengan intensitas sedang mengguyur sebagian wilayah Jawa Tengah dan DIY pada Selasa (11/8/2020) malam.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa menjelang dan pada puncak musim kemarau, langit pada umumnya cerah atau hampir tidak ada awan pada sepanjang hari.
Kondisi tersebut menyebabkan energi matahari tidak banyak mengalami halangan untuk masuk permukaan bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi terasa lebih hangat.
“Beberapa hari belakangan (langit) hampir tidak ada awan, clear. Ketika tidak ada perawanan, energi masuk tanpa menghalangi sehingga udara terasa panas dan kering,” ungkapnya ketika dihubungi Tribunjateng.com, Minggu (26/7/2020).
Sedangkan pada malam hari energi yang diserap akan dilepaskan kembali langit dan bisa berlangsung lebih maksimal karena langit yang cerah.
• Peringatan Dini BMKG Besok, Kamis 13 Agustus 2020: Waspada Gelombang Sangat Tinggi di Selatan Banten
Dengan begitu udara menjadi terasa lebih dingin dibanding musim sebelumnya.
“Pelepasan energi matahari yang terserap oleh bumi pada malam hingga dini harinya tidak terhalangi awan, itulah kenapa udara menjadi dingin,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan mengapa saat mendung atau langit berawan tebal suhu udara justru terasa lebih hangat.
“Energi matahari saat dilepaskan bumi ada yang terhalangi awan kemudian ada yang memantul kembali ke bawah.
Efek saling memantul itu yang bikin udara lebih panas dan gerah.
Energi matahari ketika melewati sesuatu sebenarnya ada yang diserap dan ada yang dipantulkan kembali,” tandasnya.
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Gelombang Tinggi
Sementara itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan di Indonesia.
Dikutip Tribunjogja.com dari laman BMKG, peringatan dini potensi gelombang tinggi dikeluarkan mulai Senin (10/8/2020) hingga Rabu (12/8/2020).
Berikut perairan yang berpotensi terjadi gelombang tinggi antara 1,25 meter-2,5 meter
Selat Malaka bagian utara
Perairan timur Kep Simeulue-Kepulauan Mentawai
Laut Sawu bagian utara
Selat Ombai
Perairan Selatan Kupang
Selat Karimata
Laut Jawa
Perairan selatan Kalimantan
Perairan utara Kep Kangean
Selat Makassar bagian selatan
Laut Sumbawa
Perairan Kep Selayar
Perairan Kep Sermata-Kep Tanimbar
Laut Arafuru
Tinggi Gelombang 2,5 -4,0 Meter