Breaking News:

Virus Corona

Di ILC, Pandu Riono sampai Tak Berani Sebutkan Puncak Pandemi Corona: Saya Tidak Tahu Lagi

Pakar Epidemiologi Pandu Riono enggan memprediksi puncak pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Capture YouTube Indonesia Lawyers Club
Pakar Epidemiologi Pandu Riono enggan memprediksi puncak pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia, dalam ILC, Selasa (11/8/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Pandu Riono enggan memprediksi puncak pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (11/8/2020).

Menurut Pandu, penanganan pandemi di Indonesia masih sangat kurang jika dibandingkan negara-negara lain.

Tim gugus Tugas Covid-19 menyiagakan sebuah mobil ambulans untuk membawa kembali jasad pasien Covid-19 yang sebelumnya diambil paksa pihak keluarga, Jumat (26/6/2020).
Tim gugus Tugas Covid-19 menyiagakan sebuah mobil ambulans untuk membawa kembali jasad pasien Covid-19 yang sebelumnya diambil paksa pihak keluarga, Jumat (26/6/2020). (KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY)

Kisah Pilu Ayah dan Anak Sesama Dokter di Solo Positif Covid-19, sang Ayah Akhirnya Meninggal Dunia

"Indonesia nomor tiga terbawah sebagai negara yang aman," ungkap Pandu Riono.

"Artinya kita masih belum berhasil mengendalikan pandemi," jelasnya.

Ia mempertanyakan isu gelombang dua pandemi yang terus-menerus digaungkan.

Menurut Pandu, saat ini pun Indonesia belum mencapai puncak gelombang pertama.

"Yang dilempar itu isu hati-hati dengan gelombang kedua, padahal gelombang pertama saja belum selesai," komentar ahli epidemiologi tersebut.

"Kita masih terus naik," lanjut Pandu.

Melihat angka kasus yang terus bertumbuh, Pandu enggan memprediksi kapan puncak pandemi di Indonesia.

Ia mengungkit kemungkinan pandemi di Indonesia baru benar-benar selesai pada tahun depan.

"Saya sering bilang, kalau saya ditanya kapan puncaknya, saya sudah tidak tahu lagi kapan puncaknya," ungkap pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu.

"Akan terus naik kita, mungkin sampai tahun depan pun kita akan masih mendaki," lanjut Pandu.

"Artinya apa? Artinya kita gagal menangani pandemi," tegasnya.

Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Jawa Timur Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Khofifah: Mulai 18 Agustus

Pandu lalu membandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang sudah mulai membuka diri terhadap pemulihan.

"Kenapa kita enggak bisa berhasil seperti Thailand? Kenapa kita tidak bisa berhasil seperti Vietnam?" tanya Pandu.

"Kita enggak serius. Kenapa kita enggak serius? Karena tidak direspons sebagai suatu negara," lanjutnya.

Ia menilai penanganan pandemi harus ditangani langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pandu menyebutkan selama ini urusan pandemi diserahkan kepada badan lain.

"Negara itu adalah presiden. Jadi Pak Jokowi harus memimpin langsung," paparnya.

"Orang sudah bilang Pak Jokowi mimpin langsung. Tapi kemudian apa? Didelegasikan ke komite, didelegasikan ke Satgas," jelas Pandu.

Menurut Pandu, hal itu membuat kebijakan terkait pandemi menjadi tidak maksimal dilaksanakan.

"Bagaimana bisa menerapkan aturan? Bagaimana bisa menyerapkan anggaran? Satgas itu cuma bisa bikin surat edaran," sindirnya.

Lihat videonya mulai menit ke-1.00:

BUMN Siapkan Produksi Vaksin

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan kabar baik terkait penanganan Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, kabar baik dari Erick Thohir tersebut adalah tentang penemuan vaksin Covid-19.

Dalam acara Mata Najwa, Rabu (5/8/2020), Erick Thohir merencanakan vaksin Covid-19 bisa mulai diedarkan pada awal tahun depan, yakni sekitar Januari dan Februari 2021.

 Erick Thohir dan Nadiem Makarim Kompak Mengaku Stres, Najwa Shihab: Kayaknya Itu Jujur Sekali

Menurut Erick Thohir, sejauh ini semua persiapan sudah dimatangkan oleh Bio Farma yang juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari beberapa negara lain.

Dan dikatakannya sudah memasuki tahap persiapan uji klinis fase ketiga.

Dirinya menyakini dan optimis produksi vaksin Covid-19 bisa mulai dikerjakan pada akhir tahun yakni pada bulan Desember 2020.

Erick Thohir mengatakan Bio Farma yang saat ini sudah mempunyai kapasitas pembuatan vaksin sebanyak 100 juta akan ditingkatkan sampai Desember 2020 menjadi 250 juta produksi.

Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) menjawab pertanyaan Najwa Shihab (kanan) tentang 'orang titipan' di BUMN, dalam acara Mata Najwa, Rabu (5/8/2020).
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) menjawab pertanyaan Najwa Shihab (kanan) tentang 'orang titipan' di BUMN, dalam acara Mata Najwa, Rabu (5/8/2020). (Capture YouTube Najwa Shihab)

"Karena itu sejak awal, kami melihat Bio Farma sebagai perusahaan yang sudah menciptakan vaksin dari tahun 1890 dan punya track record yang mendunia sudah punya market 150 negara dan 75 persen vaksin polio itu merupakan capktik marketnya Bio Farma," ujar Erick Thohir menjelaskan.

"Kesempatan yang ini kita coba lakukan upgrading di Bio Farma yang tadinya kapasitasnya 100 juta untuk Covid-19 kita mau jadikan 250 juta di Desember," imbuhnya.

"Alhamdulillah confirm bisa."

 Erick Thohir Beberkan Kebiasaan Jokowi yang Buatnya Terheran, Najwa: Kesayangan Presiden

Mendengar kabar baik tersebut, Najwa Shihab lantas menanyakan sekaligus memastikan apakah pada bulan Desember vaksin sudah siap untuk didistribusikan.

Namun menurut Erick Thohir, pada bulan Desember 2019 masih dalam masa produksi.

Sehingga diperkirakan paling lambat sebanyak 250 juta vaksin akan selesai pada bulan Februari dan siap untuk dilakukan imunisasi kepada masyarakat Indonesia.

"Jadi timeline-nya di Desember vaksin itu bisa siap," tanya Najwa Shihab memastikan.

"Produksinya 250 juta siap di Desember, tapi kebutuhan kita lebih dari 250 juta per tahun," imbuhnya.

"Karena itu uji klinik tiga ini yang kita kita pastikan on time semuanya, supaya di bulan Januari-Februari tahun depan vaksinnya siap, bisa mulai diimunisasi," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Elfan)

Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved