Ledakan di Beirut
Pengamat Ungkap Tragedi Beruntun di Lebanon, Krisis Ekonomi dan Covid-19: Sekarang Ledakan di Beirut
Pengamat negara-negara Timur Tengah, Jeremy Bowen, mengungkapkan deretan krisis yang terjadi di Lebanon sebelum ledakan dahsyat di Beirut.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Sesaat setelah ledakan terjadi, Israel menyatakan pihaknya tidak terkait.
Bowen menjelaskan umumnya negara-negara Timur Tengah selalu terbuka jika melakukan serangan ke negara lain.
"Ada pula konteks regional, di mana Pemerintah Israel segera menyatakan mereka tidak ada kaitannya dengan hal ini," terangnya.
"Biasanya mereka cukup terbuka dengan tindakannya jika memang benar (melakukan serangan), jadi tampaknya pernyataan ini dapat dipercaya," lanjut Bowen.
Ia lalu memaparkan hubungan diplomatik Lebanon dengan wilayah lain di sepanjang Laut Tengah.
"Konflik di antara kedua negara adalah masalah di perbatasan selatan, antara pasukan Syiah Lebanon Hezbollah, dekat dengan Damaskus, dekat dengan Tehran dan pasukan Israel," terangnya.
Bowen mengungkit beberapa minggu terakhir hubungan Lebanon dengan Israel tengah tegang.
"Sekarang ledakan dahsyat di Beirut akan menimbulkan dampak nasional, bahkan mungkin lebih luas jika dampaknya membuat Lebanon tidak stabil," tandas Bowen.
Lihat videonya mulai menit 5:30
Israel Bantah Terlibat
Pemerintah Israel membantah pihaknya terlibat ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon.
Dilansir TribunWow.com, kemudian muncul spekulasi penyebab ledakan yang menewaskan lebih dari 70 orang tersebut.
Diketahui hubungan diplomatik Israel dan Lebanon kerap mengalami konflik dan puncaknya terjadi pada perang 2006.
Dikutip dari surat kabar lokal The Times of Israel, ledakan terjadi setelah ketegangan terjadi antara Israel dan Lebanon.