Terkini Nasional
Istri ABK yang Kerja di Kapal China Kirim Surat ke Jokowi: Makanan Bangkai Ayam yang Digoreng
Warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Ingrid Frederica (31) berinisiatif menulis surat terbuka ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan viral di media sosial
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Ingrid mengatakan, menjadi ABK, baru pertama kali dijalani suaminya.
Sebelumnya, sang suami bekerja di sebuah pabrik di Tegal. Karena desakan ekonomi, suaminya harus menjadi ABK setelah mendapat informasi lowongan kerja di media sosial.
• ABK Indonesia Ungkap Reaksi Kapten Kapal Asal China saat Hasan Tewas, Angkat Jempol dan Senyum
Menurut Ingrid, sebelumnya, ia sempat mendapat kabar suaminya pindah ke kapal lain pada Februari 2020.
Informasi kepindahannya, ia terima dari salah satu rekan sesama ABK dari agensi yang sama meski berbeda kapal.
"Dapat kabar suami saya dipindah kapal informasi dari sesama ABK tidak satu kapal namun satu grup agensi," kata Ingrid.
Ingrid mengaku semakin khawatir tatkala ia mendapat kabar ada ABK yang meninggal karena sakit dan dilarung ke laut.
"Yang kemarin ramai diberitakan ada ABK yang dilarung itu masih satu grup agensi dengan suami saya," ujar Ingrid.
Ingrid mengaku ia akhirnya berinisiatif mengirim surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.
Berharap Presiden bisa memberikan uluran tangan untuk bisa menemukan suaminya.
"Saya berharap Pak Jokowi melalui bawahannya bisa mencari dan memulangkan suami saya dan kawan-kawannya sesama ABK," kata Ingrid.
Perwakilan PT Puncak Jaya Samudra Pemalang, Herman saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya yang memberangkatkan Samfarid Fauzi.
• Cerita ABK Indonesia Dihajar Mandor dan Nahkoda di Kapal China, Dipukuli Pakai Kayu hingga Besi
Saat ini, pihaknya masih terus berkomunikasi lewat jejaring untuk mencari keberadaan ABK-nya.
"Kita sudah mengirim surat ke Kemenlu, BP2MI dan semuanya. Sebelum kasus ini viral kita sudah menyebar surat ke semuanya untuk mencari," kata Herman, saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menurut Herman, pihaknya selalu pro aktif untuk mencari bahkan sudah melaporkan kasus ini hingga ke China.
"Kita juga sudah melaporkan ke KBRI Beijing dilanjutkan ke KJRI Guangzhou. Staf saya pro aktif dengan yang terkait, baik dengan link agensi maupun perwakilan di sana," kata Herman.