Terkini Daerah
Cari Korban Baru Tiap Minggu, 'Dosen Swinger' Bertindak Sejak 2014: Dihitung Setidaknya 300 Korban
Seorang korban berinisial LA mengungkap fakta pelecehan seksual yang dilakukan seorang dosen, Bambang Arianto (BA).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Memanfaatkan grup-grup alumni UGM dan jaringan NU untuk mencari target perempuan dan menghubungi secara random."
Dikutip dari Kompas.com, pelaku sempat membuat pernyataan meminta maaf melalui akun Facebook miliknya, Bams Utara.

• Diduga Eksibisionis, Korban Ungkap Dosen Swinger Pamerkan Kelakuan dan Sasar Kriteria Tertentu
Ia membuat video yang mengakui perbuatan pelecehan seksual tersebut.
"Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendengarkan video saya ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun," kata Bambang Arianto.
Ia juga mengklarifikasi modus penelitian yang disebutnya adalah bohong.
"Saya ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong," katanya.
"Bahwa sesungguhnya saya sebenarnya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu dan tempat."
"Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik. Oleh sebab itu secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur, maupun yang lain, yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan banyak trauma."
Meskipun begitu, saat ditelusuri kembali akun Facebook atas nama tersebut beserta videonya telah dihapus.
Bermodus Riset
Dalam unggahan lain, LA mengungkapkan awal mula dirinya dihubungi BA.
Ia membenarkan modus BA beralasan hendak meneliti tentang praktek swinger.
LA yang merupakan peneliti awalnya percaya dengan penuturan BA.
"Saya ceritakan padanya sebatas etika dan aturan pengambilan data. Lalu, dia cerita bahwa dia akan riset sensitif macam itu, tepatnya tentang gaya hidup swinger di kalangan kelas sosial menengah ke atas," tutur LA.
"Gak begitu kaget sih, saya pikir itu bagian riset sosial atau psikologi."