Terkini Daerah
Alasan Keluarga Sonem Tutup Jalan Tembus di Tanon Sragen, Kades: Dia Tidak Terima Dibuat Jalan
Keluarga Sonem akhirnya buka suara terkait pembangunan tembok yang menjadikan warga RT 18, Dukuh Nglendok, Desa Gading, Kecamatan Tanon
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Bahkan bagian pinggi bata dibeton menggunakan cairan semen layaknya tembok paada umumnya.
Adapun penutupan menurut Kades Gading, Puryanto bermula saat pemilik tanah merasa tidak dihargai dan tidak terima.
Antara pemilik tanah dengan warga lain mengalami perselisihan.
Penutupan dilakukan Senin (3/8/2020) pagi tanpa kesepakatan warga.
"Dia tidak terima, dibuat jalan karena tanahnya milik dia minta enggak boleh buat jalan ya udah diminta untuk ditutup," ungkap dia, Selasa (4/8/2020).
"Permintaan dia lapor ke desa kalau tanahnya dibuat jalan untuk orang Ngledok," katanya menekankan.
Dituturkan Puryanto, warga Ngledok juga menyadari tanah itu memang milik pribadi.
"Awalnya tanah itu pekarangan lalu dibuat tanah tembus, warga Ngeledok dulu enggak bilang tau langsung dibangun sampai 3 meter," tutur dia.
"Lalu keluarga mbah Sonem lapor ke desa , karena itu kebon sendiri ya udah, mau dibeli warga juga enggak boleh untuk jalan," tambahnya.
Penutupan itu membuat 11 Kepala Keluarga yang menggantungkan nasib dari akses jalan itu kebingungan.
Anggota RT 18, Heriyanto menyampaikan penutupan itu tanpa ada komunikasi dengan RT dan warga setempat.
"Ada jalan tapi kemarin pagi itu langsung ditutup, warga tidak mengetahui, ujug-ujug ditutup," kata Heri.
• Curhat Viral TKW Asal Sragen yang Disekap Tak Boleh Pulang hingga Baru Diberi Makan setelah Pingsan
Menurut Heri, itu merupakan pekarangan milik Mbah Sonem yang dihibahkan sebagai jalan tembus selebar 2,5 meter dengan panjang masuk sekitar 20 meter.
"Kalau ini ada sertifikat hak milik tapi simbahnya dulu memberikan untuk jalan tembus," ucap Heri.
"Terus diambil alih anaknya dan ditutup begitu saja," tambahnya.