Terkini Daerah
Cerita Ayah dari Korban Pengeroyokan, Anaknya Tolak Jadi Saksi Pilkada, Sebut 'Ya kalau Masih Hidup'
Duka dirasakan oleh Bambang Arkenoko (61) ayahanda Arisky Tri Yulianto (26) yang jadi korban pengeroyokan hingga tewas.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Duka dirasakan oleh Bambang Arkenoko (61) ayahanda Arisky Tri Yulianto (26) yang jadi korban pengeroyokan hingga tewas.
Arisky dikeroyok di Jalan Raya Medokan, Semampir, Sukolilo, Surabaya, melecut, pada Minggu (2/8/2020) sore.
Bambang lalu bercerita soal sang anak.
Sesekali tampak kian lugas hingga lesung kedua di pipinya berceruk jelas, saat melayani wawancara singkat dengan awak media di depan kediamannya.
• Pengakuan Paman Edo YouTuber yang Prank Daging dengan Sampah, Ungkap Hubungan dengan Penerima Daging
Seraya menebar pandangan ke arah langit cerah yang luput dari penutup terop terpal yang terpasang di depan rumahnya; penanda suasana berkabung keluarga besarnya.
Ingatannya samar-samar akan momen-momen kecil yang pernah terjadi beberapa hari belakangan, sebagai penanda atau firasat kepergian anaknya yang nomor tiga; dari lima bersaudara.
Sebagai pribadi, Bambang mengaku tak memiliki firasat macam-macam yang menandai kepergian anaknya itu.
"Kebetulan kalau kerja ikut saya. Ya kakaknya. Kerja di proyek, istilahnya bangun rumah, renovasi. Tapi tidak ada tanda-tanda firasat aneh," ujarnya saat ditemui awak media di rumah duka, di Jalan Medokan Semampir Tengah, Sukolilo, Surabaya.
• Analisis Kata-kata Gilang Bungkus, Psikolog Sebut Berusaha Buat Korban Patuh: Dia Sering Marah
Namun setelah berjuang keras menyibak memori kenangan yang tak begitu penting dikecap pemaknaan.
Bambang yakin dua momen percakapan Arisky dengan sejumlah kerabatnya, yang ceritanya sempat terdengar kedua telinganya.
Itulah firasat yang dimaksud oleh awak media yang penasaran, sejak Minggu (2/8/2020) dini hari.
Bambang teringat, bahwa anak ketiganya itu pernah menolak tawaran seorang keponakannya, untuk menjadi saksi prosesi pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung Desember 2020 mendatang.
Bukan penolakan itu yang membuat Bambang bergumam. Namun, celetukan kalimat yang dilontarkan Arisky itu yang membuatnya yakin, bahwa itu sebagai penanda kepergian sang anak.
"Kalau kemarin, kan ditanya mau jadi saksi ini (pilkada)? Ditanya kan ga mau. 'Iya kalau masih hidup' ditanya keponakan saya itu," jelas pria berkumis tebal itu.
Selain itu, Bambang mengaku, juga memiliki firasat lain. Namun itu datangnya dari menantunya, yang menikah dengan anak pertamanya; Bagus Yulianto (36).
Sehari sebelum Arisky dikabarkan tewas. Sang menantu, ungkap Bambang, sempat merasa ada yang aneh dari perangai Arisky.
Biasanya, dikenal pendiam, dan hanya berbicara sekadarnya. Malam itu, Arisky tampak begitu riang, penuh canda dan ceria.
• Kerap Cekcok dengan Nagita Slavina, Raffi Ahmad sempat Berpikir: Kok Aku Enggak Dicerai-ceraiin
"Cuma malam itu. Waktu di depan, istrinya ini (kakak ipar) melihat almarhum ini ceria, biasanya diam, kok malam itu joget-joget ceria," tutur Bambang, dengan guratan kening yang tebal penanda kesedihan ayah ditinggal mati anaknya.
Kini, anak ketiganya itu telah berpulang. Meninggalkan seorang anak laki-laki berusia 6.5 tahun.
"Anak satu, 6.5 tahun, laki laki, mau masuk SD," pungkas Bambang seraya merangkul cucunya, atau putra semata wayang Arisky, yang sejak awal hingga 10 menit sesi wawancara berlangsung menggelayuti lengan ketiak kakeknya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "Pilu Ayah Surabaya Putranya Tewas Dikeroyok, Sempat Nyeletuk Firasat 'Iya Kalau Masih Hidup'."