Breaking News:

Viral Medsos

Viral Gilang 'Bungkus', Psikolog Ragukan Kelainan Fetish: Ada yang Dibungkus, Ada yang Dilakban

Psikolog Klinis Forensik A Kasandra Putranto membahas viral kasus Gilang 'Bungkus' yang disebut memiliki fetish terhadap kain jarik.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Twitter @m_fikris
Korban dari sosok viral Gilang (G) yang gemar membungkus pria dengan kain jarik mengungkap kesaksiannya. 

"Saat acara penerimaan mahasiswa baru kampus saya bareng sama Gilang. Sama sekali nggak ada yang aneh sama dia. Perilaku dan yang dia omongin nggak mencurigakan," kata SW.

SW bercerita dirinya menjadi korban pelecehan G di indekos tempat pelaku tinggal.

"Sehari setelah acara, lupa tanggal berapa. Pokoknya pulang dari situ, saya nginep di kosnya, kejadiannya dini hari," katanya.

SW mengatakan aksi G diduga terjadi saat ia tertidur.

Korban dari sosok viral Gilang (G) yang gemar membungkus pria dengan kain jarik mengungkap kesaksiannya.
Korban dari sosok viral Gilang (G) yang gemar membungkus pria dengan kain jarik mengungkap kesaksiannya. (YouTube SURYAtv - Indonesian Latest News Videos)

Ketika terbangun SW saat itu mendapati kondisi tubuhnya telah ditutupi selimut.

"Pas dini hari saya bangun. Gilang melakukan aksinya. Tapi enggak sampai ditutup rapat, ditali, seperti yang viral ini, cuman ditutup selimut. Anehnya, waktu itu saya nggak bisa berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain, buat melek aja susah," katanya.

Ketika kejadian terjadi, SW sempat tertidur hingga dua kali karena merasa kelelahan.

"Baru benar-benar bangun pas pagi hari. Jadi saya nggak tahu aksinya berapa lama. Pas melek, sudah ditutup selimut," katanya.

Korban menduga pelaku secara diam-diam menyelipkan obat yang membuatnya tak berdaya.

"Menurut saya, minumannya sudah dikasih obat. Soalnya setelah itu saya benar-benar nggak berdaya. Sampai kos langsung capek dan mengantuk. Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.

Berselang beberapa hari setelah kejadian terjadi, SW mengaku dirinya baru berani bercerita kepada teman-temannya yang lain.

Kala itu SW mengaku pernah dimintai maaf oleh pelaku.

"Suatu ketika baru saya berani cerita ke beberapa teman. Akhirnya, saya dan Gilang sama-sama didudukkan. Waktu itu Gilang ngaku dan minta maaf," katanya.

"Dulu saya menganggap ini sebagai kecelakaan, walaupun memang sebenarnya disengaja. Saat minta maaf, Gilang juga kelihatan nyesek. Tapi saya sudah nggak peduli," katanya.

Akibat pengalaman buruk itu, SW menjadi trauma lantaran mau tidak mau ia harus bertemu Gilang terus-terusan karena sama-sama mahasiswa seangkatan.

Halaman
1234
Tags:
Universitas Airlangga (Unair)PsikologTrending Twitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved