Breaking News:

Virus Corona

Bantah Penjelasan Pihak Istana, Warga Bali yang Demo Tolak Tes Corona: Tidak Keberatan dari Mana?

Sejumlah massa menolak rapid dan swab test sebagai syarat administrasi di Denpasar, Bali, pada Minggu (26/7/2020).

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
AFP/Sonny Tumbelaka
Massa yang tergabung dalam masyarakat nusantara sehat atau Manusa menggelar aksi turun ke jalan menolak kebijakan rapid test dan swab test Covid-19, di Denpasar, Bali, Minggu (26/7/2020). 

Dikutip dari YouTube tvOneNews, Sabtu (4/7/2020), Aminatus Alfia seorang calon mahasiswa di Surabaya, mengaku kesulitan dengan adanya peraturan tersebut

Ia mengatakan aturan itu tergolong mendadak sebab dirinya baru saja mendapat info terkait hal itu pada Kamis (2/7/2020) lalu.

Di samping mendadak, Aminatus juga mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa mengikuti rapid test Covid-19.

"Menurut saya mendadak karena enggak semua anak yang mengikuti UTBK ini bisa ikut rapid test karena biaya yang mahal untuk mengikuti rapid test ini," papar Aminatus.

Aminatus mengatakan tidak semua calon mahasiswa bisa mendapat pelayanan rapid test secara gratis.

"Dan walaupun dari puskesmas-puskesmas itu juga menyediakan rapid test secara gratis, tapi kan enggak semua anak ini yang mengikuti UTBK ini itu memiliki KIPK, itu untuk bantuan kuliah secara gratis," terangnya.

"Jadi ya terlalu mendadak, kasihan juga untuk orangtuanya harus nyari uang buru-buru."

"Apalagi untuk yang UTBKnya itu besok Minggu atau Senin," sambung Aminatus.

Aminatus mengatakan beban yang paling berat adalah mahalnya biaya rapid test.

"Kita sebagai pelajar belum bisa mencari uang sendiri, mungkin yang bisa cari uang itu pun enggak semua hari ini uangnya cair," ujar dia.

Selain rapid test, Aminatus mengatakan pada pelaksanaan UTBK nanti para calon mahasiswa diharuskan untuk mengenakan masker, face shield, sarung tangan dan mematuhi social distancing.

Terakhir, Aminatus mengatakan dirinya telah mengeluarkan uang sebanyak Rp 200 ribu untuk mengikuti rapid test Covid-19.

Sebelumnya, Dita Chairani calon mahasiswa yang lain memiliki pendapat berbeda dengan Aminatus.

Ia mengaku tidak keberatan dengan adanya pelaksanaan rapid test Covid-19.

Menurutnya, hal itu wajar karena Surabaya memiliki angka positif Covid-19 yang tinggi.

Sedangkan Danu, orangtua calon mahasiswa menilai pemerintah terlalu mendadak mengabarkan aturan rapid test tersebut.

Ia bahkan menyebut pemerintah gagap karena mengharuskan para calon mahasiswa mengikuti rapid test Covid-19. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Anung)

Tags:
Virus CoronaCovid-19BaliJerinx SID
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved