Breaking News:

Terkini Daerah

Misteri Kematian Editor Metro TV Berlanjut, Pakar Sebut Kemarahan Pelaku: Apa yang Bisa Diharapkan?

Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menduga kematian Yodi sebagai refleksi agresi amarah seseorang.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Kolase Tribun Bogor/istimewa
Karyawan Metro TV, Yodi Prabowo ditemukan tewas di pinggir jalan tol Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo masih menjadi teka-teki.

Seminggu setelah penemuan mayatnya pada Jumat (10/7/2020) hingga kini pada Kamis (16/7/2020) pelaku pembunuhan Yodi tak kunjung terkuak.

Polisi juga mengungkap sejumlah kendala dalam pengungkapan kasus tersebut.

Keluarga dan kerabat menghadiri pemakaman editor video Metro TV Yodi Prabowo di Ciputat Timut, Tangsel, Banten, Sabtu (11/7/2020). Yodi ditemukan tewas di pinggir Jalan Tol Ulujami, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020).
Keluarga dan kerabat menghadiri pemakaman editor video Metro TV Yodi Prabowo di Ciputat Timut, Tangsel, Banten, Sabtu (11/7/2020). Yodi ditemukan tewas di pinggir Jalan Tol Ulujami, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020). (WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Deretan Kendala Kasus Editor Metro TV Sulit Terungkap: Mayat Busuk, CCTV Buram hingga Masalah Pisau

Dikutip dari Kompas.com pada Kamis, Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menduga kematian Yodi sebagai refleksi agresi amarah seseorang.

Pasalnya pelaku mengetahui tepat titik tubuh yang ditusuk berakibat fatal jika dilukai.

Menurutnya ada dua kendala besar dalam pengungkapkan kasus tersebut.

Dua kendala itu antara lain sidik jari dan rekaman CCTV.

Sedangkan bukti dari keterangan saksi saja kurang akurat.

"Tanpa sidik jari, tanpa rekaman CCTV, apa yang bisa diharapkan? Mengandalkan semata-mata pengakuan, tak mungkin. Rentan error," kata Reza saat dihubungi, Kamis (16/7/2020).

Hampir Seminggu Pembunuh Editor Metro TV Belum Terungkap, Warung Jadi Tempat Asal Usul Pisau?

Lalu, Reza mengatakan dirinya belum bisa menduga siapa sosok pembunuh Yodi.

Ia tidak bisa mengaitkan orang dekat dengan misteri kematian Yodi.

Apalagi menurutnya orang dekat memiliki definisi yang luas.

"Apa sebetulnya definisi orang dekat? Saudara sedaerah tapi tinggal di seberang lautan dan hanya ketemu sekali setahun, itu orang dekat?."

"Sebaliknya, teman medsos yang belum pernah ketemu langsung tapi chatting setiap hari bisa disebut sebagai orang dekat?" jelasnya.

Pakar Sebut Pisau Tertinggal sebagai Kemarahan Pelaku

Sedangkan, mayat Yodi Prabowo sudah ditemukan di Jalan Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020).

Yodi Prabowo ditemukan setelah sempat menghilang selama tiga hari sejak Selasa (7/7/2020).

Namun ada yang menarik dalam kasus itu adalah adanya pisau yang digunakan untuk membunuh Yodi tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Senin (13/7/2020), Ahli Viktimologi, Heru Susetyo menilai pelaku sengaja meninggalkan pisaunya.

Pisau itu untuk meninggalkan pesan bagi keluarga maupun orang-orang terdekat Yodi.

"Terkait dengan proses ataupun modus operasi sampai terbunuhnya saudara Yodi Prabowo saya melihatnya memang sepertinya ada pesan yang ingin diberikan oleh tersangka atau pelaku dengan meninggalkan pisau di tempat tak jauh dari korban," kata Heru.

Menurut Heru, lazimnya pisau tak akan ditinggalkan begitu saja agar tak mudah diketahui jejaknya.

 Polisi Benarkan Telah Periksa Suci, Pacar Yodi Prabowo Editor Metro TV yang Tewas di Pinggir Tol

Sehingga, Heru yakin bahwa pelaku ingin memberikan pesan.

"Karena kalau seorang profesional yang memang tujuannya ingin membunuh dan tidak ingin terlacak secara cepat, tidak ingin diketahui secara cepat tentunya dia berusaha menghilangkan jejak-jejaknya."

"Tapi ini kan seperti memberikan pesan entah kepada siapa, entah kepada keluarganya Yodi, entah orang-orang sekitarnya," ujar dia.

Heru menduga pelaku ingin menunjukkan betapa marahnya ia pada Yodi.

"Bahwa orang ini sudah saya hukum, sudah jadi korban kemarahan saya, korban dan sebagainya."

"Jadi saya melihat ada pesan yang disampaikan dengan meletakkan pisau tak jauh dari korban, karena melihat posisinya bahwa almarhum ditemukan setelah tiga hari dari Rabu hingga Jumat, artinya ada jeda waktu cukup panjang," terang Heru.

 Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Cuti 4 Hari sebelum Hilang dan Tewas, Ibu Korban: Katanya Capek

Lihat videonya mulai menit ke-2:38:

 

Kendala dalam Kasus Yodi

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus lantas mengungkap sejumlah hambatan yang membuat kasus ini sulit terungkap.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Kamis (15/6/2020), polisi mengatakan bahwa satu di antara kesulitan adalah mayat korban sudah membusuk saat diautopsi.

Diketahui mayat Yodi baru tiga hari ditemukan setelah korban menghilang sejak Selasa (7/7/2020).

"Kendalanya karena sudah membusuk ya sudah 3 hari di TKP. Ini makanya kita pelan-pelan lagi dalami sama penyidik," kata Yusri kepada wartawan, Selasa (14/7/2020).

Kedua, hal yang membuat sulit penyelidikan ini antara lain, sejumlah CCTV di dekat TKP (Tempat Kejadian Perkara) sulit diidentifikasi.

Rekaman CCTV yang agak buram membuat peristiwa yang dialami korban sulit dideskripsikan.

"Kalau CCTV memang kita sudah buka satu agak gelap. maka kami harus meminta bantuan tim ahli dari kepolisian nanti membuat terang CCTV itu," kata dia.

 Disebut Polisi Kenal Almarhum Karyawan Metro TV, Pemilik Warung Langsung Membantah: Demi Allah

Sementara itu saat ini Yusri mengatakan pihaknya tengah merangkai sejumlah keterangan dari para saksi.

Polisi tengah merangkai kronologi kepulangan almarhum Yodi dari kantor hingga TKP di di pinggir Tol JORR Pesanggrahan Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020) lalu.

"Dari hasil keterangan saksi-saksi yang ada. Ini yang kemudian tim lapangan sedang merangkai misalnya ada keterangan seperti dari kantor jam berapa kemudian ke ke mana saja itu yang masih kita telusuri," ujar Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (15/7/2020).

Selain itu, polisi juga ingin mencari rekaman-rekaman CCTV yang lain untuk melengkapi pemeriksaan.

"Dua rekaman CCTV sudah kita ambil tapi kita masih dalami terus mencari rekaman CCTV yang lain. Memang sulit disana mendapatkan rekaman CCTV di sana karena memang dipinggir danau," kata Yusri.

Yusri menjelaskan dalam kasus ini, polisi telah memeriksa 27 saksi.

 Polisi Ungkap Fakta Baru Kematian Editor Metro TV, Sebut Sering ke Warung dan Dikenali Pemilik

"Sampai dengan saat ini saksi bertambah 4 orang. Sudah ada 27 saksi yang sudah kami periksa," ujarnya.

27 saksi itu di antaranya orang-orang terdekat korban termasuk keluarga dan rekan kerja.

"Sampai dengan saat ini saksi bertambah 4 orang. Sudah ada 27 saksi yang sudah kami periksa," jelas Yodi.

Sementara itu dari hasil autopsi, korban mengalami luka di bagian dada kiri dan leher yang diduga akibat senjata tajam. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Cari Pelaku, Polisi Susun Rangkaian Kegiatan Editor Metro TV Sebelum Tewas, Polisi Ungkap Kendala Penyelidikan Kasus Tewasnya Editor Metro TV, dan Kasus Kematian Editor Metro TV Belum Terungkap, Pakar Sebut karena Tak Ada Rekaman CCTV

Tags:
Metro TVPembunuhan wartawan MetroTVKasus PembunuhanJakarta SelatanYodi PrabowoReza Indragiri Amriel
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved