Terkini Daerah
Cerita Korban Selamat Banjir Bandang di Luwu Utara: Jika Mengingat, Saya Kadang Teriak Tanpa Sadar
Korban selamat banjir bandang di Luwu Utara, Mantasia menceritakan bagaimana banjir meluluhlantakkan wilayahnya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Banjir bandang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (13/7/2020).
Banjir itu membawa duka dan trauma, terutama bagi Mantasia.
Mantasia harus menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri bagaimana banjir meluluhlantakkan wilayahnya.
• Evi Masamba Lelang Alphard demi Bantu Warga Korban Banjir Bandang di Luwu Utara: Harta Bisa Dicari
Ia kini, mengalami trauma dan kerap berteriak jika mengingat musibah itu terjadi.
"Saya selalu mengingat anak-anak teriak banjir. Jika mengingat itu (banjir) saya kadang-kadang teriak tanpa sadar," kata dia di pengungsian masjid Kantor Bupati Luwu Utara, Kamis (16/7/2020).
Ketakutan dengar kata 'banjir'
Dalam bencana itu, Mantasia harus menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri bagaimana banjir merobohkan tempat tinggalnya.
"Kami melihat rumah kami ambruk diterjang banjir, saat itu tinggal atap satu jengkal sempat terlihat lalu tertutup banjir," papar Mantasia.
Hal tersebut membuat perempuan itu trauma.
Mantasia masih merinding bila mendengar kata banjir.
"Apalagi mendengar kata banjir, waduh ya Allah tolonglah kami ini," ujar dia pilu.
• Detik-detik Seorang Warga Terseret Arus Banjir Bandang di Jembatan Masamba, Sempat Disorot Senter
Mengungsi sejak tiga malam terakhir
Mantasia, bayinya dan warga korban banjir lainnya kini mengungsi.
Tanpa bisa menyelamatkan harta benda, mereka menempati masjid di Kantor Bupati Luwu Utara sejak tiga malam terakhir.
Di tempat itu, kata Mantasia, anak-anak harus tidur dengan kondisi seadanya dan menahan dingin.