Kabar Ibu Kota
Tolak Reklamasi Ancol, Ketum Bamus Betawi Zainuddin Ungkit Faktor Kemenangan Anies di Pilkada Lalu
Ketua Umum Badan Musyawarah Suku Betawi 1982, Zainuddin buka suara terkait polemik reklamasi Ancol.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982, Zainuddin buka suara terkait polemik reklamasi Ancol.
Dilansir TribunWow.com, Zainuddin dengan tegas menolak adanya proyek reklamasi Ancol seluas 155 hektar tersebut.
Kepastian ini disampaikan Zainuddin saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/7/2020).
• Anies Baswedan Tegaskan Tak Ingkari Janji Kampanye soal Reklamasi Ancol: Jakarta Ini Terancam Banjir
• Curhat Nelayan soal Reklamasi Ancol, Ungkap Permintaan ke Anies Baswedan: Jangan Ngarang Cerita
Dirinya kemudian mengungkit janji dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada waktu kampanye.
Dikatakannya bahwa dalam janji kampanyenya itu, Anies Baswedan menolak keras adanya reklamasi, apalagi di wilayah pantai utara.
Menurut Zainuddin, janji kampanyenya itulah yang dinilai dapat memenangkan Anies dalam Pilkada DKI 2017 lalu.
Termasuk mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat Betawi di Jakarta Utara.
"Bagi Bamus Betawi 1982 bukan hanya mengingkari dari janji Pak Anies sebagai gubernur, ketika masa kampanye dulu menolak keras adanya reklamasi pantai utara karena berbagai pertimbangan," ujar Zainuddin.
"Sampai masyarakat Betawi Jakarta Utara berbondong-bondong beliau, dan beliau menang dalam Pilkada yang lalu," jelasnya.
Namun dengan sikap Anies yang dinilai mengingkari janji kampanyenya, pandangan masyarakat, khususnya wagra Jakarta Utara ke Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu telah berubah.
Kebanyakan dari mereka kecewa dan sepakat menolak Keputusan Gubernur Nomor 237 tentang reklamasi Ancol tersebut.
"Sekarang kita saksikan, saya juga ditelepon, dikirimi surat oleh berbagai ormas-ormas Betawi yang ada di Bamus Betawi 1982 agar kita menolak Kepgub Nomor 237 ini," ungkapnya.
• Bandingkan Anies dengan Jokowi sampai Ahok, Ruhut Sitompul Bahas Reklamasi Ancol: Dari Orde Lama
Zainuddin menilai alasan dari Anies kurang relevan terkait reklamasi Ancol.
Sebelumnya, Anies telah memberikan penjelasan bahwa proyek yang dilakukan di Ancol dan Dunia Fantasi (Dufan) bukan reklamasi, melainkan hanyalah penambahan kawasan.
Selain itu, di satu sisi juga merupakan pemanfaatan lumpur hasil pengerukkan sungai dan danau yang mengalami sedimentasi.
Jika benar begitu, Zainuddin lantas mencontohkan lumpur hasil pengerukkan selama 11 tahun sejak 2009 yang hanya bisa menjadikan daratan seluas 20 hektar.
Oleh karenanya, ia berpandangan jika hanya memanfaatkan lumpur hasil pengerukkan untuk bisa menutup 155 hektar yang saat ini dicanangkan untuk reklamasi Ancol, maka tentu akan selesai dalam waktu yang cukup lama.
"Belum lagi pertimbangan teknis, kita masih belum bisa mengerti bahwa sebelas tahun sejak 2009 sampai 2020 dari hasil sendimentasi lumpur-lumpur 13 sungai, kemudian juga hasil dari mrt itu ditaruh di situ jadi pulau 20 hektar, 11 tahun lho," jelasnya.
"Apalagi kemudian 155 hektar ini, artinya kurang 135 saya kira sampai 100 tahun belum beres," tegasnya.
"Kalau itu diambil dari sendrimentasi lumpur-lumpur yang 13 sungai itu."
• Ray Rangkuti Soroti Sikap Anies Belum Konsultasi dengan DPRD soal Reklamasi Ancol: Enggak Bener Dong
Maka dari itu, Zainuddin mempertanyakan SK Gubernur yang dikeluarkan oleh Anies yang ditargetkan selesai dalam waktu tiga tahun.
"Saya berfikir ini hanya SK Gub main-main, karena jangkanya tiga tahun, tiga tahun saya pastiin ini enggak akan berhasil, enggak akan tuntas," terang Zainuddin.
"Oleh karena itu, marilah kita perbaiki aturannya, kita bentuk pertauran daerahnya, kita bentuk ketetapan zonasinya, dan baru kita lakukan ke tahapan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 9.40:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)