Breaking News:

Terkini Daerah

Alasan Suku Baduy Minta Wilayahnya Dihapus dari Destinasi Wisata, Risih Jadi Tontonan hingga Sampah

Surat berisi permintaan agar wilayah Baduy dihapus dari destinasi wisata dikirimkan ke Jokowi, gubernur, bupati, hingga kementerian terkait.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga baduy saat beraktivitas di Desa Kanekes, Kecamatan Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (28/4/2020). Tidak hanya menutup aktivitas wisata, Pemerintah Desa Kanekes juga melarang warga Baduy untuk bepergian ke kota besar seperti Jakarta, untuk menghindari virus corona. 

"Membanjirnya wisatawan yang tujuannya enggak jelas, cuma nontonin orang Baduy, sebenernya membuat mereka risih. Belum lagi masalah sampah dan lain-lain," kata Heru.

Cekcok Berujung Terbongkarnya Kasus Perdagangan Bayi di Jogja, Dijual Rp 20 Juta di Facebook

Kawasan Desa Adat Baduy masih ditutup dari kunjungan wisatawan Selasa (7/7/2020).
Kawasan Desa Adat Baduy masih ditutup dari kunjungan wisatawan Selasa (7/7/2020). (KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Pemerintah desa tak tahu permintaan tersebut

Sementara itu Jaro Saija yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Kanekes mengatakan ia baru mengetahui surat tersebut setelah membaca pemberitaan di media pada Senin (6/7/2020) kemarin.

"Saya tidak tahu, tidak diberitahu kalau ada pertemuan seperti itu. Saat ini lagi mencari tahu siapa yang kirim surat tersebut," kata Saija saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Menutnya, saat ini kawasan Baduy memang ditutup dari kunjungan wisatawan.

Namun penutupan tersebut hanya sementara di saat pandemi Covid-19.

Saija memastikan jika penutupan kawawan tersebut tidak permanen.

Tak hanya kepala desa, saat dikonfirmasi, Dinas Pariwisata setempat juga mengaku tidak tahu dan baru akan meminta penjelasan kepada Kepala Desa Baduy pada Selasa (7/7/2020).

Belum ada pemberitahuan resmi ke bupati

Menanggapi permintaan tersebut, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan belum ada pemberitahuan resmi dan koordinasi dari tokoh Baduy kepada dirinya.

Namun Iti mengatakan pihaknya mengetahui permintaan tersebut baru dari media sosial.

"Kami baru mendengar keluhan dari medsos, biasanya langsung disampaikan ke saya."

"Tapi ini nggak ada komunikasi, belum dipastikan ini resmi dari Puun (pimpinan tertinggi adat Baduy)," kata Iti saat ditemui di kantor Bupati Lebak di Rangkasbitung, Selasa (7/7/2020).

Saat ini, Iti mengatakan pihaknya telah meminta Dinas Pariwisata untuk memastikan kabar tersebut dan berkomunikasi langsung dengan tokoh ada Baduy.

Menurutnya masalah yang dikeluhkan warga Baduy yang tertulis di surat masih bisa dimusyawarahkan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Suku BaduyBantenLebak
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved