Breaking News:

Virus Corona

Trump Sebut 99 Persen Kasus Covid-19 Sama Sekali Tidak Berbahaya, Klaim Sudah Menuju Akhir Pandemi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, Sabtu (4/7/2020).

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Tangkapan Layar YouTube The Telegraph
Presiden Amerika Donald Trump tengah memberikan pidato di depan para pendukungnya saat menggelar kampanye di Tulsa, Oklahoma, Amerika Seikat, Sabtu (20/6/2020). Trump menyebut Virus Corona sebagai "Kungflu" dan "China Virus". 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, Sabtu (4/7/2020).

Trump dinilai telah meremehkan risiko pandemi Virus Corona yang disebutnya tidak berbahaya.

Padahal, sudah lebih dari 2,8 juta kasus positif Virus Corona telah tercatat di Amerika dan menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia.

Sontak pernyataan yang dikeluarkanya pada hari kemerdekaan Amerika Serikat 4 Juli tersebut menuai respons dari sejumlah pihak.

Pidato Presiden AS Donald Trump dalam World Economic Forum di Davos, Swiss.
Pidato Presiden AS Donald Trump dalam World Economic Forum di Davos, Swiss. (Capture The Washington Post)

Akan Diselidiki WHO, China Salahkan Spanyol atas Virus Corona, Sebut Covid-19 Berasal dari Eropa

Sadari Potensi Kekalahan dalam Pemilihan Presiden 2020, Trump: Joe Biden Mungkin akan Jadi Presiden

Dilansir mirror.co.uk, Minggu (5/7/2020), Donald Trump mengklaim 99 persen kasus Virus Corona sama sekali tidak berbahaya meskipun jumlah korban tewas di negara itu melonjak menjadi hampir 130.000.

Lebih dari 2,8 juta kasus Virus Corona telah dicatat di Amerika tetapi Presiden mengatakan kemajuan sedang dibuat.

Pernyataan tersebut diungkapkannya saat berbicara di Gedung Putih pada Hari Kemerdekaan.

Trump juga bersikeras bahwa ia masih memegang kendali terkait penyebaran Virus Corona di Amerika.

Banyak negara bagian AS telah melaporkan peningkatan rekor kasus positif pekan lalu, meski begitu, Trump mengatakan hanya sebagian kecil kasus infeksi dapat membunuh orang.

Dia juga sempat menyebut virus itu sebagai wabah mengerikan dari China.

Trump dengan tegas memperingatkan bahwa China harus bertanggung jawab atas penyebaran pandemi Covid-19 ke seluruh dunia.

"Kami sekarang telah menguji hampir 40 juta orang untuk Virus Corona," ujar Trump.

"Dengan melakukan itu, kami menunjukkan 99 persen kasus di antaranya sama sekali tidak berbahaya," imbuhnya.

Ia mengklaim bahwa Amerika lebih unggul jika dibandingkan dengan negara lain baik dalam segi kualitas pengujian ataupun dalam banyaknya jumlah.

"Hasil yang tidak dapat ditunjukkan oleh negara lain karena tidak ada negara yang memiliki pengujian yang kami miliki, tidak dalam hal jumlah atau kualitas," kata Trump.

Trump juga menuduh pemerintah China telah menyembunyikan fakta terkait Virus Corona sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penanganan penyebaran virus.

"Kerahasiaan, penipuan, dan penutupan China memungkinkannya menyebar ke seluruh dunia, 189 negara," tuduh Trump.

"China harus bertanggung jawab sepenuhnya."

Trump menyebutkan bahwa Amerika sedang berada di tengah kondisi yang sangat baik dibanding negara lain.

Namun, kemudian terpuruk setelah diserang oleh wabah yang kembali disebutnya berasal dari China.

"Kami melakukan yang lebih baik daripada negara mana pun yang pernah dilakukan dalam sejarah, dan kemudian kami terkena wabah mengerikan ini dari Tiongkok," terang Trump.

Namun, ia kemudian mengatakan bahwa Amerika telah berjuang untuk keluar dan semakin dekat dari akhir pandemi.

Trump juga mengklaim bahwa pihaknya telah menuju pada kemengan yang gemilang terhadap Virus Corona.

"Sekarang kita semakin dekat untuk berjuang keluar dari itu," klaim Trump.

"Kami sedang menuju kemenangan yang luar biasa," lanjutnya.

Klaim tersebut telah mendapatkan bantahan dari sejumlah ahli.

Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), juga enggan menyampaikan dukungannya terhadap klaim Trump tersebut.

Ilmuwan Kembali Temukan Virus Baru di China, Diduga Berpotensi Menjadi Pandemi, Penularan dari Babi

Sebut Covid-19 sebagai Kung Flu, Trump Klaim Telah Berjasa Menyelamatkan Nyawa Ratusan Ribu Orang

Trump Klaim Berjasa Tekan Penyebaran Covid-19

Sebelumnya, Donald Trump melakukan kunjungan ke negara bagian Arizona di tengah pandemi Virus Corona.

Ia mengunjungi pagar pembatas antara Amerika dan Meksiko yang berada di San Luis, Arizona, Selasa (23/6/2020).

Dalam kesempatan itu, Trump memuji pembangunan konstruksi pagar pembatas baru yang disebutnya sangat dapat diandalkan.

Ia juga mengatakan telah berjasa menekan penularan pandemi Virus Corona di perbatasan dengan kebijakan dan pembangunan tembok pembatas.

Dilansir voanews.com, Rabu (24/6/2020), sehari setelah menetapkan pembatasan ketat bagi sejumlah kategori visa, Trump mengunjungi tembok perbatasan di negara bagian Arizona yang baru selesai dibuat.

Pembangunan tembok tersebut merupakan penggenapan janji kampanyenya yang mengatakan akan melakukan pembatasan secara tegas untuk mencegah masuknya pekerja imigran ke AS.

"Kamu memiliki semua yang dapat kau miliki. Inilah apa yang mereka inginkan dan itulah yang kita lakukan," ujar Trump.

Ia saat itu didampingi Penjabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Chad Wolf dan Penjabat Komisaris Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS Mark Morgan.

Dalam kesempatan tersebut, Trump mengklaim bahwa perbatasan Amerika menjadi lebih aman saat masa pemerintahannya.

"Perbatasan kami tidak pernah lebih aman," kata Trump pada acara tersebut, yang juga dihadiri oleh pejabat lokal terpilih dan tokoh masyarakat.

"Ini adalah struktur dinding perbatasan paling kuat dan komprehensif di mana saja di dunia," klaimnya.

Hal ini ditanggapi oleh analis kebijakan imigrasi di Cato Institute's Center untuk Kebebasan dan Kemakmuran Global, David Bier.

Ia membenarkan bahwa pemerintah telah memasang dinding baru di sepanjang perbatasan yang sebelumnya tidak ada penjagaan.

"Banyak dinding baru di berbagai tempat dua kali lebih tinggi daripada sebelumnya, dan bermil-mil dibangun di tempat yang awalnya tidak ada apapun selain penghalang kendaraan yang ada sebelumnya, yang oleh beberapa orang akan digambarkan sebagai pagar," papar David.

Namun ia meragukan fungsional dari pagar pembatas tersebut, karena masih banyak laporan yang mengatakan bahwa para imigran masih bisa bebas melewati perbatasan.

“Meskipun ada perbaikan, pagar baru tersebut sudah dilanggar dan dipanjat, dan imigran masih ada. Bahkan, pada 2019, pemerintah menyatakan jumlah orang yang menghindari deteksi di perbatasan sebenarnya justru meningkat,” imbuhnya.

Trump, yang mengupayakan pemilihan ulang pada November, mengklaim pada Selasa (24/6/2020), sepanjang 500 mil (hampir 760 km) tembok perbatasan akan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.  

Pemerintah AS mengatakan 338 kilometer pembangunan telah dilakukan di sepanjang perbatasan sejak Januari 2017.

Menurut Trump, jika bukan karena tindakan pemerintahannya dan tembok yang diperkuat, penyebaran Virus Corona akan jauh lebih buruk di Amerika Serikat.

"Dengan menggunakan otoritas kesehatan masyarakat darurat kami, kami mencegah bencana Virus Corona di perbatasan selatan, mematikan penyelundupan manusia dan dengan cepat mengembalikan para pelintas," kata Trump.

"Tanpa langkah-langkah kesehatan masyarakat ini, perbatasan selatan akan menjadi pusat penularan virus secara global," lanjutnya.

Menurut data yang dirilis pada hari Selasa, tiga negara bagian yang berbatasan dengan Meksiko yaitu Arizona, California dan Texas, termasuk dalam negara yang melaporkan jumlah rawat inap Virus Corona terbanyak sejak pandemi dimulai.

Negara bagian lainnya adalah Arkansas, Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Tennessee.

Para pejabat kesehatan mengatakan lebih dari 800 kematian akibat Virus Corona dilaporkan di negara-negara tersebut. (TribunWow.com)

Tags:
Donald TrumpVirus CoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved