Terkini Daerah
Menteri PPPA Tegas Tanggapi Viral Tradisi Kawin Tangkap di NTT: Bukan Budaya Sumba
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati menegaskan bahwa prosesi kawin tangkap yang sempat viral di medsos bukanlah sebuah budaya.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Perempuan itu nantinya akan dinikahkan dengan pria yang merencanakan penculikan tersebut.
• Polisi Buru 3 Wanita yang Viral karena Bermain TikTok di Jembatan Suramadu: Minta Maaf ke Masyarakat
Salah Kaprah Istilah 'Kawin Tangkap'
Pemerhati Budaya dan Pariwisata Sumba Timur, Yudi Umbu TT Rawambaku mengatakan istilah kawin tangkap bukanlah diksi dari masyarakat Sumba.
"Jadi kawin tangkap itu sebenarnya bukan istilah orang Sumba, melainkan istilah yang digunakan publik saat ini," kata Yudi, Rabu (24/6/2020) seperti dikutip dari Pos-Kupang.com.
Yudi menegaskan bahwa perempuan yang dibawa tidak sembarang orang, melainkan mereka yang masih memiliki hubungan keluarga.
"Ini istilah bagi masyarakat yang masih kolot. Tapi mereka tidak sembarangan untuk mengambil perempuan tadi. Namun ada hubungan keluarga seperti anak tuya atau anak mamu," terang Yudi.
Ia melanjutkan, pada era modern seperti saat ini adat tersebut memang berlawanan dengan hukum yang berlaku.
"Dari sisi adat sah-sah saja tapi dari sisi hukum sangat bertolak belakang. Negara kita adalah negara hukum. Adat dan budaya Sumba tidak kaku tapi fleksibel karena disesuaikan dengan zaman," ungkap Yudi.
Menurutnya hal yang membuat heboh peristiwa tersebut adalah istilah kawin tangkap.
"Batasannya tidak ada untuk umur. Jika perempuan sudah dianggap dewasa dan puber, maka tidak ada penghalang," katanya.
"Jadi yang membuat hal ini menjadi heboh adalah istilahnya, yaitu kawin tangkap," tandasnya.
• Kronologi 2 Pria Perkosa Janda 3 Anak, Pilih Parkirkan Motor dan Jalan Kaki Menuju Rumah Korban
Simak video selengkapnya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari pos-kupang.com dengan judul Kawin Tangkap Sedang Heboh Diperbincangkan Publik, Yudi Rawambaku: Itu Bukan Istilah Orang Sumba