Breaking News:

Terkini Internasional

Aniaya dan Lakukan Kekerasan Seksual pada Tahanan di Penjara hingga Tewas, 5 Polisi India Ditangkap

Lima polisi telah ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan sehubungan dengan kematian tahanan seorang ayah dan anak di negara bagian selatan India.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Ilustrasi Pembunuhan. Seorang ayah, P Jeyaraj, 58, dan putranya Benicks, 38, meninggal diduga karena mendapat penganiayaan dan kekerasan seksual saat ditahan oleh pihak kepolisian India. 

TRIBUNWOW.COM - Lima polisi telah ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan sehubungan dengan kematian tahanan seorang ayah dan anak di negara bagian selatan India, Tamil Nadu.

Kedua pria itu ditahan sepanjang malam di kantor polisi Sathankulam di kota Tuticorin dan meninggal karena luka-luka di sekujur tubuhnya.

Mereka diduga telah dianiaya oleh pihak kepolisian dan bahkan diduga mendapat kekerasan seksual yang tidak sepantasnya terjadi di kantor polisi.

Foto ilustrasi borgol.
Foto ilustrasi borgol. (Kompas.com - Josephus Primus)

Dinyatakan Hilang, Tentara AS Ternyata Dimutilasi Rekan Seprofesi, Diduga terkait Pelecehan Seksual

Langgar Lockdown, Ayah dan Anak Meninggal di Penjara, Diduga Dianiaya dan Alami Kekerasan Seksual

Pria Tewas setelah Ditolak 18 Rumah Sakit karena Bergejala Covid-19, Meninggal di Depan Pintu RS

Dilansir bbc.com, Kamis (2/7/2020), P Jeyaraj, 58, dan putranya Benicks, 38, meninggal pada tanggal 22 Juni, dua hari setelah dibebaskan dari tahanan polisi.

Mereka telah ditangkap karena diduga masih membuka toko melewati jam malam yang diizinkan selama penetapan lockdown akibat Virus Corona.

Keluarga korban menuduh bahwa dua orang itu telah disiksa saat di dalam tahan, terutama ketika detail mengenai kondisi mengerikan yang diderita dua orang tersebut diungkapkan pihak rumah sakit.

Kasus ini memicu kemarahan masyarakat di media sosial, dan segera mendapatkan perhatian nasional.

Berdasarkan laporan oleh hakim lokal yang sedang menyelidiki kematian, pengadilan tinggi pertama kali mengatakan ada kasus pembunuhan "prima facie" melawan terdakwa utama.

Beberapa jam kemudian, kelima polisi itu ditangkap.

Laporan hakim mencakup kesaksian saksi mata oleh polisi wanita di kantor polisi di Sathankulam, dan pengadilan telah meminta pejabat distrik untuk memastikan keselamatannya.

Pengadilan juga menegur petugas setelah hakim mengeluhkan bahwa mereka tidak kooperatif selama penyelidikan, dan menuduh bahwa mereka telah berusaha untuk menahan dan merusak barang bukti.

Menurut hakim, rekaman CCTV dari malam penyerangan telah dihapus dan para petugas pada awalnya menolak untuk menyerahkan pentungan yang mereka duga digunakan untuk memukuli kedua pria itu.

"Mereka (polisi) cukup berani untuk bahkan mengintimidasi petugas pengadilan untuk menempatkan jari-jari di roda penyelidikannya," kata pengadilan.

Para petugas yang dituduh terlibat dalam pembunuhan tersebut pada awalnya dipindahkan dan karena tuntutan untuk tindakan yang lebih parah muncul, mereka telah ditahan.

Pria Nekat Bakar Diri Dalam Kantor Polisi di Uganda, Frustasi Motornya Disita dan Dimintai Uang Suap

Kecanduan Alkohol, Kera Ini Mengamuk hingga Bunuh 1 Orang, Diduga Diberi Makan Daging Monyet

Korban Diduga Dianiaya dan Alami Kekerasan Seksual

Kematian seorang ayah dan anak dalam tahanan polisi di negara bagian Tamil Nadu di India selatan telah menuai aksi protes dari warga.

Pasalnya, keluarga korban telah menuduh aparat kepolisian menyiksa dua orang tersebut dalam tahanan.

Mereka meninggal di rumah sakit karena sejumlah luka dan kerusakan pada beberapa bagian anggota tubuh.

Seperti dikutip TribunWow.com dari Al Jazeera.com, Senin (29/6/2020), P Jayaraj (59) dan putranya J Bennix (31), dipenjara oleh polisi Jumat lalu di distrik Thoothukudi.

Mereka ditahan karena dituduh melanggar perintah lockdown Virus Corona yang ditetapkan di negara bagian tersebut.

Polisi menuding mereka nekat membuka toko ponsel mereka di atas aturan jam malam yaitu pukul 20.00 waktu setempat.

Menurut pihak kepolisian, Bennix mengeluh sakit dada dan Jayaraj menderita demam tinggi ketika mereka ditahan di dalam sub-penjara Kovilpatti.

Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit pemerintah Kovilpatti di mana keduanya meninggal dengan hanya berselang satu jam.

Tetapi anggota keluarga mengatakan bahwa keduanya mengalami siksaan dalam tahanan.

Mereka juga menuduh polisi melakukan kekerasan seksual terhadap para korban.

"Jayaraj dan Bennix dianiaya lagi setelah mereka dibawa ke kantor polisi, bahkan ketika beberapa dari kami menyaksikannya dari pintu masuk kantor polisi," kata seorang kerabat.

Pasca-mortem untuk para pria belum dirilis tetapi laporan medis awal menunjukkan luka pada tubuh para korban.

"Kaki dan tangan mereka bengkak, dan Bennix mengalami pendarahan dari pantat. (Jayaraj) mengalami cedera parah di lututnya. Polisi bahkan meminta lungis (sarung) baru karena yang mereka kenakan berdarah," tutur S Rajaram, seorang pengacara dan teman Bennix.

Kasus ini menjadi viral di media sosial seperti Twitter dengan banyaknya orang yang menyerukan keadilan bagi ayah dan anak tersebut.

Aksi protes tersebut ditandai dengan tagar #justiceforjayaranandbennix yang telah dibagikan baik di kalangan masyarakat atau oleh selebritis India.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Amnesty International India, Avinash Kumar, menyayangkan adanya peristiwa tersebut.

"Kematian Jayaraj dan Bennix sekali lagi mengisyaratkan kegagalan India untuk terus menagih pertanggungjawaban polisi," ujar Kumar.

Kejadian serupa yang telah kerap kali terjadi, membuat Kumar merasa bahwa hal semacam ini sudah semestinya dihentikan.

"Tingkat hukuman yang buruk dalam kasus-kasus penyiksaan dan kematian tahanan telah menciptakan iklim impunitas yang meluas, membuat para petugas kepolisian semakin berani. Ini harus berakhir sekarang," tambahnya. (TribunWow.com)

Tags:
PolisiIndiaKasus Penganiayaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved