Virus Corona
Bukan Drama, Pakar Komunikasi Sebut Sikap Sujud Risma sebagai Kemarahan Luar Biasa: 'Saya Ngalah'
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo turut berkomentar tentang aksi sujud Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
"Akhirnya, ya sudah ndlosor, 'Saya ngalah, maunya apa?'," kata Suko menerka sikap Risma.
Selain itu, Suko menilai ada sikap lain yang hendak ditunjukkan Risma dengan aksinya.
"Tapi itu sebetulnya menunjukkan kesungguhan," jelas pengamat komunikasi ini.
"Tapi problemnya adalah kesungguhan itu harus dilihat orang lain," papar Suko.
"Seorang pemimpin harus mau dinilai, mau mendengar," lanjutnya.
Menurut Suko, Risma harus lebih memahami lagi situasi penanganan Covid-19 di wilayahnya.
Selain itu, hal yang sama juga berlaku bagi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Jadi kuncinya Bu Risma perlu disediakan informasi, Bu Khofifah perlu disediakan informasi yang akurat," ungkap Suko.
"Inilah yang saya kira harus dilakukan. Birokrasi harus menyambung, tapi jika tidak, dia harus menggunakan tenaga-tenaga ahli untuk menyediakan informasi yang ilmiah," jelasnya.
• Ngaku Sering Disalahkan soal Covid-19, Risma Putuskan Buka Suara: Saya Sebetulnya Enggak Mau Bicara
Lihat videonya mulai menit 8:00
Risma Tak Terima Anak Buah Disalahkan Pihak RS
Sebelumnya Wali Kota Tri Rismaharini menjelaskan alasan dirinya bersimpuh di hadapan Ketua Pinere RSUD dr Soetomo, dr Sudarsono.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (2/7/2020).
Aksi Risma terjadi saat melakukan audiensi dengan para dokter di rumah sakit rujukan pasien terinfeksi Virus Corona (Covid-19) tersebut.
• Risma Sebut Telah Dituding Larikan dan Telantarkan 38 Pasien Covid-19: Bagaimana Mungkin?