Terkini Daerah
Sujud dan Tangisan Risma Minta Jangan Diulangi Lagi, Pakar: Nanti Kepercayaan Masyarakat Hilang
Devie Rahmawati kritisi sikap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang bersujud dan menangis pada Dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
"Oleh karenanya apa yang dilakukan oleh Bu Risma tentu saja harapannya tidak berhenti dengan bersujud," pungkasnya.
Lalu, Devie menyinggung soal keberhasilan sejumlah pemimpin di dunia mengatasi Virus Corona dengan 3K.
3K yang terdiri dari kecepatan, keberanian, dan komunikasi yang terbuka dinilai sangat penting.
"Karena kalau kita perhatikan tren di seluruh dunia, kota-kota bahkan negara yang berhasil menekan angka penyebaran Virus Corona itu dilakukan oleh para pemimpin-pemimpin yang memiliki paling tidak tiga karakteristik."
"Mereka memiliki 3K, kecepatan, keberanian dan komunikasi yang terbuka dalam hal ini Bu Risma sudah memiliki komunikasi yang terbuka," kata Devie.
• Pakar Ekspresi Analisis Sujud Risma pada Dokter, Sebut Dibuat Sedemikian Rupa: Natural Buat Dia
Sehingga, sujud Risma di depan publik itu juga bisa dimaknai sebagai keberanian Wali Kota itu untuk menunjukkan kelemahan.
"Artinya beliau berani menunjukkan saya juga pemimpin yang lemah," kata dia.
Sekali lagi, Devie mengingatkan bahwa sujud itu harus diikuti dengan kecepatan penanganan Covid-19.
"Namun itu harus disusul dengan keberanian mengambil keputusan dan juga kecepatan," imbuhnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)