Breaking News:

Terkini Internasional

Kisah Pedagang Sayur di India Dihajar Polisi karena Jualan saat Lockdown, Ngaku Masih Sulit Duduk

Sejumlah pedagang di India mengaku telah mengalami kekerasan oleh pihak kepolisian.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
IBtimes
ilustrasi keluarga di India. Sejumlah pedagang di India mengaku telah mengalami kekerasan oleh pihak kepolisian. 

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah pedagang di India mengaku telah mengalami kekerasan oleh pihak kepolisian.

Tanpa adanya peringatan, dua orang pedagang sayur menuturkan bahwa mereka telah dipukuli hingga mengalami cedera.

Hal ini berkaitan dengan aturan lockdown yang telah diberlakukan di sejumlah negara bagian India beberapa waktu yang lalu.

Para pekerja migran jalan kaki di India karena tak punya uang untuk naik bus, setelah wilayahnya dilockdown.
Para pekerja migran jalan kaki di India karena tak punya uang untuk naik bus, setelah wilayahnya dilockdown. (AFP/Money SHARMA)

Rekrut Petarung MMA, China Bentuk Satuan Regu Khusus untuk Memperkuat Pasukan di Perbatasan India

Sosok 5 Tentara India yang Tewas Dalam Bentrok Perbatasan, Keluarga Bangga Anaknya Gugur Bela Negara

Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengumumkan secara tiba-tiba bahwa seluruh negara akan diberlakukan lockdown, Senin (23/6/2020).

Ini membuat banyak layanan pengiriman dan vendor tidak siap, sehingga menyebabkan kebingungan dan bentrokan antara polisi dan staf mereka di banyak daerah.

Dilansir bbc.com, Minggu (28/6/2020), Suresh Shah dan saudara lelakinya, Ramprasad, telah menjual sayur-sayuran di pinggiran kota Noida di Delhi selama lebih dari 15 tahun.

Rutinitas sehari-hari mereka adalah mengambil sayuran dari pasar di pagi hari dan kemudian menjualnya di gerobak kecil mereka di malam hari.

Kedua bersaudara itu mengambil sayuran pada pukul 06:00 dan tiba di rumah satu jam kemudian.

Mereka mengisi gerobak mereka dan keluar untuk berjualan di malam hari seperti biasa.

Tetapi kemudian, petugas polisi mendekati gerobak mereka dan mulai meneriaki mereka menggunakan kata-kata kasar.

Suresh mencoba menjelaskan, tetapi sebelum dia menyadari apa yang terjadi, salah seorang polisi memukulnya dengan tongkat.

Dia dipukul beberapa kali lagi dan kemudian dipaksa untuk mengemas gerobaknya dan pergi.

Ia pun menderita kerugian sebesar 3000 rupee atau sekitar 567.000 rupiah, karena tidak dapat menjajakan dagangannya.

Di Depan Kedua Anaknya, Wanita di India Diperkosa Sopir Dalam Bus yang Sedang Berjalan

India Mengklaim Pasukannya Dimutilasi Setelah Dihajar dengan Tongkat Berpaku oleh Tentara China

"Saya telah dipukul dengan sangat keras yang membuatku hingga hari ini masih kesulitan untuk duduk."

"Namun yang lebih menyakitkan adalah kerugian besar bagi saya, karena saya hanya menghasilkan laba sekitar 300 rupee (sekira 56.000 rupiah) tiap hari," ungkap Suresh.

Ia juga mengatakan bahwa penjual sayur kecil-kecilan seperti dirinya, sudah terbiasa mendapat kekerasan dari pihak kepolisian.

"Tetapi kali ini mereka memukuli kami ketika kami benar-benar berusaha membantu."

"Saya tahu risiko Virus Corona dan itulah mengapa peran kami sekarang lebih penting daripada sebelumnya," tuturnya.

Saudaranya, Ramprasad Shah, mengatakan bahwa mereka beristirahat selama sehari dan kemudian kembali ke pasar.

"Kami harus keluar dan mencari uang untuk keluarga kam," ungkapnya.

"Tetapi yang lebih penting, orang membutuhkan persediaan dan kami membantu mereka tetap di dalam rumah."

"Kami membutuhkan dukungan dan bukan pemukulan serta pelanggaran," sambung Ramprasad.

Tak hanya pihak kepolisian, sejumlah pedagang juga mendapat perlakuan yang sama dari kelompok lokal yang menyebut diri mereka Resident Welfare Associations (RWA).

Seorang pedagang bernama Rajesh Kumar menyebutkan bahwa ia telah dilarang untuk menjual buah-buahan di daerah perumahan penduduk.

"Beberapa orang mengatakan bahwa aku pergi ke pasar yang ramai dan mungkin telah terinfeksi. Tetapi orang-orang yang sama menginginkan pengiriman pintu di rumah mereka. Mengapa kita diperlakukan seperti ini?" tanya Kumar.

"Kami berusaha membantu orang tetap di dalam rumah. Kami bukan musuh di sini," lanjutnya.

Pedagang seperti Rajesh dan Shah bersaudara adalah tulang punggung rantai pasokan barang-barang penting India, terutama di kota-kota kecil dan desa.

Mereka membawa sayuran, buah, biji-bijian, roti, dan susu ke jutaan rumah setiap hari.

Tetapi aturan lockdown telah memutus hubungan penting ini dalam rantai pasokan.

Agar aturan karantina diri selama 20 hari tersebut sukses, para pedagang keliling tersebut masih dibutuhkan untuk bekerja dan harus tahu bagaimana agar mereka tetap aman dari penularan Covid-19. (TribunWow.com)

Tags:
PedagangLockdownIndia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved