Terkini Internasional
Terdampak Krisis Kemanusiaan, Unicef Sebut Jutaan Anak di Yaman Terancam: Banyak yang akan Meninggal
Organisasi pemeliharaan anak dunia, Unicef, mengatakan bahwa jutaan anak di Yaman berada di ambang krisis kelaparan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
Sedangkan di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak, kasus positif diketahui lebih sedikit, meskipun jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Sejak 2015, Yaman telah hancur oleh konflik, meninggalkan jutaan orang tanpa akses ke perawatan kesehatan yang layak, air bersih atau sanitasi yang penting untuk mencegah penyebaran virus.
Sistem kesehatan negara tersebut telah runtuh secara efektif, sehingga tidak mampu mengatasi pandemi.
Alasan Yaman Menjadi Negara Paling Parah Terdampak Pandemi
Dilansir wolrdometers.info, yang diakses pada Sabtu (27/6/2020) pukul 08.15 WIB, penyebaran Virus Corona di negara Yaman masih memasuki tahap awal di mana tercatat ada 1.089 kasus positif.
Sementara itu, jumlah kematian mencapai 293 kasus dengan jumlah pasien yang sembuh sebanyak 402 kasus.
Namun, Yaman menjadi satu dari antara yang paling terdampak Virus Corona karena alasan-alasan berikut ini.
1. Masih Berperang
Sejak 2015, Yaman telah hancur oleh konflik, meninggalkan jutaan orang tanpa akses ke perawatan kesehatan yang layak, air bersih atau sanitasi yang krusial untuk mencegah penyebaran virus.
Makanan vital, pasokan medis dan kemanusiaan telah dibatasi oleh blokade darat, laut, dan udara sebagian dilakukan oleh koalisi negara-negara yang dipimpin Saudi melawan pemberontak Houthi.
Sementara pemberontak itu sendiri telah menghalangi distribusi bantuan ke arah kota dan mengusir pemerintah keluar dari ibu kota dan ke selatan negara tersebut.
Tidak adanya pemerintahan pusat yang bertanggung jawab membuat pandemi Virus Corona lebih sulit dikendalikan.
2. Krisis Kemanusiaan Terburuk
Hampir tiga tahun sebelum munculnya Covid-19, PBB menyatakan Yaman sebagai tempat yang paling membutuhkan di Bumi.
Sekitar 24 juta orang di sana, yaitu sekitar 80% dari populasi penduduk, bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup, dan jutaan lainnya berada di ambang kelaparan.