Breaking News:

Kasus Novel Baswedan

Bintang Emon Diserang 'Buzzer' saat Ungkit Kasus Novel, Ali Ngabalin: Di Medsos Harus Siap Dikritik

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara tentang perundungan komika Bintang Emon di media sosial.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Instagram/@bintangemon/Kompas.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Kolase foto Bintang Emon dan Novel Baswedan. 

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara tentang perundungan komika Bintang Emon di media sosial.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Dua Sisi di TvOne, Kamis (18/6/2020).

Sebelumnya, video Bintang Emon kritik kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan menuai berbagai komentar hingga viral di media sosial.

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menanggapi komika Bintang Emon yang diserang buzzer setelah mengkritik kasus Novel Baswedan, dalam acara Dua Sisi, Kamis (18/6/2020).
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menanggapi komika Bintang Emon yang diserang buzzer setelah mengkritik kasus Novel Baswedan, dalam acara Dua Sisi, Kamis (18/6/2020). (Capture YouTube Talk Show TvOne)

 

Refly Harun Benarkan Bintang Emon terkait Anehnya Kasus Novel Baswedan: Enggak Mungkin Iseng

Tidak lama setelah kritik itu diunggah, muncul akun-akun anonim (buzzer) yang menyebutkan komika tersebut memakai sabu-sabu.

Tidak hanya itu, akun email pribadi, kakak, dan manajer Bintang Emon juga diserang buzzer.

Menanggapi hal itu, Ali Ngabalin menilai wajar karena media sosial adalah ruang publik.

"Makanya kalau di ruang publik, media sosial, atau media mainstream, kita harus siap," tegas Ali Ngabalin.

Ia membandingkan dengan dirinya yang juga kerap tampil di publik.

"Kurang apa seorang Ali Mochtar yang segala bentuk jenis binatang melekat pada diri saya?" tanya Ali.

Menurut Ali, wajar bagi seorang pengkritik untuk mendapat kritik balik.

Ia menilai hal tersebut lazim terjadi dalam proses demokrasi.

"Saya harus siap ketika di ruang publik. Ketika siap untuk bisa melakukan pembelaan, siap untuk mengkritik, maka kita juga harus siap untuk dikritik," jelasnya.

"Itu bukan hal yang baru bagi proses demokrasi di tanah air," tambah Ali Ngabalin.

Diketahui sejumlah akun yang menyerang Bintang Emon di Twitter adalah @LintangHanita, @Tiara616xxx, dan @LiarAngsa.

Akun-akun tersebut adalah akun anonim yang baru saja dibuat, sehingga diduga bukan orang asli.

Muncul pula dugaan akun-akun tersebut sengaja dibuat untuk menyerang Bintang Emon.

Novel Baswedan Sebut 2 Dakwaan atas Kasusnya Palsu: Dengan Bukti Mengada-ada Lebih Bagus Dilepas

Meskipun begitu, ketika dibuka kembali ketiga akun ini sudah di-suspend oleh pihak Twitter.

Menanggapi hal itu, Ali Ngabalin kembali menegaskan Bintang Emon sendiri harus siap menerima kritik balik.

"Itu yang saya bilang bahwa dalam bentuk apapun harus siap. Siap mengkritik dan siap dikritik," tegasnya.

Ia mengaku sikap kritis Bintang Emon patut diapresiasi.

"Pada prinsipnya saya memberikan apresiasi yang luar biasa," papar Ali.

Ali kemudian menyinggung kritik Bintang Emon lebih fokus pada tuntutan terhadap pelaku penyerang Novel Baswedan.

"Artinya dalam beberapa diksi yang dipakai itu terkait dengan penuntutan jaksa penuntut umum," katanya.

Menurut Ali, saat ini proses persidangan kasus Novel Baswedan masih berjalan.

Ia meluruskan tuntutan 1 tahun penjara yang dijatuhkan kepada kedua pelaku tidak berarti kasus selesai.

"Artinya publik harus diberikan pencerahan, bahwa apa yang diberikan jaksa penuntut umum itu bukan selesai dari sebuah persidangan," jelas Ali Ngabalin.

"Prosesnya masih ada. Jangan lupa, hakim tidak memiliki ketergantungan kepada jaksa penuntut umum dalam menjatuhkan hukuman," tegas dia.

Alasan Minta Terdakwa Penyerang Novel Baswedan Dibebaskan, Refly Harun: Enggak Boleh Ada Stuntman

Lihat videonya mulai menit 2:00:

Novel Baswedan Singgung Ada 'Orang Kuat'

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyinggung adanya sosok petinggi dalam kasus yang menimpanya.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia ungkapkan dalam acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (17/6/2020).

Seperti diketahui, Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras oleh dua anggota polisi Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis. 

 Novel Baswedan Blak-blakan Minta 2 Pelaku Penyiram Dirinya Dilepas Saja, Najwa: Ini Terdakwa Joki?

Meskipun begitu, kedua terdakwa dituntut 1 tahun penjara atas perbuatan mereka seusai akibatkan kebutaan pada sebelah mata Novel.

Novel menilai wajar jika meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri yang turun tangan dalam kasus tersebut.

"Selama ini kita lihat beberapa pernyataan dikeluarkan, kemudian juga akhirnya ada TGPF (tim gabungan pencari fakta) walaupun terlambat," kata Najwa Shihab.

"Menurut Anda apa yang kurang dari sikap Presiden Jokowi selama ini?" tanya dia.

Novel meluruskan pembentukan TGPF bukan di bawah perintah langsung Jokowi.

"Pertama, TGPF itu dibuat di bawah kapolri dan itu dibuat karena rekomendasi dari Komnas HAM," kata Novel Baswedan.

"Bukan karena Presiden yang memerintahkan atau di bawah Presiden seperti yang kami minta, agar benar-benar independen," terangnya.

Novel mengakui awalnya ia mengapresiasi sikap Jokowi saat kasusnya disorot publik.

Meskipun begitu, Novel menilai arahan Jokowi tidak dilakukan aparatnya.

"Saya ingat sekali bahkan Pak Presiden pun menyikapi dengan sangat baik. Kok ya tidak digubris sama bawahannya, itu yang saya heran," ungkap Novel.

"Apa yang terjadi? Apakah Pak Presiden harus melihat lagi kenapa kok sampai bawahannya tidak melakukan apa yang dia perintahkan?" tanya dia.

Presenter Najwa Shihab saat bertanya yang kurang dari sikap Jokowi terhadap kasus Novel Baswedan, dalam acara Mata Najwa, Rabu (17/6/2020).
Presenter Najwa Shihab saat bertanya yang kurang dari sikap Jokowi terhadap kasus Novel Baswedan, dalam acara Mata Najwa, Rabu (17/6/2020). (Capture YouTube Najwa Shihab)

 

 Novel Baswedan Minta Jokowi Turun Tangan, Masinton Pasaribu: Tidak Bisa Diintervensi Siapapun

Melihat fakta itu, Novel merasa wajar jika meminta Jokowi sendiri turun tangan dalam perkaranya.

Ia menyinggung ada banyak perkara penyerangan serupa yang tidak diketahui publik.

Novel mengungkapkan dugaan bahwa pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK direncanakan otak yang sama.

"Saya sangat wajar meminta itu, karena Pak Presiden mengatakan agar diusut terkait dengan perkara saya," kata Novel.

"Sudah ada 10 lebih perkara terkait orang-orang di KPK dan saya yakin rangkaian pelakunya sama," ungkap dia.

Najwa langsung menanyakan sosok yang dimaksud Novel Baswedan.

"Orang yang begitu kuat yang tadi Anda sebut?" tanya Najwa.

"Kuat karena dibiarkan. Kalau diusut, enggak kuat dia," jawab Novel.

Najwa mencoba menduga siapa sosok yang disinggung narasumbernya ini.

"Kelompok yang sama yang merasa kepentingannya terganggu karena kerja-kerja yang dilakukan KPK," ucap Najwa Shihab.

"Benar," jawab Novel. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Novel BaswedanBintang EmonAli NgabalinTwitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved