Breaking News:

Kasus Novel Baswedan

Ali Ngabalin Wajarkan Novel Baswedan Kecewa, Haris Azhar: Jaksa Itu Bukan Rongsokan, Dibiayai Negara

Aktivis HAM Haris Azhar menanggapi Alli Ngabalin yang mewajarkan jika Novel Baswedan kecewa dengan hasil tuntutan.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Tribunnews/Herudin
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan memberikan kesaksian dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadapnya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, di Jakarta Pusat, Kamis (30/4/2020). Majelis Hakim menghadirkan Novel Baswedan sebagai saksi utama dalam sidang kasus penyiraman air keras terhadap dirinya dengan terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette. 

TRIBUNWOW.COM - Aktivis HAM Haris Azhar menanggapi Ali Ngabalin yang mewajarkan jika Novel Baswedan kecewa dengan hasil tuntutan.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Dua Sisi di TvOne, Kamis (18/6/2020).

Sebelumnya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan kekecewaan setelah mendengar hasil tuntutan 1 tahun terhadap kedua penyiram air keras di wajahnya.

Kolase foto Haris Azhar dan Ali Ngabalin.
Kolase foto Haris Azhar dan Ali Ngabalin. (Capture YouTube Talk Show TvOne/Kompas.com/Kristian Erdianto)

 

Novel Baswedan Kecewa Pelaku Dituntut 1 Tahun, Ali Ngabalin: Sebagai Korban Sah Saja, Kita Apresiasi

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kemudian menilai wajar jika Novel merasa kecewa dengan tuntutan itu.

Seperti diketahui, serangan pada 11 April 2017 mengakibatkan kebutaan pada mata sebelah kiri dan penurunan fungsi penglihatan pada mata kanan Novel.

Menanggapi komentar Ali Ngabalin, Haris Azhar merasa seharusnya jaksa penuntut umum (JPU) dapat lebih bertanggung jawab.

"Jaksa itu bukan cari rongsokan yang ada di pinggir jalan. Jaksa itu aparatur negara yang dibiayai oleh negara, menggunakan simbol-simbol negara," kata Haris Azhar.

Ia juga menanggapi pernyataan Ali Ngabalin sebelumnya yang menyebutkan sidang masih berjalan dan putusan hakim belum final.

"Jadi enggak perlu nunggu putusan. Setiap duit rakyat yang lari ke pejabat atau aparatur negara patut dimintai pertanggungjawaban," komentar Haris

Haris menyinggung kasus penyerangan Novel Baswedan sudah menjadi perhatian publik.

Maka dari itu, ia meminta aparatur negara bersikap serius.

"Dalam kasus yang menurut saya punya perhatian yang besar dari masyarakat, saya pikir penting untuk menunjukkan keseriusan," ungkap Haris.

Beberkan Sosok Orang Kuat di Balik Kasusnya, Novel Baswedan Curiga Ada Skenario: Saya Menduga

Ia juga mengecam jalannya sidang yang berujung tuntutan 1 tahun penjara.

Haris menyamakan proses pengadilan kasus Novel Baswedan dengan sandiwara.

"Tetapi saya ingin bilang, tuntutan jaksa yang 1 tahun itu sebetulnya salah satu indikator bahwa pengadilan terhadap dua tersangka di PN Jakarta Utara ini menunjukkan memang pengadilan sandiwara," kecamnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved