Terkini Daerah
Keluarga Miskin Tinggal di Gudang Terlantar, Upah Rp 60 Ribu hingga Tak Berharap Bantuan Pemerintah
Satu keluarga terpaksa tinggal di bangunan bekas gudang es yang tidak layak huni di Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Saya difasilitasi sepeda motor sama pemilik wedangan. Jadi sekarang tidak lagi pakai sepeda kayuh. Berangkat pakai sepeda motor," lanjutnya.
• Skenario Berat Hadapi Covid-19, Menteri Keuangan Sebut Kemiskinan dan Pengangguran akan Meningkat
Meski tergolong keluarga miskin, Agus mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah.
Namun ia tidak mempermasalahkan hal tersebut karena merasa masih bisa berusaha bekerja untuk membiayai keluarganya.
"Belum pernah dapat bantuan. Saya tidak dapat bantuan tidak masalah yang penting berani bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga," ujar Agus.
Sementara itu, dilansir Tribunsolo.com, Selasa (16/6/2020), pria yang bekerja di wedangan sekitar perumahan Fajar Indah tersebut mengaku sudah tinggal di bangunan tak layak huni tersebut selama 5 tahun.
"Kalau pertama disini sejak lama sekali, tapi kalau sejak rumah tangga sudah jalan 5 tahun," ungkap Agus.
"Awalnya saya dulu ngamen di sekitar pos polisi Fajar Indah, saat itu bangunan ini jadi tempat singgah saya untuk tidur," lanjutnya.
Agus mengatakan bahwa bangunan tersebut tidak mendapat aliran listrik dari PLN, sehingga ia harus puas dengan listrik dari aki kendaraan untuk sumber penerangan.
Meski hidup dalam keterbatasan, Agus merasa bersyukur karena anak-anaknya tak pernah rewel dan protes akan kondisi keluarga mereka.
"Mungkin karena terbiasa, dari dulu gak pernah neko neko mesti mereka tinggal di bekas pabrik es ini," kata Agus.
Meski saat ini sudah bekerja, Agus mengaku masih belum cukup bila harus digunakan untuk mencari rumah kontrakan.
Pasalnya, ia masih harus membayar biaya sekolah anaknya dan kebutuhan lain yang tidak sedikit.
"Gaji saya sebulan 1,3 juta, kalau buat ngontrak tinggal sedikit, belum lagi buat biaya sehari hari dan biaya sekolah Farel," jelasnya.
Meskipun demikian, Agus berharap suatu saat nanti ia dan keluarganya dapat hidup layak disebuah rumah yang nyaman.
"Harapannya seperti itu, tapi karena keadaan ekonomi belum juga terwujud," jelasnya.