Breaking News:

Virus Corona

Keluarga di NTT Buka Suara soal Rapid Test 'Ngawur', dari Pria Reaktif Hamil hingga Salah Umur

Keluarga di NTT menolak tiga hasil rapid test yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Rote Ndao karena dinilai tidak akurat.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Istimewa via Tribunnews.com
Ilustrasi. Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar rapid test massal Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, menemukan ada 186 yang reaktif, Selasa (3/6/2020). Terbaru, ilustrasi contoh pengambilan sampel rapid test Covid-19. 

"Tadi kami protes dengan hasil ini dan kami langsung ke tempat karantina dan bertemu dengan penanggung jawabnya," ungkap kakak kandung Ariyanto, Ferdinan Boik, Sabtu (13/6/2020).

Lalu keluarga kembali menerima hasil rapid test kedua milik Ariyanto, satu jam setelah hasil rapid test pertama.

Ferdinan mengatakan hasil yang mereka terima lagi-lagi tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Pada hasil kedua ditunjukkan Ariyanto non reaktif, namun di situ tertulis umur pasien yang bersangkutan adalah 27 tahun, padahal aslinya Ariyanto berusia 32 tahun.

Ferdinan juga menyoroti tidak adanya penanggung jawab pada hasil rapid test tersebut.

"Dan tidak ada dokter penanggung jawab yang bertanda tangan di hasil rapid test itu," kata Ferdinan.

Hasil rapid test ketiga diterima keluarga pada Sabtu (13/6/2020) sektiar pukul 15.00 WITA.

Namun keluarga tidak percaya dengan tiga hasil rapid test tersebut.

Mereka menuntut rapid test Ariyanto diambil langsung dengan disaksikan keluarga pasien.

"Kecuali dokter ambil ulang sampel darah dan disaksikan keluarga baru kita percaya. Tapi selagi belum ambil sampel darah dan keluarin surat rapid test yang ketiga, ini sebenarnya apa? Kok penyakit kayak gini dipermainkan," kata dia.

Ferdinan mengatakan pihaknya akan melaporkan kelalaian gugus tugas kepada polisi dan DPRD setempat.

Ia kembali menyindir kelalaian yang dibuat oleh gugus tugas.

"Kata pemerintah, tidak boleh main-main dengan penyakit ini. Tapi buktinya sekarang yang main-main siapa," sambung Ferdinan.

Jubir Penanganan Covid-19 Sulsel Bantah Isu RS Ambil Untung dari Jenazah PDP: Cuman Rp 400 Ribu

Pasrah Diprotes Keluarga Pasien

Sementara itu, Ferdinan mengatakan ketika dirinya melabrak dan meminta kejelasan dari pengelola karantina, mereka hanya pasrah.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Nusa Tenggara Timur (NTT)Covid-19Virus CoronaRapid Test
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved