Virus Corona
Mengaku Kesulitan Ekonomi selama Pandemi Covid-19, Susi Pudjiastuti: Bukan Sulit Lagi, Stop, Nihil
Mengaku terkena dampak pandemi, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus pengusaha, Susi Pudjiastuti mengungkapkan kesulitannya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Bahkan ia mengatakan dengan tegas bahwa keadaan ekonominya tak hanya sedang dalam kondisi sulit, namun juga defisit.
"Kalau kita bilang ekonomi, ya saya pikir tersulit dalam hidup usaha saya," ungkap Susi.
"Dalam hidup saya bekerja, usaha ya kali ini It is stop! Bukan sulit lagi, stop, nihil!, dan defisit," serunya sambil mengangkat tangan.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Prihatin Kondisi Kelautan dan Perikanan Indonesia
Khawatir akan masa depan kelautan Indonesia, Susi sempat meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dengan tegas melindungi laut Indonesia.
Pihaknya menyayangkan keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berencana melegalkan 8 alat penangkap ikan (API) yang sebelumnya telah dilarangnya.
Menurut Susi, dengan disahkannya API tersebut, akan mengganggu ekosistem dan kesediaan ikan di laut bebas.
Dilansir Kompas.com, Jumat (12/6/2020), hal tersebut disampaikan Susi dalam sebuah acara webinar yang dilangsungkan Jumat kemarin.
Ia menyinggung mengenai cantrang, pukat hela (trawl) dan pukat cincin (pursainers) yang akan diizinkan untuk digunakan menangkap ikan.
Susi khawatir dengan dilegalkannya alat yang ditarik dua kapal dan mampu menangkap ikan berbagai ukuran tersebut akan mengurangi persediaan ikan di laut.
Pasalnya, anak-anak ikan yang ikut terjaring tidak bisa tumbuh besar untuk menjaga kelangsungan hidup koloninya dan hanya akan berakhir di pembuangan karena tidak laku dijual.
• Minta Kewajiban PNPB Dibebaskan, Susi Pudjiastuti: Kita Sudah Zero Income, Harus Pertahankan Kantor
Susi mengungkapkan bahwa cara itulah yang digunakan para nelayan dari negara lain untuk mencuri ikan di perbatasan Indonesia.
"KKP bahkan sekarang membolehkan pursainers yang ditarik 2 kapal. Ini tuna Indonesia nanti akan habis. Bayangkan 2 kapal tarik jaring pursainers, luar biasa. Itu dilakukan oleh kapal Vietnam yang curi di Natuna," ujar Susi.
Susi mengatakan bahwa 8 API yang hendak dilegalkan itu tidak ramah lingkungan, ia lalu menjelaskan alasannya sempat melarang penggunaan alat tersebut.