Virus Corona
Tanggapi Polemik Tagihan Listrik Melonjak, Arya Sinulingga: PLN Enggak Bisa Bohong
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga memberikan tanggapan terkait kontroversi kenaikan tagihan listrik dari sejumlah pelanggan PLN.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga memberikan tanggapan terkait kontroversi kenaikan tagihan listrik dari sejumlah pelanggan PLN.
Dilansir TribunWow.com, Arya Sinulingga menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik yang dilakukan oleh PLN.
Menurutnya, ketika ada kenaikan tagihan listrik itu kemungkinan disebabkan karena penggunaan yang meningkat.

• Tanggapi Polemik Kenaikan Listrik, Pengamat Kebijakan Publik: BUMN-nya PLN Lain dengan BUMN-nya BRI
Arya Sinulingga mengatakan bahwa pihak PLN tidak mungkin bisa membohongi pelanggan.
Dirinya meminta supaya bisa membedakan antara tagihan dengan tarif.
Menurutnya, untuk tarif dipastikan tidak ada kenaikan dari tahun ke tahun.
Sedangkan untuk tagihan tentu sangat menyesuaikan dengan pemakaian sehari-hari.
Terlebih pada tiga bulan terakhir selama pandemi Virus Corona, banyak masyarakat yang berada di rumah.
Maka dampaknya penggunaan listrik menjadi lebih banyak.
"Makanya saya bilang bedakan dulu tagihan dengan tarif," ujar Arya Sinulingga dalam acara Sapa Indonesia Malam KompasTV, Kamis (11/6/2020).
Meski begitu, ketika masih ada yang tidak terima dengan kenaikan tagihan listrik, Arya memintanya untuk membuktikannya sendiri.
Yaitu dengan cara melihat di meteran listrik rumahnya.
• Kontroversi Listrik Naik, Pengamat Kebijakan Beri Masukan ke Dirut PLN: Tidak Cukup Cara Korporatif
Dari situlah dikatakan Arya Sinulingga bahwa PLN tidak bisa mungkin bohong soal tagihan listrik, karena memang sesuai dengan meteran yang ada.
"Dan sebenarnya enggak susah, anda lihat saja meteran anda sebelum Corona dan saat ini," katanya.
"Jumlahkan saja, berapa meter kalikan per KWH-nya, langsung lihat angkanya," jelas Arya Sinulingga.
"PLN enggak bisa bohong," tegasnya.
"Kalau ada yang salah gampang dikomplain, karena angkanya itu meteran tidak di PLN, meteran ada di pelanggan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 5.48
Pengamat Kebijakan Publik: BUMN-nya PLN Lain dengan BUMN-nya BRI
Pengamat Kebijakan Publik UI, Riant Nugroho memberikan tanggapan terkait kontroversi adanya kenaikan tagihan listrik yang dialami oleh pelanggan PLN.
Dilansir TribunWow.com, Riant menyoroti masalah mental dari pihak PLN dalam menghadapi permasalahan kenaikan tarif listrik ini.
Hal itu dikatakannya dalam acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Kamis (11/6/2020).
"Nomor satu adalah mental," ujar Riant.
• Sebut Polemik Tarif Listrik Ada Tendensi Politik, Arya Sinulingga: Yang Komplain Bawa Datanya ke PLN
Menurut Riant, semua pekerja di Perusahaan BUMN, khususnya PLN harus menyadari bahwa listrik adalah kebutuhan penting dari masyarakat secara umum.
Maka dari itu, setiap kinerjanya harus dilakukan dengan baik dengan tujuan hanya semata-mata untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
Dirinya lantas mengulang apa yang sudah disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir supaya bekerja dengan sungguh-sungguh karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Direksi, komisaris harus tahu bahwa yang namanya listrik itu adalah hajat hidup orang banyak, kedua, BUMN adalah badan milik rakyat," ujar Riant.
"Pak Erick pernah bilang kan bukan Badan Usaha Milik Neneklo, jadi enggak boleh ngawur," jelasnya.
Riant juga mengatakan bahwa cara kerja di PLN dan BRI berbeda, meski sama-sama di lingkup BUMN.
Menurutnya, bekerja di PLN tidak semata-mata untuk mendapatkan mendapatkan pelanggan dan keuntungan.
"Artinya apa, ini adalah warning ketika kita melayani masyarakat, BUMN-nya PLN lain dengan BUMN-nya BRI," kata Riant.
"Dengan demikian saran kami adalah mindset chains-nya itu mental chains-nya adalah bagaimana melihat yang namanya bukan semata-mata star visite, bukan semata-mata bagaimana survive visite," terangnya.
• Cerita Pemilik Bengkel di Malang yang Akhirnya Bayar Tagihan Listrik Rp 20 Juta: Saya Sudah Ikhlas
Menurutnya, ada hal yang lebih penting yakni bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Meskipun sedang dalam kondisi yang bisa dikatakan buruk.
"Tetapi bagaimana dalam di dalam suasana yang susah untuk saling mengerti," ungkapnya.
Ia kemudian mengungkapkan terkait adanya kenaikan tagihan listrik yang dialaminya.
Riant menambahkan sudah mengadukan kepada pihak PLN.
Namun ia mengaku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Saya itu sudah sejak lama setiap tagihan saya itu saya WA dengan staf penagih saya."
"Saya bekerja di rumah tiba-tiba naik jadi 7 juta, bayangkan 1,2 jadi 7 juta, itupun ketika kami cek PLN cuman dikirim WA yang itu dikatakanlah ada kenaikan," katanya.
"Okelah kita tetap bayar, tetapi kan kita sakit hati kan," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)