Terkini Nasional
Pemerintah Disebut Mirip Orde Baru, Fadjroel Rachman: Rocky Masih Ada di Sini Ketawa dengan Saya
Rocky Gerung merasa bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mirip pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung merasa bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mirip pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto.
Hal itu diungkapkan Rocky Gerung di depan Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (11/6/2020).
Mulanya, Fadjroel menantang Rocky untuk menjawab lebih memilih masa Soeharto atau Jokowi.

• Disinggung soal Sebutan Buzzer AHY karena Terus Kritik Jokowi, Rocky Gerung: Saya Membela Pikirannya
"Pemerintahan Demokrasi yang kita bangun sejak tahun 98 setelah kami sama-sama juga meruntuhkan rezim otoriter orde baru jadi kalau malam ini bertanya, 'Hei Rock mana yang lebih buruk apakah Pemerintahan Anti Demokrasi Soeharto atau sekarang ini?'," tanya Fadjroel pada Rocky.
Fadjroel lalu mengungkit soal Rocky yang kini bisa mengkritik Jokowi di depan publik tanpa adanya ancaman.
Sebagaimana diketahui, Fadjroel pernah ditahan di Nusakambangan akibat kritiknya pada Pemerintahan Soeharto.
"Rocky masih ada di sini ketawa-ketawa dengan saya, kalau dulu bicara seperti ini kita sudah bisa masuk Nusa Kambangan nih," lanjutnya.
Lalu, Rosi bertanya pada Rocky Gerung apakah benar menurutnya saat ini sudah seperti masa Orde Baru.
"Bung Rocky benar enggak sih New Normal yes, New Orde Baru enggak dan New Orde Baru itu kemudian direferensikan kepada pemerintahan Jokowi saat ini," tanya Rosi
"Apa Anda mengiyakan pemerintahan Jokowi ini seperti Orde Baru?," lanjutnya.
Mendengar itu, Rocky lantas mengiyakan pertanyaan Rosi.
Rocky beralasan karena Jokowi masih memiliki Juru Bicara Fadjroel Rachman.
• Rocky Gerung Sebut Buruknya Demokrasi Era Jokowi, Fadjroel Rachman Terbahak: Semua Salah Jokowi
Menurut dia, di dalam demokrasi tak perlu ada jubir untuk membela demokrasi ala presiden.
"Iya pasti lah itu," jawab Rocky tegas.
"Saya terangkan, kenapa karena Presiden Jokowi masih memerlukan Fadjroel Rachman sebagai juru bicara untuk membela demokrasi ala Jokowi," lanjutnya.
Bahkan, Rocky menyebut tak perlu Fadjroel yang sering muncul di depan publik.
Menurutnya hanya perlu Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.
"Kalau sudah demokratif tidak perlu ada orang kaya Fadjroel Rachman cukup Ngabalin aja mondar-mandir kan."
"Kan bukti ini tidak demokratis masih diperlukan orang yang pernah punya reputasi dalam demokrasi," jelas Rocky.
• Ditantang Fadjroel Rachman Ungkap Sosok Buzzer Pemerintah, Rocky Gerung: Anda Baca Koran Enggak?
Selain itu, Pengamat Politik ini juga menilai tak perlu ada buzzer untuk membela demokrasi ala Jokowi.
"Itu simpanan psikologi begitu. Demokrasi itu tidak memerlukan influencer, tidak memerlukan buzzer," katanya.
Lalu, Rocky Gerung justru mengatakan bahwa seharusnya seorang jubir bisa mengkritik istana jika memang ada yang dianggap salah.
"Juru bicara fungsinya apa. Juru bicara adalah membela kesalahan pikiran demokrasi dari istana," kata dia.
Rocky mengkritik menurutnya jubir hanya membela demokrasi yang tidak perlu.
"Kalau negeri ini demokrasi juru bicara yang membela demokrasi tidak diperlukan," ucapnya.
Lihat videonya mulai menit ke-7.38:
Rocky Diperingatkan Fadjroel Rachman
Perdebatan terjadi di antara Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dan Pengamat Politik Rocky Gerung.
Keduanya saling beradu argumen mengenai diskusi yang membahas soal demokrasi di Indonesia.
Di akhir perdebatan, Fadjroel memperingatkan agar Rocky berhati-hati dalam mengeluarkan argumen yang tidak berlandaskan fakta.
• Sebut Hanya Didramatisasi, Rocky Gerung Nilai New Normal Dijadikan Gurauan Warga: Buset Deh
• Diajak Ngobrol Enteng, Rocky Gerung Malah Pilih Kritik Pemerintah: Paling Berat kalau Memuji
Perdebatan terjadi sepanjang acara talkshow Rosi bertema 'Jokowi dan Masa Depan Demokrasi', Kamis (11/6/2020).
Pada segmen-segmen sebelumnya telah dibahas sejumlah isu, mulai soal buzzer, pembatalan diskusi, hingga menyinggung kasus pembubaran ormas HTI.
Di segmen terakhir, seusai debat berakhir, Fadjroel meminta agar Rocky tetap kritis terhadap pemerintah.
Namun Fadjroel juga mengingatkan agar Rocky tidak melontarkan argumen yang berisi fitnah.
"Saya sekali lagi sebagai sahabat mengingatkan saja tetap kritis Rocky, tetap kritis tetapi jangan membuat pernyataan-pernyataan yang membuat Anda nanti dikategorikan fitnah pencemaran nama baik," ucap Fadjroel.
Mendengar peringatan Fadjroel, Rocky mengatakan apa yang ia sampaikan semuanya berlandaskan data dari media massa.
"Dari tadi, dari A sampai Z, yang saya terangkan itu semuanya ada di media massa," jawab Rocky.
"Saya sebagai sahabat Rocky," balas Fadjroel.
"Enggak usah diingatkan," timpal presenter acara tersebut yakni Rosi Silalahi.
Fadjroel bersikeras dirinya memberi peringatan sebagai sahabat lawan debatnya yang sama-sama memperjuangkan demokrasi di Indonesia.
"Sahabat dalam demokrasi," kata Fadjroel.
"Enggak ada soal sahabat di dalam perdebatan," balas Rocky.
Fadjroel lalu kembali mengingatkan Rocky agar lebih berhati-hati.
"Di dalam prinsip ini kita sahabat, kita bersama-sama memperbaiki demokrasi," ucap Fadjroel.
"Tetapi saya cuma mengingatkan hati-hati Rocky karena kita gampang sekali tergelincir menjadi fitnah."

Merespons peringatan Fadjroel, Rocky justru meminta lawan debatnya itu memperingatkan Presiden Jokowi.
"Anda terangkan itu pada presiden, itu hati-hati Pak Jokowi kalau Anda enggak paham demokrasi Anda bisa tergelincir," kata dia.
Fadjroel kemudian memberikan pernyataan penutup bahwa demokrasi di Indonesia akan terus lebih baik ke depannya.
"Beliau menyampaikan kepada saya agar saya menyampaikan kepada Rocky dan kepada publik bahwa Presiden Joko Widodo adalah champion (pemenang) demokrasi di Indonesia ," paparnya.
"Dan kita berharap masa depan demokrasi di Indonesia akan terus baik dan akan lebih baik lagi," sambung Fadjroel.
Masih tak sepakat dengan Fadjroel, Rocky mengatakan berdasarkan data dari survei tertentu, demokrasi di Indonesia pada era kepemimpinan Jokowi justru memburuk.
"Dan itu barusan dibatalkan oleh survei bahwa selama periode Jokowi, demokrasi memburuk," ucap Rocky sembari tertawa.
• Jelaskan Alasan Jokowi Wajibkan Tapera saat Corona, Fadjroel Rachman: Sebenarnya Tak Ada Bebannya
Simak tayangan selengkapnya dari menit ke-1.34.15:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)