Virus Corona
Dimakamkan Ratusan Pengemudi Ojol Tanpa Protokol Kesehatan, Jenazah Ternyata Pasien Positif Covid-19
Jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dimakamkan ratusan rekan seprofesi ojek online (ojol) dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Adanya ground glass tersebut menunjukkan bahwa paru-paru penderita dipenuhi oleh air.
Gejala ini merupakan satu diantara gejala yang umum ditemui pada pasien terinfeksi Covid-19.
• Ratusan Pengemudi Ojol Nekat Makamkan Rekannya yang Berstatus PDP, Ternyata Jenazah Positif Corona
Pihak medis yang curiga karena DAW mengalami gejala mirip Covid-19 memindahkan pasien tersebut ke RSUD dr Soetomo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Dokter di RSUD dr Soetomo kemudian melakukan tes swab lantaran DAW diketahui merasakan sesak napas dan demam tinggi.
Wanita tersebut sebenarnya juga telah dijadwalkan untuk menjalani operasi patah tulang pasca-kecelakaan.
Namun belum sempat dioperasi dan diumumkan statusnya, DAW lebih dulu meninggal pada Minggu (7/6/2020) sekitar pukul 14.30 WIB.
"Pasien tersebut lalu meninggal sebelum dilakukan operasi karena rencananya akan dilakukan operasi (patah tulang)," ucap Joni.
Joni yang juga merupakan Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim telah memastikan jenazah dipulasara sesuai aturan kesehatan.
Namun pihak keluarga dan rekan-rekan seprofesi DAW tidak setuju karena telah meyakini driver ojol tersebut negatif Virus Corona dari hasil rapid test.
"Sebetulnya pihak keluarga sudah tahu kalau ini ada Covid-19-nya, tapi kita di Dr Soetomo dijelaskan kalau PCR-nya belum keluar," ujar Joni.
Ratusan pengemudi ojol dan keluarga DAW menggeruduk rumah sakit dan membawa paksa jenazah PDP tersebut.
Mereka lalu memakamkan DAW tanpa prosedur khusus di Jalan Dukuh Kupang Barat, Surabaya, pada Minggu (7/6/2020) tengah malam.
Setelah berselang dua hari, DAW ternyata dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes polymerase chain reaction (PCR) yang baru keluar.
"Orang dengan trauma itu imunitasnya turun, sehingga beliau tidak terdeteksi saat rapid test menunjukkan tidak reaktif. Berarti imunitasnya tidak terlalu bagus sehingga bahaya sekali jika terinfeksi oleh virus," jelas Joni.
Joni mengatakan bahwa rapid test tidak bisa dijadikan patokan untuk menyatakan bahwa pasien tidak terpapar Virus Corona.