Breaking News:

Terkini Nasional

Tantang Warga yang Komplain Listrik Naik Datang ke PLN, Arya Sinulingga: Banyak Tendensi Politik

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga memberikan tanggapan terkait adanya kontroversi kenaikan tarif listrik.

Youtube/KompasTV
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga memberikan penjelasan terkait adanya kontroversi kenaikan tarif listrik dalam tayangan KompasTV, Kamis (11/6/2020). Dirinya menantang warga yang komplain listrik naik supaya datang ke PLN. Sebut banyak tendensi politik. 

TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga memberikan tanggapan terkait adanya kontroversi kenaikan tagihan listrik sejumlah pelanggan PLN.

Dilansir TribunWow.com, Arya Sinulingga bahkan menantang warga yang mengomplain tagihan listrik naik tersebut untuk mendatangi langsung ke PLN dengan menunjukkan angkanya.

Arya menilai bahwa timbulnya kontroversi kenaikan tarif listrik tersebut tidak terlepas dengan adanya tendensi politik.

Hal ini disampaikan Arya dalam tayangan Youtube KompasTV, Kamis (11/6/2020).

Warga saat melakukan pengecekan token listrik prabayar di Rumah Susun Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2020). Pemerintah akan membebaskan biaya untuk pelanggan listrik 450 VA selama tiga bulan ke depan sedangkan untuk pelanggan listrik 900 VA akan mendapatkan keringanan berupa potongan harga sebesar 50 persen. Tribunnews/Jeprima
Warga saat melakukan pengecekan token listrik prabayar di Rumah Susun Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2020). Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Arya Sinulingga Jelaskan Alasan Tarif Listrik Melonjak: Tarif PLN Tetap, yang Naik Mungkin Tagihan

Arya mulanya menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik, yang ada adalah penggunaan yang lebih banyak.

Dirinya menyadari tidak mungkin pihak PLN memberikan beban kepada masyarakat yang kondisi perekonomiannya sedang terpuruk di tengah pandemi Virus Corona.

"Kami pun tidak mungkin sangat tidak mungkin kita membebani publik dengan kondisi yang ada saat ini," ujar Arya.

Menurutnya, permasalahan yang timbul terkait kenaikan tagihan listrik ada kepentingan lain, khususnya terkait masalah politik.

Bahkan dirinya mengaku siap untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang merasa keberatan dan menilai adanya kenaikan listrik.

Arya meminta mereka supaya menunjukkan data-data objektifnya terkait kenaikan tarif listrik yang dialaminya.

"Jadi kalau ada yang melintir-melintir, kita berharap sih teman-teman tolonglah apalagi yang mempunyai tendensi-tendensi politik, tolong jujur," ungkap Arya.

"Kita berani kok, coba teman-teman yang komplain tersebut bawa angkanya ke PLN, lihat meterannya," katanya.

"Jangan-jangan yang komplain itu tidak bisa membantah nanti."

"Saya berani bener mengatakan bahwa lebih banyak tendensi hal-hal yang melintir yang membuat tidak clear," sambung dia.

Fakta Baru Tagihan Listrik Melonjak Capai Rp 20 Juta, Tetap Harus Bayar hingga Alasan PLN

Lebih lanjut, ia berharap tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan PLN, khususnya tarif listrik tersebut untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.

"Marilah dengan kondisi saat ini ayolah, ini kan bangsa kita pingin tenang, jangan lagi kita mengompor-ngompori gitu lho," harapnya.

"Saya harap semua pelaku-pelaku politik juga melihat dengan clear," pungkasnya.

Simak videonya:

Klarifikasi Kenaikan Tagihan Listrik

Sementara itu terkait adanya kelonjakan tarif listrik yang disebutnya tidak wajar karena memang ada sebabnya.

Menurut Arya Sinulingga, para petugas PLN tidak bisa mengukur tagihan listrik secara langsung dengan mendatangi rumah-rumah warga.

Atas dasar itu, pihak PLN menggunakan rata-rata tagihan listrik selama tiga bulan terakhir untuk menentukan tagihan pada bulan terbaru.

"Mengenai kontroversi yang kenaikan itu mungkin sedikit bisa saya jawab," kata Arya.

"Saya kasih contoh, misalnya pada bulan Maret atau Februari yang lalu itu tagihan kita adalah A, kemudian pada tagihan bulan Maretnya," ungkapnya.

"Itu karena teman-teman tidak bisa ke rumah, tidak bisa menghitung meteran secara langsung, akibatnya mereka memakai cara mengambil rata-rata pemakaian selama tiga bulan terakhir," sambungnya.

 Cerita Pemilik Bengkel yang Kaget karena Tagihan Listrik Naik 20 Kali Lipat: Apa yang Saya Gunakan?

Dengan kondisi tersebut tentunya tidak melihat kondisi pemakaian listrik pada bulan tersebut.

Padahal di satu sisi pemakaian listrik pada bulan itu naik drastis karena adanya work from home.

Dan kondisi itulah yang dialami oleh petugas PLN ketika sudah bisa mendatangi rumah warga dan melihat meteran secara langsung.

Kemudian untuk kelebihan yang belum terbayarkan itu otomatis masih menumpuk.

"Setelah tiga bulan terakhir, dia pakai untuk penagihan bulan selanjutnya," kata Arya.

"Padahal sebenarnya bisa saja kita lebih memakainya karena ada work from home itu."

"Nah kelebihan ini tidak ditagih oleh PLN sementara karena mereka menghitung rata-rata."

Lebih lanjut, menurut Arya, kondisi tersebut terjadi selama tiga bulan terakhir, atau selama masa pandemi dan adanya pembatasan tersebut.

Jadi tiga bulan terakhir cara penghitungan tagihan listrik hanya ditentukan melalui rata-rata tiga bulan sebelumnya.

Penjelasan PLN soal Penghitungan Penggunaan Rata-rata, Sebut Tagihan Listrik Bengkak Bisa Dicicil

Arya mengatakan bahwa PLN telah mengeluarkan kebijakan untuk tidak menagih kekurangan biaya listrik dalam satu waktu.

Namun para pelanggan bisa mencicil beberapa bulan ke depan.

"Nah kelebihan inilah, kelebihan pada dua bulan sebelumnya, kemudian kelebihan pada satu bulan sebelumnya, ditambah kelebihan pada bulan ketiga, ini mereka jumlahkan," terangnya.

"Nah karena tau melonjak penagihan tersebut, ini membuat teman-teman PLN merasa bahwa ini masyarakat akan kasian kalau langsung membayar."

"Maka mereka mengatakan kelebihan ini bisa dicicil selama mungkin dua tiga bulan," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Arya SinulinggaPerusahaan Listrik Negara (PLN)Kenaikan Listrik
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved