Virus Corona
Ditanya Najwa Apakah Jakarta Sudah New Normal, Anies: Kami Tidak Mau Gunakan Kata-kata Itu
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan bahwa wilayahnya belum aman dari Covid-19 saat di Mata Najwa.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan bahwa wilayahnya belum aman dari Covid-19di acara Mata Najwa pada Rabu (5/11/2020).
Pada kesempatan itu Presenter Najwa Shihab bertanya apakah di DKI Jakarta seolah-olah sudah New Normal atau belum.
Mulanya, Anies Baswedan menegaskan saat ini belum diperbolehkan ada perkumpulan lantaran dinilai masih berisiko.

• Di Mana Terawan saat Mulai New Normal? Najwa: 3 Bulan Hampir Tiap Minggu Kami Undang Tak Bersedia
"Belum boleh, jadi mengapa belum boleh karena memang masih berisiko," kata Anies.
Ia menjelaskan akan membatasi jumlah pengunjung pada titik-titik keramaian tertentu.
"Sebagai contoh kenapa Car Free Day belum diizinkan, karena kita tidak bisa mengetahui siapa saja yang datang tidak bisa dikendalikan jumlahnya."
"Seperti tadi Ragunan, Ancol dikendalikan jumlahnya sebelum mereka datang karena itu nanti kita bisa mengatur datangnya jam berapa dan lain-lain," jelas Anies.
Lalu, ia juga menyinggung acara Mata Najwa juga belum boleh dengan adanya penonton.
"Nah jadi pertemuan seperti ini jangan mengapa bisa dilakukan pake video conference kok," ungkapnya.
Sehingga, Anies menegaskan bahwa jangan sampai keluar rumah jika tidak mendesak.
"Sekarang itu prinsip kita di Jakarta ini adalah kita masih PSBB jadi kalau tidak terpaksa jangan keluar rumah."
"Dan kalau memang yang keluar rumah, hanya yang sehat jadi prinsipnya itu bukan siapa yang boleh."
"Prinsipnya adalah sebaiknya semua orang di rumah, kecuali yang harus pergi," tutur Anies.
• Dari Lockdown hingga New Normal, Effendi Gazali Ucap Kebingungan di ILC: Senyum Aja, PSBB Menderita
Anies lantas membantah bahwa di daerahnya sudah seolah-olah bisa menerapkan New Normal.
"Jadi paradigmanya itu harus, karena kemudian seolah-olah memang normal baru," tanya Najwa.
"No, no karena itulah kami di Jakarta tidak mau menggunakan kata-kata (itu), kita ini belum aman, ini transisi," jawab Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sekali lagi menegaskan bahwa jangan keluar kalau tidak terpaksa.
Itupun harus dalam keadaan sehat.
Semua di rumah, kecuali yang harus pergi, terpaksa, itupun harus sehat ikuti protokol
Lihat videonya mulai menit ke-8:44:
Reaksi Anies Disebut Sebenarnya Ingin PSBB Diperpanjang
Pada kesempatan lain, Anies mengungkap alasan memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (9/6/2020).
Namun, Pembawa Acara ILC, Karni Ilyas mengatakan dirinya sempat merasa bahwa Anies sebenarnya tidak ingin mengakhiri PSBB.
• Cabut PSBB saat Covid-19 Masih Tinggi, Risma Ibaratkan Diri Karyawan Kena PHK: Makan untuk Sehari
"Pak Gubernur dari tanggal 4 PSBB sudah dicabut, Jakarta langsung hidup kembali, jalanan ramai, pasar ramai, dan restoran-restoran mulai berisi."
"Jadi kehidupan muncul kembali di Jakarta, tapi pencabutan itu sendiri saya lihat prosesnya tidak semulus itu, malah kesan saya, Pak Gubernur itu mau memperpanjang PSBB," tanya Karni Ilyas.
Lalu, Karni Ilyas juga menyinggung soal pembatalan konferensi pers Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Sampai-sampai acara konferensi pers tanggal 3 itu dua-duanya ditunda, baru besoknya Pak Gubernur mengumumkan bukan PSBB dicabut, tapi diubah masa transisi sampai akhir Juni," lanjut Karni Ilyas.
Menanggapi itu, Anies menjelaskan bahwa pemilihan kebijakan PSBB transisi itu bukan sesuatu yang sederhana.
"Sebenarnya begini kita memantau pergerakan data terus menerus Bang Karni, dan ketika fase penentuan itu sebetulnya bukan di tanggal tiganya, tanggal empatnya."
"Sebenarnya perjalanan selama dua minggu kita sudah tahu trennya, ini kan bukan seperti permukaan air yang dari hari ke hari mengubah secara signifikan," ujar Anies.
Lalu ia mengungkit soal kurva penyebaran Virus Corona di Jakarta.
Menurut Anies, angka penyebaran Covid-19 di Jakarta sebenarnya sudah mulai landai pada pertengahan Mei.
"Jakarta sudah mengalami stabilisasi itu sejak pertengahan Mei kira-kira itu sudah stabil, tidak banyak berubah angka-angkanya," lanjutnya.
• Di ILC, Anies Klarifikasi soal Rekor Lonjakan Corona di Jakarta: Bukan Seperti yang Dibayangkan
Ia mengatakan dalam pemilihan kebijakan PSBB itu didasarkan dari tiga aspek.
"Jadi kita itu memantau ada tiga parameter itu, satu adalah parameter epedemiologi, yang kedua adalah kesehatan publik, yang ketiga tentu fasilitas kesehatan."
"Tapi kalau fasilitas kesehatan itu relatif statis, tapi kalau yang dua epedemiologi dan kesehatan publik itu kita pantau terus," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga sering melakukan diskusi dengan Gugus Tugas Nasional terkait hal tersebut.
"Jadi sebenarnya lebih pada timing saja dan semua kita harus informasi kepada semua pihak terutama juga komunikasi dengan Gugus Tugas Nasional."
"Jadi kita bahas sama-sama kita sampaikan pada Gugus Tugas Nasional bahwa Jakarta berencana melakukan transisi," jelas dia.
• Akhiri PSBB Surabaya Raya, Khofifah Sudah Peringatkan Tingginya Risiko Covid-19: Di Atas Jakarta
Anies mengatakan, jika PSBB tidak diperpanjang maka tujuannya untuk menghentikan penyebaran Virus Corona akan gagal.
"Dan sempat didiskusikan terminologi transisi sendiri sebelumnya tidak dikenal tapi kita melihat bahwa kalau kita sekedar menghentikan PSBB lalu longgar semua, sementara kita belum masuk fase yang ingin kita capai," imbuhnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)