Breaking News:

Virus Corona

Ungkap Kronologi Pengambilan Paksa Jenazah di RS, Gugus Tugas: Pukul Mobil Ambulans, Dorong Petugas

Sempat viral di media sosial video penjemputan paksa jenazah pasien Covid-19 dari RS Paru Karang Tembok, Surabaya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
Capture Medsos, Surya
Viral Video Warga Pegirian Surabaya Bawa Pulang Jenazah COVID-19, Satu Keluarga Langsung Rapid Test 

TRIBUNWOW.COM - Sempat viral di media sosial video penjemputan paksa jenazah pasien Covid-19 dari RS Paru Karang Tembok, Surabaya.

Sekelompok orang tersebut nekat membawa jenazah beserta ranjangnya, meski pasien dinyatakan positif terjangkit Virus Corona.

Petugas rumah sakit pun segera melakukan penjemputan kembali ke rumah duka, namun malah ditolak dan diusir.

Viral Video Warga Pegirian Surabaya Bawa Pulang Jenazah COVID-19, Satu Keluarga Langsung Rapid Test
Viral Video Warga Pegirian Surabaya Bawa Pulang Jenazah COVID-19, Satu Keluarga Langsung Rapid Test (Capture Medsos, Surya)

Viral Video Jenazah Pasien Covid-19 Dibawa Paksa Pakai Ranjang RS, Keluarga Langsung Rapid Test

Dilansir TribunJatim.com, Rabu (10/6/2020), Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi memberikan keterangan.

Menurut kesaksian dari Direktur Utama RS Paru Kang Tembok, pasien tersebut meninggal pada Kamis (4/6/2020).

Pihak rumah sakit langsung menghubungi keluarga pasien pada 08.00 WIB dan menjelaskan terkait kematian pasien tersebut.

Pihak keluarga yang mendatangi rumah sakit kemudian meminta untuk melihat jenazah dan kemudian berunding dengan keluarga lain hingga pukul 08.30 WIB.

"Jadi mulai jam lima (pagi) meninggalnya. Kemudian pukul 09.00 ada dua keluarga pasien yang meminta masuk untuk memastikan bahwa yang meninggal itu ibunya," tutur Joni, Selasa (9/6/2020).

"Setelah keluarga melihat, petugas melanjutkan perawatan jenazah kembali sesuai dengan protokol COVID-19. Kemudian yang melihat jenazah itu juga berunding lagi dengan keluarga yang lain," lanjutnya.

Namun, pada sekitar pukul 11.00 WIB, sejumlah orang dengan memaksa naik menuju lantai empat, lokasi di mana jenazah tersebut di letakkan.

Sekelompok orang yang berjumlah 10 hingga 11 orang tersebut langsung membawa jenazah pasien beserta tempat tidurnya.

"Jam 11.05 WIB, petugas lapor ke direktur bahwa keluarga pasien membawa paksa jenazah. Selanjutnya melapor ke security supaya keluarga membawa jenazah dihentikan," kata Joni.

Pasien tersebut merupakan pasien pindahan dari RS PHC Surabaya dan telah dinyatakan positif terpapar Virus Corona.

"Dan ini juga sudah dilaporkan ke kepolisian, Babinkamtibmas bahwa pasien atau jenazah tersebut adalah pasien COVID-19, yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya, hasil PCRnya positif," ungkap Joni.

Candaan dr Erlina Burhan di ILC, Pura-pura Tes Karni Ilyas soal Pakai Masker: Wah Pintar, 100

Tak berhasil menghadang keluarga yang nekat tersebut, pihak rumah sakit lalu mendatangi rumah pasien.

"Bayangkan, sampai perawat datang ke rumah almarhum dengan dua ambulan," imbuhnya.

Joni menuturkan bahwa kedatangan petugas memakai alat pelindung diri (APD) tersebut tidak disambut baik oleh warga.

Sejumlah orang malah mengusir para petugas tersebut dengan kekerasan.

"Selanjutnya, masa anarkis dengan memukul mobil ambulans dan mendorong petugas, tidak ada polisi pada waktu itu. Petugas sampai berlindung ke depot air isi ulang," ucap Joni.

"Dan petugas kembali ke rumah sakit, setelah jenazah dibawa oleh mobil ambulan menuju ke TPU Keputih Surabaya," tambahnya.

Menurut undang-undang kekarantinaan, perilaku masyarakat yang bertentangan dengan protokol kesehatan tersebut bisa dikenai hukum pidana.

Namun, ia merasa iba terhadap keluarga pasien yang masih dalam kondisi berduka.

"Siapapun yang berbuat sesuatu yang berlawanan dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan penyakit bisa kena sanksi. Hukumannya pidana bukan sanksi administrasi," ucap Joni.

"Cuma ini orang yang sudah meninggal dan keluarga dalam keadaan sedih, masa akan dilaporkan ke polisi," lanjutnya.

Diketahui, pihak keluarga yang nekat membawa pulang pasien tersebut adalah warga dari wilayah Pegirian, Semampir, Surabaya.

"Memang itu warga Pegirian, mereka menganggap itu bukan Covid-19, padahal hasil swabnya itu positif," kata Camat Semampir, Siti Hindun Robba Humaidiyah, Senin (8/6/2020).

Tokoh setempat beserta jajaran Muspika dan Puskesmas sempat melakukan negosiasi dengan keluarga pasien tersebut.

Mereka akhirnya mencapai persetujuan dan jenazah pasien tersebut kemudian dimakamkan di area pemakaman yang telah ditentukan.

Bantah Harus Berdamai dengan Corona, dr Erlina Burhan Pilih Jadikan Musuh: Virus Gak Ada Akalnya

Selain itu, keluarga pasien yang berkontak dengan jenazah tersebut juga diwajibkan mejalani rapid test.

Seluruhnya dinyatakan non reaktif, namun tetap harus menjalankan karantina mandiri.

"Hasilnya nonreaktif, tapi tetap mereka harus isolasi mandiri," ujar Siti.

Curigai Oknum di Balik Maraknya Pengambilan Paksa Jenazah PDP Corona, Polisi Perketat Pengawasan

Penuturan Kapolsek Pegirian

Seperti yang dikutip dari Kabar Utama tvOne, Senin (8/7/2020), puluhan orang terlihat membawa paksa jenazah pasien Covid-19 untuk dimakamkan secara umum, termasuk dari pihak keluarga jenazah tersebut.

Beberapa di antaranya terlibat langsung dalam pengambilan jenazah, sedangkan lainnya sudah menunggu di gerbang rumah sakit.

Dalam video amatir tersebut mereka yang masuk ke dalam rumah sakit membawa jenazah beserta tempat tidurnya.

Mereka mendorong tempat tidur yang berisikan jenazah itu ke luar area rumah sakit.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Pegirian, Kompol Agus Ariyanto.

Agus mengatakan berhasil meredam keinginan masyarakat, yang juga merupakan keluarga ataupun kerabat dari pasien.

Dirinya menilai masih banyak masyarakat yang belum sadar dan juga belum paham dengan penularan Virus Corona, termasuk cara penanganan jenazah Covid-19.

Setelah dilakukan negosiasi dengan pihak keluarga, jenazah akhirnya dikembalikan ke pihak rumah sakit untuk bisa segera dimakamkan dengan protokol Covid-19.

"Kita tindaklanjuti, jadi pemahaman masyarakat sekarang itu masih belum tahu kalau dia itu terkena Covid apa tidak," ujar Agus.

"Setelah kita kasih pemahaman mereka akhirnya paham terus ikut melaksanakan pemakaman secara protokol kesehatan," jelasnya.

"Pemakaman dari DKT Pemkot sama dari rekan-rekan dari Rumah Sakit Paru," sambungnya.

Simak tayangan selengkapnya dari menit pertama:

(TribunWow.com/ Via/ Elfan)

Sebagian dari artikel ini merupakan olahan dari TribunJatim.com dengan judul "Kronologi Warga Larikan Jenazah Covid-19 dari RS Paru Surabaya, Petugas Bantu Malah Dibuat Ketakutan" dan "Video Keluarga Bawa Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di Surabaya Viral di Media Sosial, Begini Faktanya"

Tags:
SurabayaGugus TugasViralMedia Sosial
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved