Virus Corona
Tanggapi Status Surabaya Masuk Zona Hitam Corona, Khofifah: Jadi Memang Ini Adalah Kota Kosmopolitan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan tanggapan terkait status Kota Surabaya yang disebut masuk zona hitam atau merah pekat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan tanggapan terkait status Kota Surabaya yang disebut masuk zona hitam atau merah pekat.
Dilansir TribunWow.com, Khofifah mengakui bahwa Surabaya menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Jawa Timur.
Menurutnya, hal itu terjadi karena Surabaya merupakan Kota Kosmopolitan yakni interaksi sosial tidak hanya bersifat lokal, melainkan nasional bahkan internasional.
Hal ini disampaikan Khofifah dalam acara Prime Talk yang tayang di kanal Youtube metrotvnews, Rabu (3/6/2020).

• Dengar Jawaban dari Pakar Gugus Tugas, Pandu Riono Minta New Normal untuk Ditunda 2 Minggu
Seperti yang diketahui, lebih dari setengah kasus Corona di Jawa Timur berada di Kota Pahlawan.
Jumlah kasus positif di Surabaya mencapai 2.803 per Rabu (3/6/2020) dilansir dari infocovid19.jatimprov.go.id.
Sedangkan kasus keseluruhan di Jawa Timur mencapai 5.318 kasus setelah terjadi penambahan 183 kasus baru pada Rabu (3/6/2020).
"Jadi memang ini adalah kota kosmopolitan," ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, dalam Kota Kosmopolitan tersebut menjadikan Surabaya mempunyai interaksi masyarakat yang luas dan beragam.
Dirinya mengatakan bahwa interaksi sosial di Surabaya tidak hanya terjadi secara lokal, maupun nasional, atau bahkan internasional.
Seperti misalnya kasus kepulangan masyarakat yang melakukan umrah.
• Mardani Minta Pemerintah Tak Jalan Sendiri soal New Normal, Singgung Ganjar hingga Anies Baswedan
"Interaksi masyarakat tentu tidak hanya antar kota, tidak hanya antar provinsi, tetapi juga antar negara," jelasnya.
"Sehingga misalnya kami pernah dapat informasi 'oh ini ada strain Amerika, ada strain Saudi, saya tanya karena ini ada yang pulang umrah kira-kira akhir Maret," ungkap Khofifah.
"Kemudian adalagi strain Eropa misalnya."
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan banyaknya kasus baru di Surabaya tidak terlepas dari peningkatan pengetesan dan tracing atau pelacakan.