Breaking News:

Virus Corona

PSBB Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan Putuskan Bulan Juni Masa Transisi: Ada yang Masih Merah

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan diperpanjang selama Juni 2020.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Humas BNPB via Tribunnews.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Dalam Konferensi Pers di Gedung BNPN, Jakarta, Senin (25/5/2020). Anies menjelaskan skenario terbaik dan terburuk dari akhir PSBB tahap 3 di Ibu Kota. 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan diperpanjang selama Juni 2020.

Hal itu ia putuskan setelah melihat perkembangan kasus selama tiga bulan terakhir di DKI Jakarta.

Dilansir TribunWow.com, fase empat PSBB di DKI Jakarta ini akan menjadi masa transisi sebelum memasuki new normal.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan perpanjangan PSBB dan masa transisi selama bulan Juni, Kamis (4/6/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan perpanjangan PSBB dan masa transisi selama bulan Juni, Kamis (4/6/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

PSBB DKI Jakarta Segera Berakhir, Dikabarkan Terapkan Pembatasan Lokal Terhadap 62 RW, Ini Daftarnya

New normal disebut sebagai cara hidup baru setelah adanya pandemi Virus Corona (Covid-19).

Awalnya, ia memaparkan kondisi terkini DKI Jakarta setelah melakukan tiga tahap PSBB.

"Melihat hasil kerja jutaan orang di Jakarta yang sudah menghasilkan zona merah jadi hijau," kata Anies Baswedan, dalam tayangan Breaking News di Kompas TV, Kamis (4/6/2020).

Ia menyebutkan Jakarta masih akan memperpanjang PSBB dengan memulai transisi di beberapa sektor.

"Kami Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jakarta memutuskan untuk menetapkan status PSBB di DKI Jakarta diperpanjang dan menetapkan bulan Juni ini sebagai masa transisi," kata Anies.

Ia lalu memaparkan kondisi Jakarta saat ini masih belum memungkinkan untuk sepenuhnya mencabut PSBB.

"Secara umum sudah menjadi hijau-kuning, ada yang masih merah," ungkap Anies Baswedan.

"Karena itu kita masih berstatus PSBB, tapi di sisi lain kita sudah melakukan transisi," lanjutnya.

"Transisi dari ketika kita melakukan pembatasan sosial masif menuju kondisi aman, sehat, produktif," tambah Anies.

Menurut dia, PSBB di Jakarta sudah berjalan selama 13 minggu.

PSBB fase tambahan ini tidak akan mengubah protokol kesehatan yang sebelumnya sudah dianjurkan.

Kemungkinan Pemrov DKI Ganti PSBB dengan PSBL, Anies: Mulai Melakukan Transisi Menuju Normal Baru

Anies memaparkan PSBB kali ini juga menjadi masa edukasi bagi masyarakat agar tetap menerapkan protokol dengan ketat.

"Dalam masa transisi ini, kegiatan sosial ekonomi sudah bisa dilakukan secara bertahap dan ada batasan yang harus ditaati," ungkap Anies.

"Periode ini juga adalah periode edukasi, periode pembiasaan terhadap pola hidup sehat, pola hidup yang aman," jelasnya.

Ia menyebutkan sektor-sektor yang mulai dapat beroperasi kembali harus menaati protokol kesehatan.

Menurut Anies, belum semua sektor dapat dibuka dalam masa transisi ini.

"Fase pertama dimulai dengan melakukan pelonggaran hanya atas kegiatan yang memiliki manfaat besar dan efek risiko yang terkendali," paparnya.

Anies menerangkan bulan Juni ini menjadi fase pertama masa transisi.

Apabila sudah tidak ada lonjakan kasus dan sejumlah indikator lainnya menunjukkan kondisi stabil, maka fase kedua transisi akan dimulai.

"Apa itu fase kedua? Kelonggaran di bidang-bidang yang lebih luas lagi," jelas Anies Baswedan.

Bedakan New Normal dan PSBB, Mardani Ali Sera Gamblang Sebut Daerah Gelagapan: Saya Agak Khawatir

Simak videonya:

Epidemiolog Akui Tugas Anies Baswedan Tak Mudah

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengakui tugas berat yang diemban Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Seperti diketahui, Jakarta selesai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang bertujuan mencegah penularan virus.

Setelah itu, DKI Jakarta bersiap untuk beranjak ke new normal di mana kegiatan di sejumlah sektor sudah mulai dibuka kembali.

 Pakar Epidemiologi Sebut PSBL Harusnya Diterapkan di Seluruh Jakarta, Tak Hanya di Zona Merah

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono mengomentari bagaimana PSBB diterapkan selama ini dan dampaknya terhadap penurunan kasus.

Meskipun warga belum sepenuhnya patuh, Pandu Riono memuji jumlah masyarakat yang tetap tinggal di dalam rumah mencapai 60 persen.

Ia menjelaskan angka reproduksi kasus sudah menurun, tetapi belum mencapai target.

"Dari angka kasus dan angka reproduksinya sudah mencapai 1, tapi belum di bawah 1 yang kita harapkan," papar Pandu Riono, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Kamis (4/6/2020).

"Jadi kita harus seimbangkan antara kondisi yang aman dan melonggarkan untuk kegiatan ekonomi," lanjutnya.

Pandu Riono menyebutkan new normal harus diterapkan secara tegas di berbagai sektor yang sudah memulai kegiatannya.

Ia menambahkan pelaku ekonomi juga harus siap melakukan protokol kesehatan.

"Kalau memang mau ada usaha, usahanya itu diterapkan dengan cara yang betul-betul," jelas Pandu.

Pandu menekankan pentingnya memastikan tidak ada kerumunan yang dapat berpotensi menularkan virus dengan mudah.

"Semua penjaga menggunakan masker, banyak tempat cuci tangan, dan kerumunan itu betul-betul dijaga," tegas pakar Epidemiologi tersebut.

Pakar Epidemiologi Pandu Riono membahas PSBB DKI Jakarta yang selesai, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (4/6/2020).
Pakar Epidemiologi Pandu Riono membahas PSBB DKI Jakarta yang selesai, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (4/6/2020). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

 Luhut Binsar Pandjaitan Peringatkan Gelombang Kedua Corona: Kita Persulit Orang Datang ke Jakarta

Ia menyebutkan sanksi tegas perlu diterapkan bagi pemilik usaha yang melanggar protokol kesehatan.

Pandu menyarankan agar tidak segan menutup tempat usaha yang terbukti melanggar.

"Kalau ada pelanggaran, saya setuju tutup. Jangan dikasih toleransi," kata Pandu.

"Tapi jangan juga bisa dibuka lagi dengan mudah, dengan uang," lanjutnya.

Ia memahami bagaimana kebijakan dapat saling bertentangan di masa pandemi ini karena harus mempertimbangkan banyak aspek.

"Antara ekonomi dan ketegasan untuk menyelamatkan orang banyak supaya tidak terkena dan tidak meninggal," ungkap Pandu.

Pandu menambahkan bagaimana tugas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pasti berat.

"Saya kira Pak Anies mengalami tekanan yang luar biasa," paparnya.

"Di satu pihak masih di ambang antara aman dan tidak aman, tetapi juga dorongan dari banyak pihak untuk segera membuka," lanjut dia.

"Saya kira ini ujian yang luar biasa bagi kepemimpinan yang hari ini harus diputuskan," tambah Pandu. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
PSBBAnies BaswedanJakartaCovid-19Virus CoronaNew Normal
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved