Virus Corona
Luhut Binsar Pandjaitan Peringatkan Gelombang Kedua Corona: Kita Persulit Orang Datang ke Jakarta
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan soal gelombang kedua Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan soal gelombang kedua Virus Corona.
Hal itu diungkapkan Luhut Binsar Pandjaitan saat dialog daring dengan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) pada Senin (1/6/2020).
Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan soal gelombang dua Virus Corona meski ia menyebutkan data penyebaran Covid-19 di beberapa negara sudah turun.

• UPDATE Virus Corona di Indonesia Selasa 2 Juni 2020: 27.549 Kasus Positif, 7.935 Sembuh
"Jadi kalau bapak atau ibu lihat walaupun grafik sudah menunjukkan penurunan di beberapa negara, namun beberapa titik baru yang bermunculan dan riset menunjukkan adanya gelombang Corona di Covid-19," jelas Luhut seperti dikutip dari Kompas TV pada Selasa (2/6/2020).
Luhut mengatakan bahwa hal itulah yang menjadi dasar mengapa kembalinya pemudik ke ibu kota dipersulit.
Apalagi ada pusat penyebaran baru di Jawa Timur.
"Itu sebabnya kalau Bapak Ibu lihat pemerintah sangat berhati-hati seperti orang kembali mudik."
"Kita persulit untuk datang ke Jakarta karena ada episentrum baru di Jawa Timur nah ini tujuannya di sana," terang Luhut.
• Pemudik Tanpa SIKM Berhasil Masuk DKI, Wagub Singgung Imbauan Luhut Binsar: Bukannya Tak Menolerir
Dalam kesempatan itu, Luhut mengatakan pemerintah bukan bermaksud tidak konsisten dalam mengatasi Covid-19.
Pemerintah hanya bertindak berdasarkan data yang terus berubah.
"Jadi kalau kita dibilang seperti berubah-ubah tidak berubah-ubah karena memang dinamika."
"Berkali-kali saya sampaikan di publik dinamikan dari pada Covid-19 ini memang sangat tinggi," ucap Menteri 72 tahun ini.
Lihat videonya mulai menit ke-00:58:
Kritikan Pakar UI pada New Normal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui akan menerapkan tatanan baru new normal.