Breaking News:

Terkini Nasional

Luhut Pandjaitan Sebut Hilirisasi Minerba Bisa Pulihkan Ekonomi Pasca-pandemi, Siapkan 500 TKA China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa hilirisasi minerba dapat membantu pemulihan ekonomi.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
(Humas Kemenko Maritim dan Investasi)
Menko Maritim dan Investasi, Luhut B Pandjaitan mengadakan Coffee Morning bersama sejumlah awak media nasional dan luar negeri, di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (17/1/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa hilirisasi minerba dapat membantu pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Oleh sebab itu, ia mendorong agar pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang tersebut terus ditingkatkan.

Karena beberapa tahun mendatang, Indonesia akan menjadi pemasok bahan tambang utama selepas negara lain kehabisan bahan baku.

Luhut Tantang Para Pengkritik terkait Utang Negara: Enggak Usah Ngomong di TV, Ketemu Saya Sini

Di sisi lain, Luhut juga meminta pemerintah untuk menyusun protokol new normal bagi pelaku usaha industri agar tidak ada kesimpang siuran informasi.

Dilansir Kompas.com, Kamis (4/6/2020), Luhut menyebutkan telah membangun industri nikel untuk menunjang perekonomian bangsa di Morowali, Konawe dan Weda Bay.

Menurut Luhut, sektor ini menjadi satu diantara sektor usaha yang dapat mendongkrak keterpurukan ekonomi setelah dilanda pandemi Virus Corona.

"Salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam skenario pemulihan ekonomi di Indonesia pasca pandemi adalah hilirisasi minerba," kata Luhut, Rabu (3/6/2020).

Namun, Luhut memaparkan bahwa saat ini sektor industri tersebut kekurangan tenaga kerja yang memiliki kompetensi pendidikan sarjana atau diploma bidang teknik.

"Saya melihat ada tantangan dalam mengembangkan industri ini, yaitu kurangnya tenaga kerja lulusan sarjana dan diploma dalam bidang teknik," lanjutnya.

Agar Industri tersebut dapat semakin berkembang ke depannya, Luhut mengimbau agar seluruh pihak berperan aktif untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa koordinasi antara kementerian dan pihak swasta terkait sangat diperlukan untuk menyusun kebijakan dan program pengembangan studi, serta kurikulum pendidikan terkait industri minerba tersebut.

Menurut Luhut, upaya tersebut perlu dilakukan untuk mempersiapkan masa depan generasi muda dan sebagai rintisan kebangkitan industri di Indonesia.

"Karena saya belajar dari pengalaman saya mendirikan IT DEL bersama istri saya, membangun institusi pendidikan tidaklah mudah tanpa dukungan dari pemerintah dan pihak swasta," ujar Luhut.

"Kepada semua K/L, saya berharap ada kepaduan dalam merumuskan kebijakan ini. Demi masa depan terbaik generasi penerus Ibu Pertiwi serta tanda keberlanjutan era kebangkitan Industri di Indonesia," imbuhnya.

Menurut riset yang telah dilakukan, Luhut menerangkan bahwa dalam dua tahun ke depan, Indonesia akan menjadi sumber utama bahan nikel yang digunakan untuk pengembangan baterai lithium.

Pasalnya, FIlipina yang saat ini masih menjadi pemasok nikel nomor dua setelah Indonesia akan segera kehabisan bahan.

Sementara cadangan mineral di negara lain seperti Malaysia dan Vietnam tidak sebanyak yang dimiliki Indonesia.

"Negara lain akan tergantung dengan kita. Saat ini kita memainkan gendangnya. Karena itu kita akan segera mendorong transfer teknologinya," jelasnya.

Oleh karenanya, Luhut meminta agar kementerian kesehatan dan pemerintah pusat segera merumuskan protokol kesehatan untuk bidang industri.

Terutama di masa transisi new normal agar kegiatan industri dan pertambangan dapat segera berjalan kembali untuk mengejar ketertinggalan.

"Di bawah, para pelaku industri banyak yang bingung karena informasi yang ada banyak yang berbeda. Saya sarankan Kemenkes dan satgas me-lead ini, disamakan, tapi tanpa mengubah spesifik-spesifik di industri-industri tersebut," ujar Luhut.

"Yang penting yang tiga. Jaga jarak, masker dan cuci tangan. Itu soal kecil, tapi kalau kita lakukan dampaknya besar karena menyangkut kepada protokol kesehatan," tandasnya.

Bahas Persiapan New Normal, Luhut Binsar Pandjaitan: Asyik Mengkritik Saja, Enggak Ada Gunanya

Peran 500 TKA China Untuk Hilirisasi Minerba

Kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China, disebut perlu demi mempercepat pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Para TKA tersebut dipastikan tidak akan mengurangi kesempatan tenaga kerja lokal untuk mendapatkan pekerjaan.

Namun malah dapat menyerap tenaga kerja secara lebih masif jika proses konstruksi tersebut telah selesai.

Dilansir Kompas.com, Kamis (28/5/2020), hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi.

Ia menyebutkan bahwa para TKA tersebut akan sangat dibutuhkan untuk membantu upaya hilirisasi tambang.

Jodi juga mengungkapkan bahwa 500 TKA tersebut akan didatangkan sekitar bulan Juni atau Juli 2020.

Tujuannya adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) yang masih belum dimiliki Indonesia.

Melalui keterangan tertulis, Jodi juga menyebutkan bahwa teknologi RKEF tersebut dapat menghemat biaya pembangunan smelter.

Selain itu, juga dapat diselesaikan secara cepat dengan memeprhatikan faktor lingkungan.

"Saya akan bicara apa adanya saja. Rencana kehadiran 500 TKA China sekitar akhir Juni atau awal Juli adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari China," ungkap Jodi.

Untuk alasan diperlukannya TKA tesebut, Jodi berdalih bahwa mereka hanyalah bagian dari tim konstruksi.

Mereka akan kembali ke negara asalnya setelah smelter nikel baru tersebut sudah selesai dibuat.

Sehingga tenaga kerja lokal akan mendapat lapangan kerja baru untuk mengoperasikan smelter tersebut.

"Kenapa butuh TKA dimaksud? Karena mereka bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter dimaksud," ujar Jodi.

"Saya yakin jika proses pembangunan smelter yang baru sudah selesai jumlahnya pun akan turun," lanjutnya.

Jodi lalu mengungkapkan bahwa hal yang sama juga sudah diterapkan PT Indonesia Morowali Indsutrial Park (IMIP).

Dimana jumlah tenaga lokal mencapai 39.500 orang, sementara TKA China yang bekerja di tempat tersebut hanya berjumlah 12 persen atau sekitar 5.500 orang.

Sedangkan untuk kawasan Industri Virtue Dragon di Konawe, tenaga kerja lokal yang bekerja sebanyak 11.084 orang dan TKA China sebanyak 706 orang.

"Jadi kalau nambah 500 TKA (di Konawe) untuk mempercepat progres konstruksi agar cepat beroperasi sehingga tenaga kerja lokal bisa lebih banyak diserap, apakah hal itu suatu yang salah?," tanya Jodi. (TribunWow.com/Via)

Artikel ini merupakan olahan dari Kompas.com dengan judul "Luhut: Pasca Pandemi, Pemerintah Fokus Hilirisasi Minerba ", "Luhut Minta Menkes Pelopori Protokol untuk Pelaku Usaha Jelang New Normal ", dan "Jubir Luhut: 500 TKA China Dibutuhkan untuk Mempercepat Pembangunan Smelter"

Sumber: Kompas.com
Tags:
MinerbaLuhut Binsar PandjaitanCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved