Terkini Nasional
Luhut Pandjaitan Sebut Hilirisasi Minerba Bisa Pulihkan Ekonomi Pasca-pandemi, Siapkan 500 TKA China
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa hilirisasi minerba dapat membantu pemulihan ekonomi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Pasalnya, FIlipina yang saat ini masih menjadi pemasok nikel nomor dua setelah Indonesia akan segera kehabisan bahan.
Sementara cadangan mineral di negara lain seperti Malaysia dan Vietnam tidak sebanyak yang dimiliki Indonesia.
"Negara lain akan tergantung dengan kita. Saat ini kita memainkan gendangnya. Karena itu kita akan segera mendorong transfer teknologinya," jelasnya.
Oleh karenanya, Luhut meminta agar kementerian kesehatan dan pemerintah pusat segera merumuskan protokol kesehatan untuk bidang industri.
Terutama di masa transisi new normal agar kegiatan industri dan pertambangan dapat segera berjalan kembali untuk mengejar ketertinggalan.
"Di bawah, para pelaku industri banyak yang bingung karena informasi yang ada banyak yang berbeda. Saya sarankan Kemenkes dan satgas me-lead ini, disamakan, tapi tanpa mengubah spesifik-spesifik di industri-industri tersebut," ujar Luhut.
"Yang penting yang tiga. Jaga jarak, masker dan cuci tangan. Itu soal kecil, tapi kalau kita lakukan dampaknya besar karena menyangkut kepada protokol kesehatan," tandasnya.
• Bahas Persiapan New Normal, Luhut Binsar Pandjaitan: Asyik Mengkritik Saja, Enggak Ada Gunanya
Peran 500 TKA China Untuk Hilirisasi Minerba
Kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China, disebut perlu demi mempercepat pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Para TKA tersebut dipastikan tidak akan mengurangi kesempatan tenaga kerja lokal untuk mendapatkan pekerjaan.
Namun malah dapat menyerap tenaga kerja secara lebih masif jika proses konstruksi tersebut telah selesai.
Dilansir Kompas.com, Kamis (28/5/2020), hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi.
Ia menyebutkan bahwa para TKA tersebut akan sangat dibutuhkan untuk membantu upaya hilirisasi tambang.
Jodi juga mengungkapkan bahwa 500 TKA tersebut akan didatangkan sekitar bulan Juni atau Juli 2020.
Tujuannya adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) yang masih belum dimiliki Indonesia.