Breaking News:

Virus Corona

Jokowi Targetkan Uji Spesimen 20 Ribu per Hari, Menko PMK: Ada Rekrutmen Sukarelawan Besar-besaran

Pemerintah saat ini tengah mempercepat tes uji spesimen untuk mendeteksi Virus Corona. Menko PMK mengatakan akan melakukan perekrutan relawan.

Penulis: Vintoko
Editor: Atri Wahyu Mukti
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, saat ditemui di Kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah tengah mempercepat tes uji spesimen untuk mendeteksi Virus Corona.

Hal itu disampaikan Muhadjir Effendy seusai rapat terbatas (ratas) penananganan Covid-19, Kamis (4/6/2020).

Muhadjir Effendy mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan agar ada peningkatan target dalam melakukan pengujian spesimen.

Berkaca dari Jokowi Blokir Internet Papua, Refly Harun Minta Warganet Tanggung Jawab saat Mengkritik

Jokowi, kata dia, meminta ada peningkatan target sebanyak 20 ribu spesimen per harinya.

Berdasarkan perhitungan presiden dengan 120 alat uji yang ada sekarang ini, seharusnya uji spesimen bisa dilakukan 30 ribu per hari.

"Tapi Presiden meminta supaya ada peningkatan target, yaitu menjadi 20 ribu per hari. Bahkan beliau sudah menyampaikan mestinya dengan peralatan yang sekarang jumlahnya 120 unit yang tersebar di seluruh Indonesia, mestinya menurut perhitungan beliau bisa mencapai 30 ribu,” jelas Muhadjir seperti dikutip TribunWow.com dari laman setkab.go.id, Kamis (4/6/2020).

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Ketua Gugus Tugas dan Kementerian Kesehatan untuk mencapai target dari presiden.

Bukan Jakarta, Jokowi Minta Gugus Tugas Fokus pada 3 Provinsi dengan Angka Penyebaran Corona Tinggi

Oleh karena itu, Muhadjir mengungkapkan bahwa untuk mencapai target harus dibantu dengan sukarelawan.

Sukarelawan, kata dia, dapat membantu tracing yang lebih masif.

Muhadjir menegaskan rencana untuk merekrut relawan sudah disetujui oleh Jokowi.

“Terutama mahasiswa S2 dari jurusan biologi molekuler, kemudian jurusan keperawatan, kebidanan, dan juga jurusan kesehatan masyarakat. Jadi Bapak Presiden menyetujui untuk segera melakukan rekrutmen sukarelawan besar-besaran, karena juga untuk kerja secara sif (bergantian), karena selama ini keterbatasan jumlah relawan ini membikin tidak bisa maksimal,” kata dia.

Terkait permasalahan satu data untuk percepatan penanganan Covid-19 yang harus diperbaiki, Muhadjir menyampaikan bahwa Jokowi telah memerintahkan pada jajaran Gugus Tugas dan Kemenko PMK untuk segera memperbaiki menyempurnakan data.

“Manajemen pelaporan harus se-real time mungkin dari berbagai sumber untuk kebutuhan pengambilan keputusan dan satu pintu. Jadi ini akan kita terus benahi masalah data ini dan tentu saja butuh waktu,” imbuh dia.

Data pasien, kata dia, harus tetap dilindungi sesuai dengan undang-undang, tetapi dapat dianalisis dengan cepat untuk pengambilan keputusan.

“Jadi Bapak Presiden tetap meminta agar supaya ada perlindungan data terhadap pasien, terutama hak privasi dari pasien"

"Kemudian tim gugus tugas dan semua pihak agar membantu konsentrasi penanganan tiga provinsi, tiga provinsi yang Bapak Presiden meminta, memerintahkan untuk mendapatkan perhatian, yaitu satu, Provinsi Jawa Timur, dua Provinsi Kalimantan Selatan, dan yang ketiga adalah Provinsi Sulawesi Selatan,” jelasnya.

Tanggapi soal Jokowi dan Menkominfo Dinyatakan Melanggar Hukum, Refly Harun: Kita akan Klepek-klepek

Sebelumnya, Jokowi meminta pengujian spesimen ditingkatkan targetnya dan pelacakan dilakukan lebih agresif dengan menggunakan teknologi.

Pasalnya, target sebelumnya yakni 10 ribu spesimen per hari berhasil terlampaui.

Jokowi lantas menginstruksikan jajaran kabinetnya untuk bisa melakukan uji spesimen hingga 20 ribu per hari.

"Saya harapkan target berikutnya, ke depan adalah 20 ribu per hari. Ini harus mulai kita rancang menuju ke sana," ujar Presiden dalam rapat terbatas, Kamis, (4/6/2020) seperti dikutip dari laman yang sama.

Selain itu, Jokowi juga meminta untuk pelacakan secara agresif.

“Dilakukan lebih agresif lagi dengan menggunakan bantuan sistem teknologi telekomunikasi, bukan dilakukan dengan cara-cara konvensional lagi,” imbuh Jokowi.

Jokowi lantas mencontohkan beberapa negara lain, seperti di Selandia Baru yang menggunakan digital diary.

“Kemudian Korea Selatan juga mengembangkan mobile GPS untuk data-data sehingga pelacakan itu lebih termonitor dengan baik,” pungkas dia.

(TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiCovid-19Joko WidodoVirus CoronaMuhadjir Effendy
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved