Demo Meninggalnya George Floyd
Ayah Pria Bertato Indonesia yang Viral Demo di AS Kini Minta Maaf: Kami Tidak Sembunyi atau Menutupi
Ayah Rainey, Lindy Backues atau Kang Jaja meminta maaf atas nama keluarganya, setelah foto sang anak saat demo kematian George Floyd viral.
Penulis: Laila N
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Beberapa waktu lalu, sebuah foto pria bertato peta Indonesia ikut dalam aksi demonstrasi di Amerika Serikat viral di media sosial.
Pria dalam demo membela George Floyd itu kemudian diketahui sebagai Rainey Arthur Backues, atau kerap disapa Dika.
Lantaran foto sang anak menjadi sorotan dunia, ayah Rainey, Lindy Backues atau Kang Jaja meminta maaf atas nama keluarganya.

• Sosok Pria Bertato Peta Indonesia yang Viral Ikut Rusuh Demo George Floyd di AS, Kini Minta Maaf
Dilansir TribunWow.com dari akun Instagram voaindonesia, Kamis (4/6/2020), Jaja menyebut anaknya saat itu ikut terbawa emosi massa.
"Salah satu hobinya dari Rainey atau Dika itu adalah fotografi," ujar Jaja.
"Dia tidak terlibat dalam kerusuhan atau apa, karena itu bukan niatnya dan minatnya," sambung dia.
Jaja menyebut, saat aksi demonstrasi, sang anak awalnya memfoto kondisi demo.
Namun lambat laun ia ikut terbawa emosi para demonstran.
"Dia di sana foto-foto, ketemu beberapa orang, dan mereka sudah mulai mengeluh," ungkap Jaja.
"Apalagi Dika pernah mengalami oknum-oknum polisi yang pernah agak berlebihan di Philadelphia ini."
"Terus terang, dia bilang emosinya mulai terbawa arus," imbuh Jaja.
Lebih lanjut, Jaja mengaku tidak membenarkan aksi perusakan yang dilakukan putranya.
"Saya tidak mengokekan, mengesahkan, apa yang dilakukan anak saya," ucapnya.
"Dia lakukan sesuatu yang tidak baik, dan kita siap terima konsekuensinya."
"Bukan di Indonesia, karena dia bukan orang Indonesia, dia warga negara Amerika, ini terjadi di sini."
Jaja meminta masyarakat tidak salah tafsir atas apa yang dilakukan Rainey, dengan menganggapnya bertujuan mencemarkan nama baik Indonesia.
"Jangan salah tafsir bahwa dia lakukan lebih dari apa yang dia lakukan, bahwa dia ada niatnya mencemarkan nama baik Indonesia," katanya.
Jaja menyebut saat ini Rainey sedang putus asa dengan keadaan di Amerika Serikat.
Sehingga ia melakukan hal yang sama seperti kebanyakan pemuda di AS.
"Apalagi sekarang ini dia salah ditafsir kelakukannya," tutur Jaja.
"Ada banyak orang, katanya di media sosial yang sampai mau main hakim 'Dia semestinya dihukum mati'."
"Bukan saya mau kurang baik, tapi jangan sampai kita sok suci."
"Sebagian dari tugas saya adalah untuk memang dia diluruskan jalannya."
"Tapi saya juga harus menyegarkan dan membesarkan hati dia, karena dia agak down sekarang ini," tambah Jaja.
Lebih lanjut, Jaja mengungkapkan penyesalan keluarganya.
"Karena kami sekeluarga membawa nama Indonesia, kami bertanggung jawab," ujarnya.
"Kami tidak bersembunyi, kami tidak menutupnya, kami manusia yang belum sempurna, tolong dimaafkan," pungkas dia.
• Kerap Beri Makan Polisi, Pria Kulit Hitam Tewas Tertembak saat Demo di AS, Mayatnya Dibiarkan 12 Jam
Pengakuan Rainey
Melalui akun Instagramnya @rainsfordthegreat, Rainey menjelaskan apa yang terjadi saat kerusuhan, dan meminta maaf.
"Anda mungkin mengenali saya dari beberapa foto yang beredar di media sosial dalam beberapa jam terakhir. Jika Anda mengenal saya secara pribadi, Anda akan tahu bahwa apa yang diwakili di sana sangat berbeda dengan saya," tulis akun tersebut pada Senin (1/6/2020).
Ia mengaku pergi naik sepeda melalui Center City sebelum ikut protes.
Awalnya, ia mengunggah foto tersebut untuk mendokumentasikan bagi orang-orang yang tidak ke luar rumah.
"Ini membantu menjelaskan mengapa saya tidak menutupi identitas saya di foto," tambahnya.
Kemudian, ia mulai merasakan kemarahan atas kematian George Floyd.
Bahkan ia merasa sakit hati atas ketidakadilan yang kerap ditujukan kepada orang kulit berwarna, termasuk dirinya sendiri.
"Namun, saya sekarang menyesal bahwa kemarahan dan dorongan saya yang dibenarkan untuk tidak tinggal diam terlalu cepat berubah menjadi gerakan untuk menghancurkan properti," tegasnya.
Selain mengakui kejadian dalam foto tersebut, ia juga meminta maaf kepada gerakan Black Lives Matter serta komunitas masyarakat Indonesia yang berada di Philadelphia.
• Momen 30 Menit Terakhir Kematian George Floyd, Dituduh Pemalsuan Uang hingga Teriakan Minta Tolong
Ia juga memberikan keterangan soal tato pulau Indonesia yang dipertanyakan warganet.
"Karena salah satu tato saya menunjukkan pulau-pulau Indonesia (saya adalah warga negara AS yang dinaturalisasi, tetapi saya lahir di Pulau Jawa)," ujarnya.
Ia juga mengatakan tak menjarah dan tak membawa pulang barang seperti sneakers yang dituduhkan warganet.
Ia menambahkan, jalanan yang tertangkap kamera dalam fotonya sudah dipenuhi dengan pakaian dan sepatu.
"Sekali lagi, saya meminta maaf kepada semua komunitas yang telah terkena dampak negatif dan dipermalukan. Saya bersedia bertanggung jawab penuh atas tindakan saya. Saya telah belajar banyak dari kejadian ini," tegasnya.

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Tribunnews.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pengakuan Pria Bertato Peta Indonesia yang Ikut Kerusuhan: Saya Warga Negara AS yang Dinaturalisasi "