Virus Corona
Petugas Medis Covid-19 di Sragen Dapat Teror, dr Windu: Ketakutan, Saya Kesulitan untuk Memerintah
Kepala UPTD Puskesmas Kedawung II, dr Windu Nugroho mengakui bahwa pihaknya mendapatkan ancaman saat menjalankan tugas dalam penanganan Virus Corona.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kepala UPTD Puskesmas Kedawung II, dr Windu Nugroho mengakui bahwa seorang perawat di tempatnya mendapatkan ancaman saat menjalankan tugas dalam penanganan Virus Corona.
Diketahui sebelumnya, seorang petugas medis di Sragen, Jawa Tengah sempat medapatkan ancaman dari oknum yang mengatasnamakan koordinator satu di antara pondok Pesantren.
Oknum tersebut melancarkan teror dan intimidasi seorang tenaga medis perempuan yang bertugas di UPTD Puskesmas Kecamatan Kedawung II pada Jumat, 29 Mei 2020.

• Bisakah AC Jadi Sarana Penularan Virus Corona? Simak Penjelasan Berikut
Melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Selasa (2/6/2020), dr Windu Nugroho turut menanggapi hal tersebut.
dr Windu Nugroho menjelaskan bahwa pihaknya merasa tak nyaman setelah mendapatkan ancaman tersebut.
Oleh karena itu, dr Windu Nugroho berharap pihak yang berwenang segera menindak lanjuti kasus teror dan instimidasi yang dialami petugasnya.
"Kita bekerja enggak nyaman, harapan kami ya pelaku bisa ditemukan sehingga bisa diklarifikasi apa yang salah dari kami, sekiranya bisa untuk perbaikan kami kedepannya," ujar dr Windu Nugroho.
"Tapi kalau tidak ditemukan ya kita tentunya was-was, nanti kita bekerja juga tidak nyaman, apalagi teman-teman yang di lapangan itu," imbuhnya.
Tak hanya itu saja, Dr Windu Nugroho juga mengungkapkan bahwa ia kesulitan memberikan perintah pada petugasnya.
Pasalnya, para petugas yang mendapatkan ancaman mengaku takut untuk melaksanakan tugas dalam penanganan Virus Corona.
• Ketahui Gejala Virus Ebola: Demam dan Nyeri Persendian hingga Diare dan Muntah
"Tentunya kita juga kesulitan, kita memerintah untuk melaksanakan tugas, teman-teman ada rasa ketakutan kan saya juga kesulitan untuk memerintah," kata dr Windu Nugroho.
Meski tak mengetahui secara detail, dr Windu Nugroho menegaskan bahwa ancaman tersebut merupakan kali pertama.
Padahal menurut dr Windu Nugroho, pihaknya sudah melakukan prosedur penanganan Virus Corona dengan baik.
Namun, masih saja ada oknum yang tak suka hingga tak segan memberikan ancaman pada petugas medis Virus Corona.
"Itu sebenarnya untuk pastinya kita enggak tahu, penanganan Covid-19 ini kan sudah berjalan cukup lama," ujar dr Windu Nugroho.
"Dan yang wilayah kami ada tiga kasus posuitif swab, awal dua di desa lain, dua kita tangani juga, prosedurnya sama," imbuhnya.
"Berdasarkan yang terakhir ini juga sama, tapi kok tiba-tiba kita dapat ancaman," tandasnya.
Lihat videonya:
• Mengenal Ebola, Virus yang Kembali Muncul di Kongo, Bagaimana Penyebarannya?
Bupati Sragen Minta Diusut
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meminta polisi mengusut secara tuntas kasus ancaman serta intimidasi melalui pesan WhatsApp terhadap perawat Puskesmas Kedawung usai memeriksa pasien Covid-19.
"Kami dampingi lapor ke yang berwajib supaya ditindaklanjuti penyelidikan lebih lanjut,"kata perempuan yang akrab disapa Yuni saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).
Yuni menyampaikan kasus perawat Puskesmas yang mendapat ancaman intimidasi saat menjalankan tugasnya tersebut baru pertama kali terjadi di Sragen.
• Mal Masih Buka Meski Surabaya Jadi Daerah Corona Terbanyak di Jatim, Khofifah: Itu Kewenangan Kota
• Dua Bayi yang Baru Dilahirkan Positif Corona, Terpapar oleh sang Ibu, Jadi Fenomena Baru di Kalsel
Meski demikian, Yuni berharap dengan adanya penanganan serius dengan melibatkan semua unsur, kasus serupa tidak lagi terulang.
Bahkan, jelas Yuni, Pemerintah Kabupaten Sragen akan terus mengawal kasus ini sampai selesai.
"Kita jaga bersama. Ini tanggung jawab kami," ungkap dia.
Menurut Yuni, perawat yang mendapat ancaman intimidasi tetap masuk kerja.
Tidak ada alasan untuk takut dengan ancaman itu karena pemerintah hadir untuk bersama menyelesaikan kasus tersebut.
Yuni menegaskan pendampingan terus dilakukan kepada petugas medis yang melaksanakan tugas dalam penanganan Covid-19.
• Dapat Obat Herbal dari China, Gubernur Maluku Klaim Manjur untuk Corona: Sembuhkan Pasien di Wuhan
Pemerintah Kabupaten Sragen juga memastikan penanganan Covid-19 yang selama ini dilaksanakan sudah sesuai dengan prosedur dan tidak diskriminasi.
"Ada tidak ada ancaman, pendampingan selalu kami lakukan. Petugas medis tidak mungkin bekerja sendiri, camat, Kapolsek dan Danramil siap mendampingi. Mereka semua masuk dalam gugus tugas Covid-19," ungkap Yuni.
Lebih jauh Yuni mengimbau kepada masyarakat Sragen yang mengikuti rapid test dan hasilnya reaktif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan swab tenggorokan menggunakan metode PCR.
Kalau hasil swab dinyatakan positif, masyarakat harus mengikuti prosedur tetap yang telah dianjurkan pemerintah dengan melaksanakan karantina.
"Kalau (swab) positif kemudian kita biarkan pulang itu nanti meresahkan masyarakat. Kemudian kita tidak akan mudah mengawasi. Tapi kalau kita karantina dalam satu tempat akan mudah kita awasi," terang dia.
• Singgung Padatnya Surabaya, Risma Sebut Berkejaran Waktu dengan Corona: Kalau Kita Delay Satu Minggu
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif terhadap tenaga medis yang menangani Covid-19.
Hal ini menyusul adanya laporan terkait seorang perawat di Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen, yang mendapat ancaman serta intimidasi melalui pesan WhatsApp usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien Covid-19.
"Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini. Ketika semua sudah dilakukan sesuai prosedur tolong jangan ada yang aneh-aneh."
"Kita lagi dalam kondisi sulit. Maka saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini. Diperiksa saja," kata Ganjar di Semarang, Minggu (31/5/2020). (TribunWow.com/Khistian)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bupati Sragen Minta Polisi Usut Kasus Perawat Dintimidasi Usai Periksa Pasien Covid-19